42. Kekecewaan Raid

Start from the beginning
                                    

Aysha memegang kepalanya yang semakin terasa pusing. Tubuhnya mendadak lemas, penyakitnya memang sudah sembuh sejak lama. Tapi dipaksa untuk memikirkan hal berat kembali membuat pikirannya menjadi kacau.

Aysha pingsan.

"AYSHA!! SAYANG, KAMU KENAPA?" khawatir Raid saat melihat tubuh istrinya terjatuh di bahunya. Lelaki itu menepuk-nepuk pipi Aysha supaya ia tersadar.

"Navira!" panggil Raid.

Navira mendekat bersama Irsan "Tolong bawa Aysha pulang dulu. Biarkan dia istirahat, aku akan mengurus yang di sini," titah Raid.

Navira mengangguk, ia pun mengambil alih tubuh kakak iparnya dibantu oleh Irsan. Mereka berdua pulang ke rumah dan membawa Aysha.

Bersamaan dengan mobil ambulance datang, tubuh Abraham di bawa ke rumah sakit. Florence turut masuk membersamai suaminya, sedangkan Ezar mencari anak dan istrinya di balik kerumunan lantas membawanya bersama menuju rumah sakit.

"Abi kenapa, Ummi? Kenapa Abi nangis?" tanya Farhana yang terus memeluk tubuh Haura. Gadis cilik itu merasa sangat ketakutan dan khawatir terhadap kondisi ayahnya yang begitu terlihat sedih.

Haura mendekap kedua putra-putrinya, mereka masih sangat kecil untuk mengerti kejadian ini.

Elea dan Rio berjalan mendekati Raid di antara sesaknya kerumunan warga akibat kecelakaan ini. Wanita berambut pirang itu menyentuh pundak Raid membuatnya menolehkan kepala.

"Ikut gue, kita ke kantor polisi. Tante Riani udah dibawa ke sana" ajak Elea. Raid menatap wanita itu dengan tatapan tak suka.

Elea mengerutkan keningnya "Apa? Gak suka sama gue? Gak suka aja" celetuk Elea santai. Ia pun berjalan lebih dulu menuju mobilnya bersama Rio diikuti Raid di belakang mereka.

Raid harus berdamai dengan egonya sendiri. Elea berani meminta polisi untuk menangkap ibunya. Itu berarti, Elea punya bukti kuat atas hal itu.

Mereka sampai di kantor polisi. Riani sudah dimasukkan ke dalam jeruji besi untuk tahanan sementara. Wanita tua itu berteriak histeris memanggil putranya sambil menangis pilu.

"RAIDDD ... TOLONGIN MAMA, NAK. MAMA TIDAK BERSALAH" Raid mendekat kepada ibunya, lelaki itu menggenggam tangan ibunya dengan erat. Berusaha untuk menyalurkan kenyamanan supaya ibunya bisa tenang.

"Carikan mama, pengacara terbaik kenalan kamu, Nak. Mama gak mau berada di dalam sini, mama mohon, Raid" Tangisnya pecah seketika. Membuat Raid semakin sedih melihat keadaan ibunya.

Elea tersenyum sinis sambil bersidekap dada "Drama" sindirnya halus.

"Iya Mah, iya ... Raid akan keluarin mama dari sini, Mama yang sabar ya, Mah" ujar Raid.

"Cuih ... repot-repot banget pake nyariin pengacara segala. Gausah sidang juga, langsung masukin ke penjara tetap aja, masuk haha. Ya gak, Sayang" ujarnya beralih menatap wajah Rio yang berada di sampingnya dengan mentertawakan Riani.

Riani menatap Elea dengan sorot mata tajam "Kamu!! Kamu yang jahat! Kamu jahat, saya tidak suka kamu!!" teriak Riani menunjuk-nunjuk wajah Elea.

"Dia jahat Raid! Wanita itu jahatt!!" lanjut Riani.

Elea tak bergeming "Otw gila, apa gimana itu sih, Sayang" tanyanya apa Rio. Rio terkekeh mengelus-elus bahu Elea "Gak otw, emang udah gila itu mah, Sayang" bisik Rio di telinga istrinya.

Beberapa saat kemudian, seorang laki-laki berseragam polisi mendekati mereka. "Permisi Tuan Raid ... bisa ikut saya" ujar polisi itu yang dibalas anggukan oleh Raid. Raid mengekor polisi itu bersama Elea dan Rio. Mereka berempat menuju sebuah meja besar yang berada di ujung ruangan.

Polisi itu duduk lebih dulu lalu mempersilakan Raid untuk turut duduk pula. Elea pun ikut duduk karena ia adalah orang yang melaporkan Riani ke polisi.

"Pak ... saya masih tidak yakin kalau mama saya yang melakukan hal-hal itu terhadap istri saya. Beliau sangat menyayangi Aysha seperti putri kandungnya sendiri. Saya selalu melihat mama memperlakukan Aysha dengan baik dan penuh kasih sayang" kata Raid.

"Ah bullshit!" gumam Elea pelan.

"Mama lo itu busuk Rai, dia itu dalang dari semua masalah rumah tangga Lo sama Aysha" balas Elea sebal.

"Punya bukti apa kamu, Lea! Jangan asal menuduh mama seperti itu!!" sentak Raid.

"Sabar Tuan Raid. Sabar," ujar polisi itu menengahi perdebatan Elea dan Raid.

"Memang dia punya bukti apa, Pak?" tanya Raid pada polisi yang duduk dihadapannya.

Elea hanya tersenyum sinis dengan terus bersidekap dada santai.

"Nyonya Elea punya bukti, dan juga saksi untuk memperkuat tuduhan terhadap ibu anda, Tuan Raid" kata polisi itu berwibawa.

"Nih liat!" kata Elea seraya menyodorkan ponselnya. Memperlihatkan salah satu video, dimana di video itu ada seorang laki-laki yang mengakui kelakuannya atas perintah dari Riani.

Raid melihat video itu dengan sangat cermat. Tangannya gemetar setelah melihat video yang sama sekali tak pernah ia sangka sebelumnya. Lelaki itu adalah orang yang sama, yang berada dalam foto bersama Aysha.

"Anda bisa membela ibu anda nanti di pengadilan untuk meringankan hukuman yang akan beliau dapatkan nantinya, karena lebih daripada semua kasus Nyonya Riani, beliau juga telah menghilangkan nyawa seseorang walaupun tidak sengaja. Keluarga korban pasti akan menuntut Nyonya Riani dalam waktu dekat ini." Raid menunduk, ia tak mampu berkata apa pun lagi.

Raid benar-benar tidak menyangka bahwa perusak rumah tangganya ternyata adalah ibunya sendiri. Rasa kecewa pun seketika menyelimuti hatinya.

Tanpa basa-basi Raid langsung beranjak dari kursinya. Lelaki itu menghampiri kembali ibunya, menatap sosok wanita yang melahirkan dan membesarkannya itu dengan sendu.

"Raid ..." lirih Riani.

"Raid masih gak nyangka, Mah" ujarnya menggelengkan kepalanya.

"Raid ... percaya sama mama, Nak. Mama tidak melakukan semua hal itu, itu fitnah, Nak" kata Riani membela dirinya sendiri.

Tanpa sadar air mata Raid mengalir dengan sendirinya "Raid kecewa sama Mama" ujarnya lantas berlalu pergi meninggalkan ibunya.

"RAIDDD!!!! PERCAYA SAMA MAMA, NAK" teriak Riani histeris.

.

.

.

.

.

.

Aku juga kecewa lho, kalo kalian cuma jadi side readers😒

Makanya yuk nongol di sini🤗

Tunjukkan diri kalian hoho🤺🤺

Berikan Votmen kalian juga⭐⭐

Share juga ke temen, keluarga, sahabat, tetangga, doi, TTM, pacar, guru, orang lewat, musuh, gebetan, kemanapun itu biar kita bisa baca semua barengan.

HAPPY READING NEXT PART !!

PAGAR TUHAN [TERBIT]Where stories live. Discover now