10❣ Two Hearts That Want Each Other

250 58 0
                                    

Beberapa bulan Aerin lalui dengan susah payah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa bulan Aerin lalui dengan susah payah. Entah ujian kelulusan yang kembali membuat otaknya berasap. Atau rencana-rencana masa depan yang sedang ia susun bersama Jaemin beberapa waktu yang lalu.

Tentang toko kue itu ... semuanya sudah siap. Beberapa hari lagi Aerin dan Jaemin bisa memulai bisnisnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka menyewa toko lumayan bagus di pinggir jalan.

Dan hari ini, wisuda kelulusan mereka berdua. Wajah-wajah bahagia tampak. Terlebih Jaemin yang sekarang tersenyum senang pada semua orang. Pemuda itu mendapat nilai tertinggi satu kota. Juga mendapat tawaran beasiswa di universitas ternama di kota mereka.

Ibu pengurus datang di wisuda mereka. Beberapa adik-adik di panti juga datang, membuat Aerin dan Jaemin yang sejatinya tidak memiliki keluarga jadi terhibur dengan kedatangan mereka semua.

"Selamat, Na Jaemin, atas prestasimu selama ini." Aerin lupa belum mengucapkan selamat pada sahabatnya sejak kecil itu. Mereka memakai baju toga. Masing-masing membawa seikat bunga yang diberi oleh panti untuk mereka berdua.

"Selamat juga, Jung Aerin, nilaimu juga memuaskan. Jadi, kau akan kuliah atau memulai bisnis kita terlebih dahulu?" tanyanya.

"Aku akan menjual kue terlebih dahulu. Jika uangku sudah banyak, aku akan kuliah," jawabnya. Itu rencana yang sudah Aerin pikirkan matang-matang. Ia harus tetap kuliah, seperti yang kakak perempuannya inginkan dulu. Tidak masalah jika telat satu atau dua tahun.

Jaemin tersenyum menyetujui. Pemuda itu selalu mendukung apa pun keputusan Aerin. Lantas Jaemin memeluknya erat, yang Aerin balas dengan pelukan pula. Mereka sudah melewati masa sekolah dengan baik. Jatuh bangun dengan kehidupan yang tak pernah terduga. Melewati hal itu bersama-sama, saling menguatkan.

Dan tentang rasa itu ... cintanya pada Na Jaemin, Aerin memilih menguburnya dalam-dalam. Ia tidak akan memikirkan hal itu lagi. Ia hanya ingin fokus pada masa depannya sekarang. Jika saatnya datang, Aerin akan menerima takdir yang telah Tuhan berikan padanya. Apa pun itu.

Tapi sepertinya rencana yang Aerin susun berbanding terbalik dengan yang Jaemin susun.

Jaemin berkata padanya di penghujung acara wisuda. "Aerin, aku punya tempat yang bagus untuk didatangi. Ayo kita datang besok sore."

Dan seperti rencana, mereka datang ke tempat yang Jaemin janjikan dengan berboncengan sepeda. Jaraknya tidak terlalu jauh dari panti ataupun rumahnya. Hanya saja mereka berdua perlu melewati jalan setapak yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki.

Setelah beberapa menit berjalan, barulah Aerin tempat bagus apa yang dimaksud Jaemin. Hamparan bunga dandelion sejauh mata memandang, dengan pohon besar di antara hamparan itu.

Aerin dengan mata berbinar berlari ke lautan dandelion itu, tertawa ketika angin kencang menyambut mereka, ikut menerbangkan serbuk dandelion ke udara. Jaemin tersenyum lebar, ikut berlari mengikutinya. Pemuda itu tertawa ketika angin kencang membuat serbuk bunga dandelion mengenai wajahnya.

Dandelions [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang