Lagu: Lost My Mind oleh Alice Kristiansen
–Ree–
Lembah Penyihir Putih
Pikiran Ree masih melayang ke berbagai pertanyaan ketika berkuda dengan Kai. Ritmis suara kaki kuda diiringi dengan kicauan burung yang merdu mengisi telinganya.
Pagi itu adalah pagi yang indah. Mereka sama sekali tidak tidur ataupun berhenti selama perjalanan. Kecuali sekali di dekat sebuah sungai untuk membasuh kulit dan kasut mereka dari darah. Karena matahari mulai terbit, mereka tidak ingin penampilan mereka membawa tatapan penasaran siapapun yang mungkin mereka lewati.
Ree menyukai keheningan ketika berkuda. Ia menyukai tidak perlu berbicara atau berinteraksi.
Di saat yang sama, ia benci apa yang keheningan bawa untuknya. Desiran angin pagi bahkan tidak bisa menutupi suara-suara yang bergema dalam pikirannya. Pertanyaan demi pertanyaan terlontarkan tanpa jawaban. Setiap benang logika yang ia untai menjadi kusut.
Ree mengencangkan pegangan tali kekangnya. Menggigit bibir bawahnya dalam usaha menghalau suara-suara di kepalanya.
Di saat-saat seperti ini, ia rindu para bayangan. Ia rindu suara mereka yang seperti banyak namun satu. Ia rindu... humor gelap mereka.
Ia rindu... ia butuh suara para bayangan untuk menghalau pemikiran di benaknya-
"Adishree!" panggil Kai.
Ree menghentikan kudanya tiba-tiba dan menoleh pada Kai. Matanya membelalak sementara adrenalin membuat tangannya bergerak menuju pisau di sabuknya.
"Ada apa?" tanyanya sementara memperhatikan sekitar mereka. Ia mencoba mencari sumber alasan Kai memanggilnya.
"Rileks," kata Kai.
"Huh?" Ree melepaskan genggaman pada pisaunya. Ia masih menatap Kai yang ternyata sudah menghentikan kudanya terlebih dahulu.
Kuda Kai yang berwarna hitam mengeluarkan suara ringkikan tepat ketika Kai berkata, "Aku berbicara padamu tapi kau tidak mendengarkan."
"Bicara?" Ree tidak merasa ia mendengarkan apapun dari tadi. Hanya suara angin mendesir, suara kicauan burung, dan suara tapak kaki kuda.
Dan suara-suara di kepalanya.
"Ya," kata Kai. Ia memacu kudanya untuk bergerak kembali. Begitu juga Ree.
"Kau ingat kau bilang aku dapat datang padamu, bukan?" tanya Kai.
"Huh?"
"Malam kemarin, di tempat Lord Baysil," kata Kai. "Ketika kau mengambil pipa rokok dariku."
"Apa maksudmu?" Ree tentu ingat kejadian itu. Namun ia tidak menyangka pria abadi ini akan benar-benar menagihnya.
Lagipula, apa yang sebenarnya Kai inginkan? Apa yang sebenarnya dapat ia berikan pada Kai pula?
YOU ARE READING
Negeri Mentari | Seri 2 Turnamen Mentari
FantasySeri 2 dari Turnamen Mentari Selesai menyelamatkan para penonton Turnamen Mentari, Ree hanya ingin pergi menjauh dari takdir yang semakin mencekiknya. Namun ia mendapati bahwa lebih banyak orang justru bertumpu harapan padanya. Di atas itu semua, ke...