Chapter 1

19 1 0
                                    

Prolog

Di tengah ruang dansa yang anggun dimana lagu klasik waltz mengalir, aku di kelilingi oleh dua laki-laki dan satu perempuan yang beradu tatap satu sama lain seperti berharap salah satunya mati.

memecahkan keheningan, laki-laki dengan rambut yang hitam seperti ebony, mengutarakan argumennya

"Aku katakan sekali lagi, akulah yang yang pertama kali mengajukan diri sebagai partner yerine. dan dia berkata dia akan berdansa denganku. jadi kalian semua tidak punya urusan di sini."

Tidak, saya tidak ingat mengatakan saya akan berdansa denganmu.

"apa yang kamu bicarakan? dia tidak pernah mengatakan itu."

kata seorang laki-laki dengan tuksedo hitam rapih, menyeka rambut silvernya.

 "hei, jangan berdansa dengan ceroboh dan menginjak-injak kaki orang-orang, cukup ikuti aku. aku akan mengajarimu."

maaf, tapi aku tidak membutuhkannya.

kemudian gadis berambut pink menarik lenganku dan berkata,

"maaf, tapi yerine bilang ia tidak suka berdansa. jadi kami akan pergi dan makan makanan penutup yang lezat."

mengapa semua orang memutuskan jadwalku tanpa berkonsultasi denganku?

"ah, mereka bertengkar lagi?"

"ini  hari yang melelahkan dan merekapun masih belum lelah."

"omong-omong, bukakah nona yerine terlihat cantik hari ini?"

"setuju, dan pertunjukan sebelumnnya sangan keren dan..."

menghiraukan yang lain, tiga orang itu menggeram satu sama lain, memancarkan percikan api dari mata mereka.

"tidak bisakah kalian melihat yang lain menunggu? lepaskan yerine pergi dan kalian bisa menemukan pasangan lain."

kata laki-laki berambut perak, menarik lenganku yang lain kearahnya.

tapi dua orang lainnya tidak bisa diam.

"tidak, Spade merasa tidak nyaman berdansa denganmu. lagi-lagi kau berkata omong kosong!"

"setuju! Yerine bilang dia tidak akan berdansa dan akan berjalan-jalan denganku!"

"berhentilah kalian berdua, yerine memiliki ekspresi bermasalah di wajahnya."

seiring berjalannya waktu, suara perkelahian tiga orang ini semakin keras, bahkan lebih keras daripada suara band yang  sedang bermain, dan konduktor mulai mengerutkan keningnya.

apalagi, tempat mereka bertiga berkelahi di sekitar ku, adalah di tengah-tengah ballrom, tepat di tengahnya.

saat perkelahiannya  tumbuh semakin intens, ketiganya mulai menatap satu sama lain dengan kesiapan bertempur, dan orang-orang yang sedang berdansa melihat sekeliling dengan mata cemas.

"baiklah. untuk menyelesaikan masalah ini, mari berduel..."

pada saat itu, percikan-percikan kecil muncul di udara, and ketiga orang itu, yang saling menggigit dan mencabik-cabik seperti sekawanan anjing, akhirna berhenti bergerak.

"hentikan itu."

aku berusaha keras untuk meredakan amarahku yang mendidih dan berkata.

"apakah kalian bertiga akan keluar dari sini?"

kalian bertiga harus keluar, agar yang lain bisa hidup dengan baik tanpa mati!

***
tes ombak, lanjut apa lanjut?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm a Villainess but So PopularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang