" Jaemin hari ini bersekolahkan? " Tanya mark pada jeno

" Sekolah, tadi aku berangkat bersamanya "

" Tapi dia tidak ada " Ucap mark yang masih celingak celinguk mencari keberadaan jaemin

" Sedang tidak mau kekantin mungkin " Saut chenle

" Iya sepertinya begitu, jaemin mungkin sedang ingin sendirian dan tidak mau diganggu " Saut renjun

" Sepertinya susah ya mengajak seorang na jaemin untuk berteman? " Ucap mark yang langsung diangguki oleh chenle dan jisung

" Semuanya butuh proses, tidak akan jadi begitu saja " Saut renjun lagi

Mark mengangguk paham, benar juga kan, memang sangat susah sebab jaemin saja jarang keluar kelas, bagaimana bisa mereka mengajaknya jika bertemu jaemin saja tidak.

***

Selepas pulang sekolah yang memang pulang agak awal hari ini, jaemin tentu saja memanfaatkan waktu itu dengan sebaik baiknya contohnya sekarang ia kembali membuka buku pelajaran untuk mengerjakan tugas tugasnya yang belum terselesaikan.

Sedangkan jeno tidak ada di rumah, dia sedang berkumpul dengan mark, renjun, haechan, chenle dan jisung di apartemen milik mereka, tapi jangan salah mereka berkumpul bukan hanya untuk bermain tapi mereka sudah sepakat untuk mengerjakan tugas bersama.

Mereka memang tidak sekelas, karena mark berada di kelas dua belas, jeno, renjun dan haechan berada di kelas sebelas dan mereka satu kelas tentu mereka mengerjakan tugasnya bersama, begitu pula dengan chenle dan jisung yang kini kelas sepuluh dan mereka berdua satu kelas.

Jaemin mulai menguap padahal ia baru satu jam berhadapan dengan tugas tugasnya, tapi jika diingat kembali jaemin memang semalam tidak tidur sebab batuk batuk juga dadanya yang kembali terasa sesak, hingga membuatnya tidak bisa tidur.

Jaemin pun kembali mencoba fokus pada tugas tugasnya

hingga dua jam berlalu tugasnya hampir terselesaikan semuanya, namun sayang entah karena apa dadanya kini kambali terasa amat sangat sesak dan dadanya juga terasa sangat nyeri

Jaemin berpikir keras apa yang membuat dadanya kembali sesak dan nyeri, dan tak lama kemudian jaemin menepuk keningnya, ia baru ingat jika dirinya belum meminum obat sedari pulang sekolah, ia melewatkan jam minum obatnya.

Dengan cepat jaemin pun mengambil obatnya di kamar lalu pergi kedapur untuk mengambil segelas air dan meneguk obatnya

Jaemin kembali ke ruang tengah yang sebelumnya ia pakai untuk mengerjakan tugas

" Hhhh... Ayah, sakiiit " Gumam jaemin kala rasa nyeri di dadanya belum juga hilang

Nafasnya mulai terengah engah karena sesak, jaemin mulai melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, yaitu memukul mukul dadanya pelan berharap rasa sakitnya berkurang

Bugh

Bugh

Tak sadar jika semakin sini ia memukulnya semakin keras, tentu saja setara dengan rasa sakitnya yang semakin bergejolak

Jaemin berhenti memukul mukul dadanya, ia memilih membaringkan tubuhnya di sofa panjang, menghiraukan rasa sakitnya dan memilih memejamkan matanya erat erat  berharap dengan cepatnya ia tertidur rasa sakit itu akan hilang walaupun akan berangsur lama.

***

Sudah tengah malam dan jeno baru saja pulang, jeno pun membuka pintu rumah yang nyatanya tidak dijunci padahal sudah larut malam, apa iya jaemin menunggunya sampai larut malam? Atau bahkan jaemin lupa mengunci rumah?

Jeno tidak masalah jika rumah dikunci, karena ia juga membawa kunci cadangan.

Jeno menatapi seluruh penjuru rumahnya yang sepi, namun matanya tak sengaja menemukan sosok jaemin

Jeno terkejut kala melihat jaemin meringkuk di atas sofa, dengan buku buku yang berserakan di meja

Jika saja tadi jaemin tidak kambuh, sudah di pastikan tidak akan lupa mengunci rumah dan membereskan buku bukunya sebelum tidur. 

Jeno pun mendekat kearah jaemin, dan melepas tas yang ia gendong lalu menaruhnya asal

" Ck, bisa bisanya tertidur dengan tidak mengunci rumah " Gumam jeno

" Mana buku bukunya berserakan " Gumam jeno lagi seraya membereskan buku buku yang berserakan itu

Setelah membereskan semuanya, jeno menatap jaemin, haruskah ia memindahkan jaemin?

Tapi ada yang aneh, benar benar aneh, ia melihat dengan jelas jika jaemin tertidur dengan tidak nyaman juga nafas dalam tidurnya pun tidak normal dan dadanya juga naik turun dengan cepat, jangan lupakan satu tangan jaemin masih meremat kuat dadanya, sepertinya ada yang tidak beres dengan tubuh jaemin.

Tapi jeno terdiam tidak tahu harus melakukan apa.

Tak lama kemudian jeno mulai bertindak, dengan mencoba melepaskan tangan jaemin yang meremat dadanya sendiri, jeno berhasil melepasnya namun tangan jaemin yang jeno genggam perlahan menggengam tangan jeno dan meremas tangan jeno

Ingin rasanya jeno berteriak kencang karena jaemin meremas tangannya sangat kencang dan tentu saja itu sakit, namun sebisa mungkin jeno menahannya walaupun sesekali ia meringis karena jaemin meremasnya samakin kuat.

" Sakiit... "

" Hhah... sakiit..."
  
Bukan itu bukan jeno, tapi jaemin, jeno menatap jaemin yang kini tengah meringis kesakitan dengan mata yang masih tertutup rapat-rapat.

Awalnya memang jeno bepikir jika jaemin hanya mengigau, namun setelah di tatap lekat lekat sepertinya jaemin benar benar sedang menahan rasa sakit.

Karena tidak tahu harus melakukan apa, jeno hanya bisa terdiam dengan posisi masih berjongkok di bawah sofa berhadapan dengan jaemin yang tertidur di sofa, jangan lupakan tangan jeno yang masih di genggam erat oleh jaemin.

Jeno mengulurkan tangan yang satunya untuk merapihkan rambut jaemin, lalu setelahnya ia mengelus elus rambut jaemin yang basah di banjiri keringat.

Rasanya seperti dejavu, dimana dirinya masih mengingat betul ketika kejadian dahulu kala

Dimana dirinya yang terjatuh dari sepeda sebab seseorang mendorong sepedanya kencang, hingga dirinya terjatuh terguling guling, orang yang mendorongnya itu mendekatinya dan memeluknya lalu mengelus elus rambutnya kala ia menangis kesakitan.

HaiiiGimana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Haiii
Gimana... Ngebosenin ya ?

Jangan lupa vote sama komen ya, makasih!

See you 💚

introvert •jeno & jaemin Where stories live. Discover now