Bab 10

30.4K 2.8K 47
                                    

Jangan lupa pencet bintang yaaa ⭐

---

"Eh?" Roney terlihat gelagapan. Ia mengalihkan pandangan ke arah wanita di sebelahnya.

Sepertinya Carmine belum memberitahu Argent perihal kehamilannya.

Seolah paham dengan kebingungan Roney, Carmine lantas berucap, "Aku baru bertemu sebentar dengan Duke dan perutku tiba-tiba sakit."

Ia mencoba menerangkan. Tak ingin terjadi salah paham di antara mereka.

Pendeta suci sekaligus dokter itu mengangguk paham. "Hm, baiklah. Duke, akan saya jelaskan."

Argent hanya terdiam, seolah mengizinkan Roney untuk terus berbicara.

"Seperti yang saya bilang sebelumnya, saat ini Duchess tengah hamil, kira-kira sudah dua bulan.

"Kandungannya memang terbilang rentan karena bayi kalian yang mewarisi elemen api sekaligus angin banyak menguras energi Duchess." Roney berhenti sejenak untuk mengatur napas.

Ia kembali melanjutkan, "Sehingga, untuk gejala-gejala morning sickness seperti yang terjadi tadi pagi akan berdampak lebih kuat untuk Duchess dibanding Ibu Hamil pada umumnya.

"Mungkin, hal tersebut juga akan berlangsung lebih lama."

Sang dokter melirik sekilas kepada Duke yang masih terdiam. "Kemudian, untuk rasa keram atau sakit yang dialami Duchess, saya menduga penyebabnya ada dua.

"Yang pertama karena intensitas berhubungan yang tinggi dan mungkin terlalu panas."

Lagi-lagi, para pelayan dan kesatria yang mendengarnya tersipu malu. Walaupun Roney tidak menggunakan kalimat eksplisit, tentu saja mereka paham dengan apa yang dimaksud.

Begitupula dengan Carmine dan Lena yang turut merona.

Sedangkan sang pelaku, Argent, wajahnya tetap lempeng-lempeng saja.

Kheh. Siapa juga yang akan menyentuhnya lagi ketika tugasnya mendapatkan pewaris sudah terlaksana?

"Yang kedua, mungkin saja Duchess terlalu banyak pikiran, sehingga calon bayi merespon dengan rasa keram, nyeri, atau perut mengencang, supaya sang Ibu tidak terlalu tertekan."

Mendengarnya, pikiran Argent berkelana teringat dengan Bellina.

Xanthe bercerita bahwa istrinya yang sedang hamil itu sering sekali mengeluh mual dan muntah. Juga, katanya, perutnya sering tiba-tiba terasa sakit.

Semuanya persis dan sejalan dengan apa yang dikatakan Roney.

Perasaannya juga berubah jadi jauh lebih sensitif.

Ah! Satu lagi, ia bahkan bertingkah aneh, suka menginginkan makan sesuatu yang bahkan terbilang unik. Terkadang Argent turut membantu Xanthe dalam memenuhi keinginan Bellina.

Jika tak dituruti, maka ia akan menangis. Bahkan untuk hal-hal kecil lainnya.

'Apa namanya? Hm...' Argent berpikir sejenak.

"Mengidam?" Satu kata itu kali ini meluncur dari bibirnya.

Roney tersenyum bangga pada teman jeniusnya itu. "Ya! Satu lagi, ada yang namanya mengidam. Ketika seorang Ibu Hamil ingin makan atau berbuat sesuatu, hal tersebut biasanya bawaan bayi."

Argent menganggukkan kepala singkat.

Saat ini, dirinya menjadi seorang calon Ayah, huh?

I Suddenly Transmigrated and Got PregnantWhere stories live. Discover now