Tuan, kami merindukanmu.

Perempuan itu mendecih. "Jangan bohong. Kau menikmati menemani Putri Pertama itu, bukan?"

Adishree adalah pribadi yang menarik, Tuan, kata para bayangan. Kau akan menyukainya. 

"Di mana dia sekarang?"

Perempuan itu melangkah keluar dari Goa Naga Hitam. Untuk pertama kalinya dalam lima ratus tahun, ia akhirnya dapat kembali ke wujud manusia dan menghirup udara segar. Ia membuat para bayangan menutupi seluruh tubuhnya dan membentuk sebuah gaun hitam. 

Seorang bocah yang sedang berlari di padang rumput di depan goa hanya dapat bengong melihat seorang perempuan keluar dari Goa Naga Hitam.

Dia bersama dewi yang memenjarakanmu di kontinen ini, Tuan.

Perempuan itu tersenyum sinis. 

"Anielle," geramnya. "Apa dewi itu masih berpegang pada taruhannya dengan Kara?" 

Tanpa mempedulikan tatapan bengong bocah di hadapannya, perempuan itu meleburkan diri kepada para bayangan. Ia menyatu dengan kolam abu-abu di tanah dan bergerak ke suatu arah.

Ya, jawab para bayangan, Apalagi karena Adishree terus saja berlari ke arah takdirnya sendiri.

"Gadis yang malang," kata perempuan itu di alam bayangan, "Ia ingin bebas tetapi tidak menghadapi masa lalu hanya akan mencekiknya lebih keras."

Dia kasihan.

"Kau menghasihani gadis itu?" Perempuan itu cukup terkejut melihat bayangan milliknya prihatin pada seorang manusia. 

Dia menghadapi terlalu banyak.

"Tch. Kalian tidak terdengar seperti biasanya," kata perempuan itu, "Apa gadis itu telah mempengaruhi para bayanganku? Kalau iya, berarti aku harus berhati-hati padanya. Siapapun yang dapat mempengaruhi banyak orang, bahkan mempengaruhi bayangan tak bernyawa, patut dikatakan sebagai orang yang berbahaya."

Para bayangan tidak langsung menjawab. 

Tentu saja dia tidak semenarik dirimu, Tuan.

Perempuan itu tertawa terbahak-bahak. "Bawa diriku kepadanya," katanya pada para bayangan, "Sudah saatnya aku menyapa dewi berengsek itu pula. Lima ratus tahun aku mendekam dalam kegelapan karena dirinya. Saatnya ia merasakan amarahku yang sudah terpendam lima abad."

Baik, Tuan.

Lalu para bayangan bertanya kembali, Tuan, apa kau akan menolong Adishree?

"Hmm?" Perempuan itu mengangkat kedua alisnya di alam bayangan, "Membantu Adishree memenuhi ramalan atau menghancurkan dunia ini?"

Kami lebih menantikan untuk melihat dirinya menghancurkan dunia ini daripada memenuhi ramalan.

Perempuan itu tertawa keras kembali dalam alam bayangan sementara mereka bergerak menuju di mana pun Ree berada. 

"Tentu saja," kata perempuan itu dengan senyuman yang pulas, "Apalagi karena ramalan mereka tak lain dan tak bukan adalah sebuah permainan taruhan yang dibuat Anielle."

"Oh," perempuan itu berkata kembali, "Siapa satu dewa lain yang selalu bersama Anielle?" 

Wiseman.

"Ya! Taruhan antara Anielle, Kara, dan Wiseman."

Tuan, tanya para bayangan itu kembali, Siapa menurutmu yang akan memenangkan pertaruhan itu?

"Hm? Apakah itu pertanyaan?" tanya perempuan itu balik dengan nada mencemooh. "Aku adalah penyihir yang lahir dari kegelapan. Aku adalah Permaisuri Aluthia, kekaisaran di luar kontinen ini. Aku bahkan telah hidup lebih lama daripada para dewa dan dewi di kontinen ini."

"Aku adalah Andromeda. Dan karena aku tahu rahasia busuk di balik kontinen dan sistem magis mereka," katanya dengan senyuman lebar, "Pemenang dari taruhan yang pelik seperti ini sudah pasti adalah seorang yang tak terduga."

Ah, Tuan! Beritahu kami siapa orang itu.

"Untuk apa?" tanya Andromeda. "Seharusnya kau sudah tahu pula."

Kami tidak bisa membaca pikiranmu, Tuan. Tidak seperti membaca pikiran manusia lain.

"Maka tunggu saja," Andromeda berkata kembali, "Semuanya akan terungkap sesuai waktunya. Satu per satu."

"Tentang ramalan dan taruhan. Tentang kontinen dan dunia. Tentang terang dan gelap. Dan terutama tentang para dewa dan dewi palsu."

Apa berhubungan dengan alasan Anielle menjebakmu dalam bentuk Naga Hitam selama lima ratus tahun?

Andromeda tersenyum semakin lebar. 

Ayolah, Tuan. Kau membuat kami sangat penasaran!

"Sebentar lagi, bayangan," katanya, "Kita akan langsung konfrontasi sumber dari semua kepelikan ini."

Ah... Kau selalu begini, Tuan. Membuat kami berpikir keras berusaha mengejar pemikiranmu.

Andromeda tertawa terbahak-bahak kembali. "Hey, itulah alasan kau menyukaiku, bukan?"

ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴘɪᴋɪʀ ᴋᴀᴍɪ ᴀᴋᴀɴ ᴘᴇʀɢɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ? 

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴘɪᴋɪʀ ᴋᴀᴍɪ ᴀᴋᴀɴ ᴘᴇʀɢɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ? 

ᴄɪʜʜ. 

ᴛᴀɴᴘᴀ ᴋᴀᴍɪ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴅᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ. 

ᴋᴀᴍɪ ʙᴀʜᴋᴀɴ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴋᴇ ᴀʟᴜʀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴍᴇᴍʙᴀᴡᴀ ᴛᴏᴋᴏʜ ʙᴀʀᴜ. 

ᴍᴡᴜᴀʜᴀʜᴀʜ    

ꜱᴀʟᴀᴍ, 
ᴘᴀʀᴀ ʙᴀʏᴀɴɢᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇʟɪʜᴀᴛ ᴀᴜᴛʜᴏʀ semakin bingung.

Negeri Mentari | Seri 2 Turnamen MentariDär berättelser lever. Upptäck nu