Part 52

1.3K 164 56
                                    

Siapa sih yang tidak kenal dengan pria berdimple kelahiran asli negara Seoul ini?

Salah satu dari tujuh orang aset negara Korea Selatan, yang pernah menggemparkan dunia karena speech nya tentang mencintai diri sendiri di Pidato PBB.

Lelaki ber-Iq 148, tergolong sangat jenius mendekati albert einstein.

Tapi... Sepintar dan sedewasa apapun seorang Namjoon dalam menghadapi apa yang ia alami, ia pasti punya titik terendah di hidup nya.

Beberapa kali mungkin Namjoon benar benar berhasil mencegah kejadian buruk itu datang, dengan cara membawa diri nya sendiri ke museum, ke hutan, atau ke pantai bertemu teman teman Namjoon yang tak lain adalah kepiting atau hewan laut lain nya.

Dan sekarang, Namjoon sudah benar benar sampai di titik terendah itu, dia benar benar sampai di dasar nya. Hingga kesulitan untuk kembali naik untuk bangkit.

"Namjoon-ah, mau makan apa? Nanti ibu buatkan" seru sang ibu dari dapur.

Namjoon menggeleng dengan mata menatap menerawang nya.

Kepala nya tidak penuh sekarang, dia jadi benar benar susah untuk di ajak bicara.

Namjoon menghela nafas, karena merasa bosan berada di ruang tamu seorang diri, dia pun melangkahkan kaki nya ke taman belakang rumah nya.

Duduk di kursi putih sambil memandangi kolam renang yang ada di sana.

Ingatan nya melayang entah kemana, dan tiba tiba saja ucapan seseorang berputar di memori nya. Seseorang yang sangat ia rindukan kehadiran nya.

*Flashback*

Namjoon sedang melamun di dalam studio nya, dia benar benar sedang kacau sekarang. Terlebih lagi.. Banyak deadline pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini.

"Sebanyak ini? Mana bisa aku menyelesaikan sekarang dalam waktu singkat" gumam nya frustasi.

Namjoon memundurkan kursi nya lalu beralih duduk di depan piano. Mencoba menekan tuts nya satu persatu, hingga akhirnya dia kembali termenung.. Bukan nya terbayang lagu, Namjoon malah terbayang bagaimana cara nya agar ia bisa keluar dari masalah ini.

Namjoon menutup seluruh wajah nya dengan kedua tangan nya,, dia frustasi berat.

Saat itu juga.. Seseorang masuk kedalam ruangan Namjoon tanpa Namjoon sadari. Seseorang yang selalu tau semua password ruangan hyung nya, walau keenam hyung nya tidak pernah membocorkan password ruangan mereka pada si kecil ini.

Anak itu masuk ke dalam ruangan Namjoon, lalu melihat koleksi patung di lemari besar sang kakak.

Jungkook tau ini lemari baru, karena yang lama sekarang ada di gudang Dorm. Koleksi Namjoon pasti selalu bertambah, oleh karena itu Namjoon mengikuti saran Hoseok agar membeli lemari yang sangat sangat besar.

"Wah!" gumam Jungkook saat melihat piala pertama mereka, penghargaan daesang pertama di tahun 2016.

Namjoon membuka kembali wajah nya lalu menatap Jungkook yang kini sedang memegang piala berharga itu.

"Ngapain, Kook?" tanya Namjoon, padahal sudah jelas Jungkook sedang melihat piala.

Jungkook berbalik menampilkan cengiran khas nya pada sang kakak, yang kadang berperan sebagai ayah kedua di hidup nya.

"Aku hanya melihat lihat piala" jawab Jungkook sambil tersenyum, lalu meletakkan kembali piala tadi ke tempat nya.

Dia menutup kembali lemari kaca itu, lalu mendongak menatap banyak sekali piala penghargaan Bts.

"Ternyata kita sudah se-sukses ini ya sekarang" gumam Jungkook,, lalu berbalik dan duduk di depan hyung nya itu.

"Habis dari mana?" tanya Namjoon.

Jungkook berpikir sejenak.

"Dari ruang Suga hyung" jawab nya akhir nya.

Namjoon menaikkan sebelah alis nya, "Yoongi hyung?"

Jungkook mengangguk.

"Ngapain?" tanya Namjoon lagi.

"Em.. Main"

"Main apa memang nya dengan hyung yang satu itu?"

"Jimin hyung baru saja membelikan aku palu plastik, dan aku membawa nya saat ke ruangan Yoongi hyung tadi" cerita Jungkook, "Lalu.. Karena Yoongi hyung sibuk dengan pekerjaan nya, akhir nya aku hanya bermain dengan kepala Yoongi hyung saja"

"Kepala? Maksudnya?"

"Aku memukuli kepala nya dengan palu"

Namjoon meneguk liur nya dengan susah payah, bisa bisa nya Jungkook memberanikan diri nya memainkan hyung BTS yang kejam itu.

Hening lagi...

Namjoon kembali berpikir dan memikirkan.

"Hyung kenapa?" tanya si maknae

Namjoon menghela nafas, mungkin sebaiknya ia cerita saja dengan Jungkook, Seokjin bilang anak itu pendengar yang baik.

"Kook.. Jika kau punya masalah.. Tapi belum menemukan jalan keluar nya, apa yang kau lakukan?" tanya Namjoon serius.

Jungkook berpikir sebentar, ia harus menemukan jawaban yang tepat sekarang.

"Kalo aku sih hanya mengikuti prinsip Jin hyung saja"

"Apa prinsip nya?" tanya Namjoon ingin tahu.

"Kalau kita punya masalah dan belum menemukan jalan keluar, kenapa kita tidak mencoba membuat peta yang baru saja? Siapa tau... Masalah nya segera selesai dengan peta yang baru"

Namjoon diam, dia meresapi kata kata itu.

"Hyung.. Semua orang pasti punya masalah dalam hidup nya, saat masalah satu selesai.. Pasti akan ada masalah baru lagi yang tercipta.. Atau bahkan.. Saat masalah nya belum selesai, biasa sudah ada masalah baru... Kita hanya perlu menyiapkan mental dan hati saat menghadapi nya, mencari jalan keluar nya secepat mungkin dengan membuat peta baru" nasihat Jungkook, dia juga ikut ikutan serius sekarang.

Jika sudah seperti ini.. Namjoon terlihat seperti maknae dan Jungkook seperti seorang hyung.

Namjoon akhir nya paham, "Kamsahamnida, Kook! Hyung paham sekarang"

"Baguslah hyung" Jungkook menerbitkan senyuman manis nya.

Namjoon mengusak lembut rambut nya pelan.

*Flashback off*

"Ah benar! Aku harus membuat peta baru! Agar bisa keluar dari permasalahan ini!" gumam Namjoon cepat saat ingatan indah itu terputar di memori nya.

Namjoon agak labil sekarang, tadi nya dia bilang dia lelah.. Dan kacau, bahkan hari ini akan di bawa ke psikiater.

Tapi setelah mengingat nasihat Jungkook, Namjoon jadi ingin bangkit lagi.

Dan dia benar benar merasa sangat bersalah sekarang, dengan diri nya sendiri.

*******

Insya Allah klo sempat ada double up.

See you.

Jangan lupa vote and komen
Semangat nabung nyaaa~~

1. Film Out || BTSWhere stories live. Discover now