"Foto dulu, cheeez! Eh, lo geser kirian dikit, dong,"katanya penuh semangat. Memastikan Lord masuk ke dalam frame buatan tangannya bersama Inge dan Anyeong. "Senyum, senyum!"
Sebelum kepalanya makin sakit mendengar ocehan lelaki itu, Lord menjalankan kursi rodanya dan berhenti tepat di sebelah Romeo.
"Apa?" tanya lelaki itu kebingungan karena Lord hanya menatapnya tanpa bicara.
Dug!
"Anjir!" umpat Romeo kesakitan saat Lord menendang lututnya. "Lo cuma pura-pura lumpuh, ya? Main tendang aja, dikira kaki gue samsak, apa?"
"Makanya jangan banyak cincong. Tong kosong berbunyi nyaring. Biasanya tipe cowok banyak omong kayak lo ini, otaknya kosong. Alias bego, alias bodoh." Lord tak berhenti mencacinya.
Walau baru kali pertama bertemu, ia tidak terlihat sungkan memaki lelaki itu. "Jadi daripapada omongan lo tuh nggak ada guna, mendingan lo diem daripada keliatan begonya."
"Gaya banget, cih.. Hebatnya dia apa, emang? Kalo aja dia normal kek yang lain, udah gua ajakin duel atau smackdown dah," batin Romeo mencoba bersabar dan mengalah.
Daripada makin kesal, ia mengalihkan fokusnya ke Inge lagi. "Jadi boleh kenalan, nggak, nih?" katanya sembari mengulurkan tangan.
Diam-diam Lord tersenyum. Terbayang apa yang akan terjadi pada Romeo jika keduanya benar-benar bersalaman. Malapetaka apa yang bakal menimpa lelaki itu?
Meski belum tahu bagaimana detail kemampuan Inge, tapi Lord tentu menyadari keistimewaan gadis itu. Dia bukan gadis biasa. Apa sesuatu yang buruk akan selalu terjadi pada seseorang yang diajak gadis itu bersalaman?
Namun sepertinya Tuhan masih melindungi Romeo. Gadis berambut panjang yang memiliki body bak model itu, melangkah tergesa-gesa menyenggol bahu Romeo, kemudian berdiri menghadang melindungi Inge.
"Dia ini cowok mesum, mending lo nggak usah deket-deket dia." Ruth memperingati serius. Terlihat galak namun sikapnya terasa seperti kakak perempuan yang berusaha melindungi adiknya.
Kesalahpahaman itu terjadi ketika beberapa saat yang lalu, Romeo tanpa sengaja melihat sepasang mata yang mengawasi gerak-geriknya di balik semak-semak. Walau belum mengetahui seperti apa rupanya, tapi Romeo yakin jika sosok yang bersembunyi itu adalah seseorang gadis.
Niatnya cuma sekedar menyapa, namun Romeo tidak pernah menduga gadis itu akan berteriak histeris hingga membuat orang-orang berdatangan dan mengeroyokinya.
"Untung aja gue kagak sampe mati," sindir Romeo sembari melirik Adinda yang tak berani menatapnya.
"Lebay amat, lo! Bonyok aja kagak, mana mungkin is dead." Ruth menimpali jengkel. "Tapi iya, aneh juga, loh. Dia digebukin sama warga, tapi keliatan baik-baik aja."
"Masih tetep ganteng, mempesona dan menawan, kan?" Romeo menyisir rambut tebalnya dengan jari-jari tangan kemudian kembali menatap Inge. "Jadi gimana? Kapan kita resmiin, nih?"
"Minta diresmiin jadi babu lo, maksudnya," timpal Ruth sembari menepis tangan Romeo yang terjulur. "Masih mending sama cowok tulang lunak ini, daripada sama si mesum."
Gadis itu menunjuk Romeo dengan galak lalu mengarahkan telunjuknya ke Eros yang hanya bisa menghela napas panjang melihat keakraban para targetnya.
Akrab pale lu, Ros!
"Pucing pala barbie.. Belum genap tujuh orang, belum ada sehari, pala gue rasanya mo meledak, Cyinn.. "
Mata bulat Inge tampak makin melebar saat ia melihat gerak-gerik Eros yang jauh dari imajinasinya. Badan kekar berotot, mata tajam yang cukup membuat para gadis histeris walau hanya sekedar mengedip genit, dan jangan lupakan kulit putih serta bibirnya yang berwarna merah alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOADING ERROR
RandomEros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya. . Malangnya, ia mengalami...
TANGIS
Mulai dari awal
