19❣ Rest in Peace, My Love, Na Jaemin

441 62 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You must play this
Yiruma - River Flows in You

Sangat disarankan mendengarkan melodi ini saat membaca.

***

Aerin pergi ke rumah sakit bersama Jisung dengan perasaan yang tak karuan. Terlebih setelah mendengar cerita pemuda itu tentang apa yang terjadi pada Jaemin sebenarnya.

Na Jaemin sakit. Lelaki itu punya kelainan jantung bawaan sejak lahir. Bilik jantungnya berlubang sejak kecil. Dan gilanya, Aerin yang sudah 11 tahun bersamanya tidak tahu hal itu sama sekali.

Untuk ke sekian kali, Aerin merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia tidak tahu apa pun tentang lelaki yang ia cintai. Ia tidak tahu Jaemin-nya berjuang melawan penyakit selama ini.

Bahkan saat Jaemin menghilang selama tiga pekan, Aerin sama sekali tidak tahu jika lelaki itu sedang berjuang hidup dengan sakit jantungnya yang semakin parah di rumah sakit. Ketika keadaannya lebih baik, Jaemin memaksakan diri untuk menemuinya, mengatakan sesuatu tidak benar hanya agar Aerin berhenti memikirkan lelaki itu.

Saat itu Aerin justru membentaknya, memarahinya. Berkata sesuatu yang menyakitkan. Ia tidak tahu apa yang telah lelaki itu alami. Rasa sakit yang telah Jaemin rasakan selama ini.

Aerin sungguh bodoh. Ia tahu hal itu. Dan perasaan itu semakin menyakitinya ketika ia melihat Na Jaemin terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Alat bantu napas terpasang di hidungnya, juga beberapa infus yang menempel di tangannya. Alat monitor hemodinamik dan saturasi ada di sebelah ranjangnya, menunjukkan gelombang denyut jantung, tekanan darah, oksigen yang diserap tubuh, temperatur, dan frekuensi pernapasan.

Jaemin masih hidup. Alat itu menunjukkannya. Tapi lelaki itu tidak sadar. Ia koma. Kondisinya kritis antara hidup dan mati.

Bibir Jaemin pucat. Wajah yang selalu tersenyum itu tidak lagi terlihat. Jaemin tampak tertidur dengan tenang, tapi Aerin tahu sebenarnya lelaki itu sedang menahan rasa sakit sekarang.

Aerin menggenggam tangan lelaki itu, menangis sejadi-jadinya. "Na, bangunlah. Jangan seperti ini. Kenapa kau tidak mengatakan apa yang terjadi sesungguhnya padaku?"

Tuhan, Aerin ingin Jaemin-nya tetap hidup. Aerin tidak ingin kehilangan lelaki yang ia cintai. Tolong biarkan Na Jaemin sadar dari komanya. Ia merapalkan doa itu berkali-kali dalam hati.

"Kak Jaemin melarangku memberitahu Kak Aerin tentang kondisinya. Beberapa hari yang lalu keadaannya sedikit membaik. Tapi tadi pagi, ia tiba-tiba tidak sadar. Dokter bilang kondisinya kritis. Kak Jaemin mengalami hipoksia. Saturasi oksigennya menurun setiap jamnya. Karena jantungnya berlubang, darah yang membawa oksigen dan karbon dioksida bercampur jadi satu, membuat darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang," jelas Jisung yang berdiri di sebelahnya. "Dokter bilang hanya menunggu waktu sebelum detak jantungnya berhenti untuk selamanya."

Dandelions [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang