H-06

8 0 0
                                    

Pagi yang cerah setelah malam yang indah 🌞🌈

"Anak-anak bangun anak-anak udah jam 4 pagi" suara pak Dedi yang terdengar sangat nyaring melalui speaker genggam.

"Yok yok tim basket Satya Bhakti adalah tim yang disiplin, bangun dan mandi terus kumpul di aula. Tiga puluh menit dari sekarang, bagi yang belum kumpul hukumannya push up 50 kali setiap telat 1 menit dan silahkan dikalikan sendiri!" Tambah coach Adi.

Mataku terbelalak mendengar alarm sirine yang dinyalakan pak Dedi.

"Kay bangun Kay!" Ucapku sambil menggoyangkan kakinya.

"Bentar lima menit" ucapnya dengan mata yang masih merem.

"Oke! Lima menit berarti push up dua ratus lima puluh kali" Ucapku.

"NO!" Teriak Kayla sambil menyibakkan selimutnya dengan kasar.

___________

"Oke anak-anak terima kasih sudah berada disini tepat waktu, oplos buat kita semua" Ucap coach Adi dan bertepuk tangan setelahnya.

Suara riuh tepuk tangan dari kami berdelapan ikut menyertai tepuk tangan pak Dedi dan coach Adi.

"Bima? " Ucap pak Dedi mengabsen.

"Hadir pak" Ucap Bima sambil mengangkat tangannya.

"Farhan? "

"Hadir pak! " Jawab Farhan.

"Fero? "

"OTW pak! " Ucap Fero sambil berjalan dan merapikan kaosnya yang baru dipakai.

"Haduh gimana sih? Kapten kita malah baru datang. Harusnya kamu contoh tuh Bayu yang datangnya pertama" Omel pak Dedi.

"Maklumin aja pak persiapan saya lebih lama dari yang lain karena saya lagi sakit" Ucap Fero.

"Ya harusnya kamu persiapannya lebih awal! " Tegas coach Adi.

"Maaf coach" Ucap Fero sambil menundukkan kepala.

Aku menatap lirikan Fero yang tajam ke arahku dan sepertinya dia menyalahkanku atas keterlambatannya "Pasti ini gara-gara gue, maaf Fer" Batinku.

"Mikayla? " Lanjut pak Dedi.

"Hadir pak"

"Lirbayu? "

Kayla menyenggol bahuku dengan sengaja karena aku masih tak berhenti melamun menatap pergerakan Fero. Aku yang tersadar langsung menyahut "Hadir pak! "

"Okky? "

"Hadir pak disini! "

"Tirta? "

"Hwaadir pwaakk! " Ucap Tirta sambil menguap dan menyahuti pak Dedi, kentara dari matanya yang masih sayu artinya dia tak cukup tidur tadi malam.

"Ryan? "

"Duhh kok saya paling terakhir sih pak? Harusnya kan saya dulu baru Tirta" Omel Ryan yang mulutnya satu frekuensi dengan Kayla, sama-sama hobi nyerocos.

"Oke langsung saja kita mulai senam pagi setelah itu sarapan dan jam tujuh mulai latihan basket karena waktu kita tinggal 6 hari lagi dan persiapan kalian belum matang, kalo ada yang protes akan saya terima dan langsung saya didik sendiri agar tahu kalo tim basket Satya Bhakti bukan tim yang main-main"

Skip.

"Nggak gitu caranya Bay, lihat caraku shoot ke ring ya" Ucap Tirta dengan lembut.

Aku hanya mengangguk mengerti lalu menyimak dengan seksama yang di contohkan Tirta, mulai dari posisi kaki dan posisi lengan lalu pandangan ke depan dan bola didorong bukan di lempar. Kini aku tahu permainan basket Tirta bukan kaleng-kaleng, aku jadi merasa tak pantas menjadi kapten basket disini dan Tirta lebih pantas.

Sebatas Suka (SS) Where stories live. Discover now