26. Sepatu Coklat

Start from the beginning
                                    

"Tidur aja," ucap Jay.

Chacha mencari posisi yang nyaman, lalu memejamkan matanya. Tak lama, sepertinya gadis itu sudah terlelap di pangkuan Jay. Jay tersenyum, mengelus rambut Chacha. Wajah Chacha saat tertidur terlihat damai.

Cuaca sedang cukup dingin, Jay menidurkan Chacha di sofa. Cowok itu berlalu guna membawa selimut. Lalu kembali ke ruang tv dan menyelimuti gadis cantik yang tertidur lelap disana.

Jay duduk di karpet tepat dihadapan wajah Chacha. Dipandanginya gadis cantik itu. Chacha sedikit bergerak, mungkin mencari posisi yang nyaman. Segera Jay menepuk pundak Chacha.

"Kalo tidur baru keliatan kalem. Wajah kamu tuh kalem cantik juga, Cha. Cuma ketutup sama kelakuan bar-bar kamu. Kalo tidur aja kalem gini, kalo bangun seharian gak berhenti ngoceh," ucap Jay.

Wajah kalem Chacha tak cocok dengan kelakuan gadis itu. Siapapun tak akan menyangka, gadis dengan wajah kalem itu kelakuannya sangat berbanding terbalik dengan wajahnya. Orang yang baru kenal Chacha pasti menganggap gadis itu pendiam.

Jay tertawa geli mengingat kelakuan Chacha. Masih tak menyangka bahwa Chacha ada disini, didepannya. Gadis yang dua tahun lalu dinyatakan meninggal, menyisakan luka bagi mereka semua. Ternyata Chacha masih hidup.

"Jangan pergi lagi, Cha. Abang sayang sama kamu, jangan pernah berpikir buat pergi. Disini banyak yang sayang sama kamu. Jangan berpikir kalo kamu itu sendirian, ada kita disini. Tugas kita itu jagain kamu."

•••

Sore telah tiba, Chacha sudah berada di meja makan. Gadis itu melewatkan makan siang karena tertidur. Chacha baru bangun sekitar 10 menit yang lalu. Wajahnya terlihat masih mengantuk. Rambut acak-acakan tak mengurangi kadar kecantikan seorang Kim Chaerin.

"Selamat makan." Jay menghidangkan sepiring nasi goreng buatannya.

"Bang Jay masak?" tanya Chacha.

"Tugas abang di rumah," jawab Jay.

Chacha menarik piring tersebut, mulai memakan nasi goreng buatannya Jay. "Enak seperti biasa." Chacha bertepuk tangan antusias.

"Kalo enak, abisin!"

Chacha mengacungkan jempolnya lalu melanjutkan acara makan nya. Terlihat serius dengan nasi goreng. Chacha makan dalam diam, sepertinya ia sangat lapar.

"Yang lain dateng jam berapa bang dari Australia?" tanya Chacha.

"Mungkin besok," jawab Jay asal. Pasalnya ia tak tau para saudaranya itu akan datang kapan.

Tok tok tok

Pintu depan diketuk, Jay dan Chacha saling pandang. Saling bertanya satu sama lain lewat tatapan mata.

"Siapa?" Mereka berucap serempak.

"Abang cek dulu." Jay bangkit lalu pergi ke depan.

Chacha menyusul Jay. "Chacha ikut!"

Pintu kembali diketuk, kali ini lebih kencang. Pintu depan sengaja Jay kunci. Jay terlebih dahulu mengintip dari jendela. Cowok itu membulatkan matanya. Menatap Chacha panik.

"Mereka udah pulang, Cha," ucap Jay.

Chacha terdiam di tempat. Pikirannya mendadak membeku. Ia kalang kabut tak tahu harus kemana.

"BUKAAA!!!" teriakan Sunoo menyadarkan Jay dan Chacha.

"Lewat pintu belakang!" Jay berseru menyuruh Chacha keluar lewat pintu belakang.

"BANG JAYYYYY!!!!" Jungwon ikut berteriak.

"Cepet, Cha!!"










Jangan lupa votmen

Aku up!! Yang nungguin absen sini!!

Lagi suka banget sama kapal JayCha, uwu.

Berhubung besok udah lebaran, aku mau minta maaf sama kalian tau-tau aku ada salah kata sama kalian selama ini. Minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin. Selamat hari raya idul Fitri bagi yang melaksanakannya 🙏.

Aku minta maaf sama para readers ku, selama puasa ini aku selalu bikin kalian kesel sama emosi baca book ini😭🤲. Mohon dimaafkan ya🙏.

Mari kita saling memaafkan, kalo saling mencintai maaf aku udah punya Park Sunghoon.

Chapter ini pendek dulu, semoga bisa double up kalo gak sibuk.

Aku gak tau bakal bisa up lagi kapan, abis lebaran bener-bener padet acara. Semoga aku bisa luangin waktu buat kalian🤗

Enjoy gays
-rsyariii

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Where stories live. Discover now