4. BK

20 10 24
                                    

"Bisa kalian jelaskan apa yang terjadi?" Indri dan keempat gadis itu terlihat meneguk salivanya. Berurusan dengan guru BK bukan masalah bagi Indri, tapi kenapa harus guru BK killer ini?!

"bu saya ingin protes!" Pandangan guru BK kini beralih ke arah seorang gadis dan 2 orang pemuda yang tadi juga ada di lokasi kejadian.

"Silakan" gadis itu seketika berdiri dari kursinya dan menunjuk ke-empat gadis yang berkelahi tadi.

"Saya, Taufan, dan Thorn tadi baru saja pergi dari kantin dan tidak sengaja melihat perkelahian tersebut! Kenapa kami jadi terseret ke sini?!" Guru BK tersebut terlihat mengerutkan dahinya.

Pandangannya menatap lekat kearah ketiga remaja tersebut sebelum mengangkat bahunya cuek.

"Apa kalian menonton perkelahian itu?" Gadis itu terlihat menggaruk kepalanya sambil cengengesan.

"Sedikit?" Guru BK itu mulai tersenyum manis kepada ketiga remaja itu sambil bersandar di kursinya.

"Kalau begitu kalian harus duduk manis di sini sebagai saksi~ jika kalian tidak bisa memberikan kesaksian..." semut yang berada di meja seketika di tekan kuat hingga mati oleh guru tersebut.

Gadis itu dan kedua remaja itu seketika merinding. Salah satu remaja yang berada di ruangan segera menarik tangan gadis itu untuk duduk.

"Sudahlah Bebelac! Percuma saja melawan guru killer itu" bisik salah satu pemuda itu dan di balas anggukan patah-patah dari gadis bernama Bella tersebut.

"Jadi? Ada yang bisa jelaskan apa yang terjadi?" Seketika gadis yang berkelahi dengan Indri mengangkat tangannya.

"Indri menamparku setelah Ray menghinaku!" Indri dan Ray seketika melotot gak percaya mendengar penuturan gadis itu. Ray yang sedari tadi berada di kursi belakang seketika berdiri dan menatap nyalang gadis itu.

"Jangan nyebarin HOAX!!" Teriak Ray gak terima dan di balas dengan tatapan sendu gadis itu.

"Hiks... mereka benar-benar jahat bu" oke... tangan Indri sudah gatal pingin nampol itu anak. Dirinya terlihat tersenyum manis kepada gadis itu yang justru terkesan mengerikan.

"Percayalah bu! Bukan begitu kejadiannya! Mereka tadi menghina Highest bahkan mereka juga mencelakai salah satu anggota Highest!" Seketika manik coklat sang guru membulat tak percaya mendengar penuturan Indri.

Manik coklatnya mulai menatap tajam ke-empat gadis itu membuat mereka gelagapan.

"Benar begitu?" Gadis tadi terlihat gelagapan saat di tatap sinis oleh guru BK. Indri yang melihat hal itu mulai tersenyum sinis. Ini kesempatan dia balas dendam atas perlakuan gadis itu beberapa menit yang lalu.

"Redav? Gempa? Apa kalian ingin memberikan pendapat untuk kasus ini?" Redav terlihat berdehem kecil ketika mendengar perkataan guru BK. Manik coklatnya menatap sinis gadis-gadis itu.

"Saya berani bersumpah dengan nama Highest jika gadis itu yang salah! Tadi saya melihat dengan mata saya sendiri mereka bertiga menahan tangan Indri agar salah satunya bisa memukul Indri" keempat gadis itu kehilangan kata-kata nya ketika mendengar perkataan Redav. Ditambah lagi Gempa terlihat menyetujui perkataan Redav membuat mereka berempat tidak bisa berkata-kata.

"kalian tahu bukan akibat dari berurusan dengan anggota Higdhest?" Tanya guru BK dan di balas anggukan keempat gadis itu.

"Kalian ber-4 di keluarkan dari sekolah ini dan tidak akan bisa masuk sekolah manapun" keempat gadis itu seketika membelalakkan mata tak percaya mendengar penuturan guru BK.

"Indri, Bella, Taufan dan Thorn kalian di hukum membersihkan halaman belakang sekolah"

"Loh? Bu kok kami juga kena?" Protes Bella dan di balas senyuman jahil guru BK.

"Kalian kan tidak memberikan kesaksian apapun tentu saja kalian harus di hukum" balas guru BK sambil tersenyum manis membuat ketiganya menganga.

"Akhirnya aku bisa balas dendam dengan anak-anak pembuat onar ini"

TO BE CONTINUED...

Makin gak nyambung.g

IMPOSSIBLE (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now