chapter 11.

Mulai dari awal
                                        

" Ck, tidak ada cara lain selain— "

" Tidak mau, aku tidak mau sungguh jangan paksa aku! " Jaemin dengan cepat memotong ucapan dokter bahkan kini jaemin menatap dokter di hadapannya itu dengan sinis

Dokter lee hanya bisa pasrah, dan mulai memeriksa jaemin dengan berbagai alat alat medis.

Usai pemeriksaan jaemin nampak terlunglai lemas di ranjang rumah sakit, dokter ternyata menyuntikan obat kedalam tubuhnya hingga membuatnya lemas.

" Huek... Dok saya mau muntah! " Seru jaemin seraya berlari ke kamar mandi meski kondisinya kini lemas

" Huek... Huek... Uhuk.. "

" ternyata obatnya gak bisa diterima dengan baik sama tubuh kamu "

" Hhhh... Sakit dok " Lirih jaemin yang kini keluar dari kamar mandi sambil memegangi dadanya

" Sesak? "

" Enggak, cuma nyeri dada aja karena tadi batuk " Jelas jaemin seraya duduk di sebrang dokter

" Jaem... Saya rasa kamu beneran harus melakukan itu, saya tidak yakin penyakit kamu bisa sembuh total kalau kamu tidak mau melakukan itu "

" Tadi dokter sudah melakukannya kan? "

" Bukan, itu cuma pemasukan obatnya aja, saya harap itu dapat membantu mencegah menyebarnya "

" Tentang kondisinya sekarang bagaimana ? "

Dokter tampak terdiam, sejujurnya ia memang harus mengatakan ini tapi ia tidak yakin, ia juga terkejut dengan pesatnya perubahan kondisi jaemin.

" Naik hampir ke akhir... Sering sering kesini ya ? Saya akan melakukan yang terbaik buat kamu, ayah kamu titipkan kamu pada saya jadi saya tidak bisa untuk tidak menyeret kamu untuk berobat "

" Kalau sudah ke akhir bagaimana ? "

Bodoh, jaemin malah menanyakan hal yang sudah tahu jawabannya apa

" Saya tahu kamu tidak sebodoh itu untuk tahu jawabannya apa, apa harus saya perjelas jaemin? "

" Saya tahu... Tap-i, ah sudahlah, kalau begitu saya pamit, maaf kalau saya selalu bikin kesel dokter, maaf saya juga sering buat repot, mungkin kalau memang sekarang hari terakhir saya bertemu dokter maaf untuk semuanya ya? "

Dokter lee tentu saja terkejut, ia menggelekan kepalanya menolak semua kenyataan itu

Jaemin sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri, mana mungkin ia membiarkan jaemin pergi begitu saja.

" Bacanda aja kamu! Sudahlah takdir tidak ada yang tahu, semangat terus! "

Usai mengatakan itu dokter lee Lantas menghampiri jaemin, lalu memeluknya erat

" Kamu pasti bisa, jangan nyerah... Inget kamu belum bahagiain orang yang kamu sayang jadikan itu sebagai semangat kamu buat sembuh, kamu harus terus semangat " Ucapnya seraya mengelus elus punggung jaemin

" Makasih... Terimakasih untuk semuanya, perjuangan dokter buat sembuhin saya enggak gampang, jadi jangan sampai dokter nyerah buat sembuhin orang orang diluar sana yang masih bisa dokter perjuangkan hanya karena dokter gagal dengan Perjuangan dokter sembuhin saya "

introvert •jeno & jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang