3. Penghinaan

29 8 19
                                    

"Kenapa kau menampar ku?!"

-------

Jam istirahat adalah waktu yang sangat di inginkan oleh semua orang yang berada di sekolah. Tak terkecuali Indri.

Salah satu anggota Highest yang cukup terkenal.

Highest...

Sebuah organisasi yang telah terbentuk sejak sekolah ini pertama di buka. Organisasi ini sangat diistimewakan oleh pihak sekolah sehingga anggotanya mendapatkan fasilitas lebih dari anak biasanya.

Karena hal itulah banyak yang ingin menjadi anggota Highest.

Dan Indri merupakan salah satu orang yang beruntung karena terpilih sebagai anggota Highest.

"Ray! Tumben sendirian?" Gadis yang sedang sibuk berkutat dengan ponselnya itu kini menatap Indri. Helaan nafas pelan lolos dari bibirnya membuat Indri bingung.

"Ica tadi pergi bersama Blaze mengantar laporan pasien UKS bulan ini dan Bella malah menghilang seperti di telan bumi" balas Ray kesal.

"Daripada mengomel tidak jelas di dalam kelas bukankah lebih baik kau ikut aku ke UKS? Aku mau ngantar jaket Lifa sekalian jenguk dia" Ray terlihat menimbang-nimbang perkataan Indri sebelum tersenyum senang.

Tangannya dengan cepat menarik tangan Indri keluar dari kelas. Setidaknya dirinya ada kegiatan daripada menunggu kepastian dari kedua sahabatnya yang ngilang ntah kemana.

"Setelah ke UKS nanti kakak temanin aku ke kantin ya lapar banget soalnya"

"Makanya sarapan" Ray seketika mendelik ketika mendengar ledakan dari Indri. Dirinya terlihat mendengus kesal sambil memutar bola matanya malas.

"Yang ngomong nyadar gak sih?" Seketika itu juga Indri langsung tersedak ketika mendengar kata-kata Ray. Pada akhirnya kedua gadis itu memilih diam sampai akhir.

"Hei! Kenapa kau mendorong anak Highest sampai jatuh dari tangga? Kau tahu kan kalau mereka itu tidak boleh di ganggu?"

Langkah kedua gadis itu terhenti. Keduanya saling berpandangan seolah memberikan isyarat mata yang sulit di mengerti satu sama lain. Sepertinya mereka tahu siapa anak Highest yang di maksud gadis-gadis penggosip yang sedang bersantai di koridor tanpa menyadari kehadiran mereka berdua.

"Anak itu duluan yang menggangguku! Dia berhasil memergokiku yang sedang merokok di tangga! Aku juga tidak menyangka sih kalau hal seperti itu akan terjadi"

Indri terlihat menggelengkan kepalanya berusaha mengabaikan gadis-gadis penggosip itu. Dirinya memilih kembali berjalan bersama Ray daripada mendengarkan celotehan gadis-gadis itu.

"Kau bicara apa sih? Semua anggota Highest itu bodoh"

Plak...

Ray yang melihat kejadian yang terjadi terlalu cepat itu terpana seketika. Begitu juga dengan 3 orang gadis yang bergosip tadi ketika melihat salah satu temannya di tampar oleh Indri.

Gadis itu memegang pipinya yang memerah berkat tamparan Indri. Perlahan-lahan dirinya menurunkan tangannya hingga terlihat wajahnya yang sedikit tergores.

Gadis itu menatap nyalang Indri seolah menuntut apa yang terjadi.

"Kenapa kau menampar ku?!" Indri menaikkan alisnya menatap gadis di hadapannya dengan tatapan kesal.

"Berpikirlah dengan otak kecilmu itu alasan aku menamparmu" gadis itu menggertakan giginya kesal mendengar jawaban Indri.

Tangannya dengan cepat menarik rambut gadis itu membuat Indri terlonjak. 

Ray yang melihat situasi semakin parah segera berlari mencari bantuan. Dirinya tahu jika dirinya memaksa dirinya masuk ke dalam perkelahian itu pasti dirinya akan babak belur.

"Cih... hanya segitu kemampuanmu? Tapi berani sekali kau menyebut Highest dengan mulut kotormu itu" sebuah pukulan telak mendarat di wajah gadis itu hingga membuat gadis itu tersungkur.

Gadis itu tidak ingin kalah. Dengan cepat tangannya menarik kaki Indri hingga gadis itu terjatuh ke lantai dengan keras.

"Dasar.. kalian anggota Highest sekali-kali memang harus di perlakukan seperti ini.. Ran! Suzy! Marie! Tahan dia" Indri terlihat kesakitan ketika dirinya di tahan oleh 3 orang gadis yang sedari tadi menonton perkelahian mereka.

"Hei! Kalian apakan dia?!" Tidak jauh dari mereka tiba-tiba muncul seorang gadis dan 2 orang pemuda yang membawa beberapa makanan. Dapat di pastikan jika mereka ber-3 baru saja keluar dari kantin.

Gadis itu tersenyum sinis ketika melihat kedatangan mereka bertiga yang begitu mendadak.

"Anak Highest lagi? hmm?" Gadis itu terlihat ingin kembali berkata sebelum pada akhirnya di unrungkan karena teriakan yang tidak asing bagi siapapun.

"KALIAN SEMUA! IKUT KAMI KE RUANG BK!"

Ketos dan waketos telah datang.

Gempa dan Redav

TO BE CONTINUED...

Update tengah malam? Lagi nyari suasana baru.g

IMPOSSIBLE (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now