H - 09

19 2 0
                                    

Pagi ini Tirta siap kembali menjadi pusat perhatian cewek-cewek di SMA Satya Bhakti, jika biasanya dia berpakaian rapi dan sedikit cupu hari ini dia sungguh keren. Membiarkan kancing pertama di kemejanya sengaja tidak terkait dan melonggarkan dasinya, memberi krim pomade pada rambutnya dan sedikit dibiarkan berjambul.

Cewek-cewek Satya Bhakti bahkan sampai turut berjalan di belakang Tirta layaknya fans yang mengagumi ketampanan Tirta, hal yang pernah di rasakan Tirta kini terulang lagi dan sejurus kemudian followers Tirta naik 3 kali lipat sejajar dengan followers Fero.

Sampailah Tirta di depan ruang basket, menemui Fero and the geng. "Gua mau daftar jadi anggota basket buat pertandingan tanggal 16" ucap Tirta.

Fero tertegun "Serius lu?"

"Iyalah serius, lo lupa gue dulu kan kapten di anggota basket di SMP yang di salah satu anggotanya itu ada lo FERO WANSEL"

Seorang seperti Fero tak mau terlihat lemah, lantas Fero mengulurkan tangan kirinya dan menjabat tangan Tirta. Dengan Sengaja Tirta menggenggam kuat tangan Fero dan melintirnya sampai posisi Fero membelakangi Tirta "Bayu milik gua!" Bisik Tirta di telinga Fero dan membanting lepas genggaman tangannya.

Tirta keluar dari ruang basket dan terlihat masih banyak cewek yang menunggunya di luar ruangan.

"Serius demi apa? Ternyata di Satya Bhakti ada cowok lebih keren Dari Fero. Baru sadar gua" ucap salah seorang cewek.

"Ini mah fix calon suami idaman, kalem bisa keren juga bisa. Beuh damagenya gak main-main"

"Serius ini mah ada satu lagi daftar cogan di sekolah kita"

"Fix idaman!"

"Bakal gua kawal sampai dia jadi jodoh gua njir"

Seperti itulah cuitan para fans yang samar terdengar di telinga Tirta saat melewati mereka "Bayu!" Ucap Tirta saat mendapatiku berdiri di kasir kantin.

Akupun tertegun "Tirta? Beneran ini kamu?" Mataku menyipit memastikan benar Tirta atau bukan.

"Iyalah Bay beneran masa bo'ongan" Tirta menyunggingkan gigi putihnya.

"Kamu sakit ya? Sini aku anterin ke UKS"

Aku menarik tangan Tirta, persetan dengan ucapan para fans Tirta yang mendadak ada. Tirta juga diam saja dan menikmati genggaman tanganku sambil tersenyum sampai aku menyadari bahwa aku menggandeng tangannya dengan erat "Maaf kelepasan!" Ucapku melepas tangan Tirta.

"Iya gapapa lagi pula aku gak sakit Bay, aku sehat kok alhamdulillah"

"Eng-- yaudah a--aku ke kelas dulu ya, daahh" ucapku gugup, antara malu tapi juga deg-degan.

Di jam pelajaran pertama....

Tirta asik sendiri dengan ponselnya, sambil sesekali melirik guru yang menerangkan. Karena aku dan Tirta ada di bangku paling belakang jadi mungkin guru tidak akan terusik dengan polah tingkah Tirta yang tiba-tiba tidak bisa diam, dia menunjukkan kalimat yang dia ketik di ponselnya 'Boleh minta nomor kamu?'.

Aku mengeluarkan ponsel dari saku kemejaku dan mulai mengetik 'Buat apa? 081555××××××'.

______________________

Bel istirahat baru saja berbunyi.

Sejak tadi aku sudah menyusun ancang-ancang untuk bertemu Kayla sahabatku, mumpung Fero juga masih sibuk dengan buku catatannya aku berusaha mengendap-endap melewatinya.

"Kemana Lo? Lo pikir lo bisa ngilang terus gue gak bisa liat? Haha lucu lo Bayu" ucapnya sambil tertawa renyah.

"Udah biarin aja, selain ngurusin lo Bayu juga punya kehidupan. Biar gue aja yang gantiin dia buat bantuin lo" Sumpah demi apa Tirta membelaku, kupikir Tirta juga takut dengan Fero seperti teman-teman yang lain.

"Eumm-- makasih ya Tir aku pergi dulu" aku memegang bahunya dan membuat tubuhnya membeku dengan senyum lempeng di wajahnya.

Aku langsung melenggang pergi dan mencari Kayla di kelas lamaku.

"BAYU!!" Teriak Kayla dan merekahkan tangannya untuk memberiku pelukan.

Aku berlari ke Kayla dan langsung memeluknya, entah mengapa rindu sekali rasanya padahal baru 2 hari aku pindah kelas. "Pasti lo sibuk kan ngurusin Fero, dia kan songong!" Ujar Kayla melepas pelukannya perlahan.

"Bukan songong sih tapi manja banget kayak bayi, masa kemarin pas makan malam minta di suapin terus minta di sisirin lagi rambutnya"

"Wauw jadi lo lagi cosplay dong buat jadi istrinya dia"

"Sembarangan kalo ngomong, dia kan sepupu gue!!"

Langkah kaki kami berhenti melihat lautan manusia yang ada di lapangan utama, pasti ada kejadian menghebohkan. Kayla memperingatkanku untuk tidak masuk ke kerumunan tapi aku tidak mengindahkan ucapannya, aku tetap masuk dan melihat langsung ada kejadian apa. Kedua telapak tanganku reflek menutupi mulutku yang terbuka lebar terkejut melihat Fero dan Tirta adu otot, terlihat Fero yang terbaring lemas di lantai dan Tirta menindih tubuh Fero. Pantas saja ada kerumunan ternyata dua cowok idola Satya Bhakti sedang sok jago.

"Tirta" ucapku lalu dia mengurungkan kepalan tangannya untuk memukul Fero dan berdiri menghadapku.

"Jagain? Ini yang kamu maksud jagain Fero? Aku kecewa sama kamu" ucapku sambil melirihkan suara di kalimat terakhir.

Aku melengos begitu saja dan berjongkok di samping Fero, hatiku ikut tersayat entah mengapa "Lo gapapa kan? Masih kuat berdiri?" Ucapku cemas.

"Iya Bay kuat kok" rintihnya.

Aku berdiri dan memapah Fero sendirian dan membawanya ke UKS.

Aku menatapnya di kursi sebelah ranjang UKS dan menatapnya yang sedang terbaring " Harusnya gue gak ninggalin Lo, gue kira lo bakal baik-baik aja sama Tirta karena gue kira Tirta cowok baik-baik. Gue gak tau gue---" Fero membungkam mulutku dengan jari telunjuknya menyuruhku diam.

Aku diam dan membeku menatapnya, apa ini yang di rasakan cewek-cewek saat di dekat Fero begitu aman dan merasa di cintai. Ah atau mungkin cuma sebagian dari beberapa jurus playboynya. Aku menepis semua pikiran itu termasuk menepis telunjuknya Fero dari bibirku dan membuka lemari untuk mencari obat merah, tubuhku gemetar salah tingkah.

Fero nampak kegirangan menyaksikanku yang salting karena jurus playboynya, terlihat beberapa kali menahan tawa saat aku memberantakkan posisi obat. "Bukan disitu tempatnya Bay, obat merah ada di lemari yang satunya" ucapnya yang semakin membuatku terlihat salting.

"Emang mirip sih, dia mirip Ladya bener kata Angga" Batin Fero.

"Biar gue panggilin petugas UKS dulu deh, gue gemeteran belum makan soalnya" aku menghilang dari balik pintu dan menjitak sendiri dahiku.

"Bay lo kenapa, udah gak suka sama otak pintar lo? Mending buat gue aja dari pada ntar kopyor lu jitak terus" ucap Kayla yang sedari tadi menunggu di depan UKS, bahkan aku sampai lupa kalau tadi ingin ke kantin dengan Kayla.

"Apaan si, yuk makan udah laper gue" ucapku sambil merangkul bahunya karena dia lebih pendek dariku.

...
TBC oke 😉👍

Sebatas Suka (SS) Where stories live. Discover now