"Jeno-ya, kemarilah jagoan." Jaehyun mengembangkan senyumannya yang jarang sekali ia perlihatkan kepada semua orang, dan merentangkan tangannya kepada sang anak agar memberikannya pelukkan hangat.

"DADDY!" pekik Jeno lantas berlari kearah sang Ayah dan di peluknya tubuh kekar itu.

Jaehyun mengangkat tubuh mungil Jeno dan menggendongnya, "kau baik-baik saja jagoan? Apa kau terluka? Kau makan dengan baik? Daddy khawatir padamu Jeno." Jaehyun melontarkan bertubi-tubi pertanyaan seraya mengecup kening sang putra.

"Daddy tidak perlu khawatir, Jeno tidak terluka Dad, Jeno makan dengan baik di sini. Yongie Noona dan Mark Hyung juga menjaga Jeno dengan baik." jelas Jeno sambil memeluk leher sang Ayah.

Mark sungguh di buat jengkel dengan bocah yang kini berada di gendongan Ayahnya, pasalnya sedari tadi ia menjaga Jeno anak itu selalu memanggil kakaknya dengan embel-embel Noona padahal kakak nya itu seorang laki-laki.

Ah, seperti nya setelah ini mark harus bertanya kepada sang kakak alasan Jeno memanggilnya dengan sebutan Noona.

"Apa sudah selesai? Jika sudah kalian boleh pergi saya harus beristirahat." ujar Mark.

Jaehyun mendecih "Cih, sombong sekali. Omong-omong berapa kerugianmu selama Jeno berada di sini? Aku akan menggantinya sekarang juga, karena aku tidak suka berhutang budi dengan orang asing sepertimu."

"Maaf Tuan, jika saya lihat dari gaya dan penampilan anda sepertinya anda orang yang terpandang dan di hormati banyak orang. Tapi, sungguh sikap yang anda tunjukan membuat saya mengatakan sebaliknya. Saya sama sekali tidak merasa di rugikan oleh Jeno, tapi tidak tahu dengan Hyung ku. Karena dia yang menemukan Jeno seorang diri di sebuah Halte Bus." jelas Mark secara langsung atas ketidaksukaannya terhadap pria asing di depannya.

"Astaga, dimana tata krama mu? Lancang sekali berbicara seperti itu kepadaku." Jaehyun tersenyum remeh.

"Saya tidak perduli. mau anda presiden negara sekali pun, jika anda mencerminkan sikap terpuji. Maka saya tidak akan bersikap lancang seperti tadi." Mark berucap dengan ekspresi wajah datarnya.

"Yak!-"

Tangan mark telurulur untuk mengode orang di depan nya untuk segera pergi dari pekarangan rumah nya, "pergilah Tuan. Saya tidak mempunyai waktu untuk berdebat dengan anda. Ini tas Jeno, Ada seragam sekolahnya juga di dalam tas itu. Selamat malam," ujarnya setelahnya ia langsung menutup pintu rumahnya.

"Pemuda sialan! Apa dia juga meracuni otak putraku?" Jaehyun yang mulai panik langsung menangkup pipi gembil putranya.

"Tidak Daddy. Mark Hyung orang yang baik, sudahlah Dad. Jeno mengantuk" ucap jeno sambil menguap.

"Baiklah, sekarang kita pulang."

▒▒▒▒▒

Mark membuka pintu rumahnya kala mendengar suara ketukan dari arah luar. hampir pukul 22.15 KST Taeyong sampai di flatnya setelah berkencan dengan Kekasihnya.

"Apa Jeno sudah tidur?" Tanya Taeyong.

"Bocah itu di jemput orang tuanya satu jam yang lalu." ujar Mark yang sibuk men-unboxing jjamppong dan bungeoppang yang di bawakan Taeyong.

"Kenapa kau baru mengabariku?" Taeyong sedikit terkejut kala mendengar fakta bahwa sosok bocah yang ia bawa tadi siang di jemput orang tuanya.

Yang lebih muda menghetikan acara makannya sejenak, "kenapa kau terkejut seperti tidak mau jika bocah itu pergi Hyung?" tanyanya penasaran.

Let's Live Together • Jaeyong  [✓]Where stories live. Discover now