Maka ketika Angelo menatapnya dengan tatapan kekecewaan ketika tahu Angel make out dengan salah satu cast di film yang sedang diperankannya ketika mabuk, Angel knows that she's fucked up.

Hari itu, seharusnya ia tidak membatalkan janji makan malamnya dengan Angelo—untuk kesekian kalinya, dan memilih untuk pergi ke club dengan cast dan crew filmnya. Hari itu, seharusnya ia pulang ketika Angelo mengirimnya pesan untuk pulang lebih awal dan bukannya mengatakan "Siapa yang pulang dari club pada jam setengah dua belas? You sounds like my grandpa!". Dan hari itu seharusnya ia membalas ucapan Angelo ketika laki-laki itu menghela nafas dan berkata "Okay, love you. Take care."

Namun penyesalan terbesarnya adalah Angel tidak menahan Angelo ketika laki-laki itu mengatakan bahwa dirinya perlu waktu. Seharusnya Angel tidak mencurahkan kesedihannya lagi-lagi pada alkohol ketika hal itu merupakan penyebab pertengkaran mereka. Seharusnya Angel memakai seatbeltnya ketika mengemudi pulang malam itu. Seharusnya Angel tidak melupakan check rutin mobilnya sehingga ia akan tahu ketika rem nya tidak berfungsi dengan baik hari itu.

Ketika Angel merasakan kesadarannya mulai menghilang setelah mobilnya terpental dan berputar tiga kali, hanya Angelo yang ada dipikirannya. Angelo yang merupakan keluarga, sahabat, dan kekasihnya. Angelo yang selalu menampilkan senyum menenangkannya namun pada pertemuan terakhir menatapnya penuh kekecewaan.

Angelo who is the love of her life but she's taken him for granted.

***

Angel terbangun dengan kepala pening yang luar biasa ketika merasakan guncangan pada bahunya. Ia mengerang dan melihat sahabatnya, Melody, menatapnya dengan tatapan tajam.

Angel mengerjap, "Gue masih hidup?"

Melody berdecak, "Nggak kalau sekarang kita nggak lari ke kelas karena Pak Michael nggak pernah menerima mahasiswa yang terlambat."

"Hah?"

Melody mengerang dan langsung menyambar tangan Angel. Menariknya untuk berlari menuju kelas, mengabaikan erangan Angela yang merasa kepalanya semakin sakit ketika tiba-tiba dipaksa berlari. Dan sang profesor sampai tepat ketika mereka mendudukan diri pada kursi bagian belakang.

Angela tiba-tiba mengingat semuanya, pertengkarannya, kecelakaannya. Secara otomatis tangannya meraba kepalanya tempat dirinya mengingat darah mengucur dengan derasanya untuk mendapati bahwa rambut hasil perawatan salon mahalnya berganti dengan rambut rusak akibat bleaching. Ia melihat helaian rambut coklatnya berubah warna menjadi warna blonde. Warna rambut yang tidak pernah dipakainya sejak tahun ketiga dibangku kuliah.

Angel menoleh, "Kok kita dikampus?"

Melody memutar bola matanya, "Ya belajar!"

"Angelo mana?"

Melody menolehkan kepalanya, "Angelo? Angelo Christian dari jurusan musik?"

Angel mengangguk dan sahabatnya menatapnya bingung, "Sejak kapan lo kenal Angelo?"

Ganti Angel yang menatap sahabatnya bingung, "Hah? Dari umur dua tahun kan?"

Melody menghembuskan nafas kesal, "Lo masih mimpi apa gimana sih? Dan lo utang penjelasan sama gue karena lo nggak pernah cerita kalo lo naksir Angelo. Sekarang lo mending hadap depan dan memperhatikan sebelum Pak Michael mengeluarkan kita berdua dari kelasnya karena mengobrol."

With(out) You || Oneshot - Completed✔️Where stories live. Discover now