14.INGKAR LAGI

37 6 0
                                    

"Hai Aruna."

Suara itu membuat Aruna berbalik dan melihat siapa yang datang, di pikiran Runa sih semoga itu Iqbaal tapi, dari nadanya saja seperti bukan iqbaal.

"Sendiri? Gua perhatiin dari jauh sendiri aja," ucapnya lagi duduk di sebelah Runa.

"Hmm."

"Ga bareng Iqbaal?" Tanya nya. "Tadi gua ketemu dia di rumahnya Sasa," ucapnya lagi.

Runa hanya tersenyum dan dia juga tahu kalau Iqbaal dan Vaneshaa memiliki jarak rumah yang dekat bahkan sekompleks.

"Ga baik cewe sendiri di keramaian."

Runa masi saja diam dan tetap memakan cemilan nya itu. Selama Riko tidak  kurang aja it's okey.

"Gua beliin minum yah bentar," ucap Riko kini pergi meninggalkan Runa.

Karena Riko pergi agak lama, itu membuat Steffy merasa bosan hingga membuat dirinya membuka beberapa sosial media miliknya. Melihat lihat beberapa story dari seseorang, hingga jari nya berhenti menekan saat melihat story milik vanesshaa.

"Iqbaal masih disana?"

Runa melihat jelas Iqbaal saat sahsa sedang membuat snap, yah itu benar benar Iqbaal bahkan suara dan wajahnya sama. Hingga akhirnya Riko datang dengan membawa 2 botol minuman dingin di tangannya, Runa segera kembali ke menu awal dan mematikan handphone miliknya.

"Minum!" Seru Riko

"Makasih" singkat Steffy sembari sedikit menjauhkan tubuhnya dari Riko

***

PLN baru saja pergi dari sana. Mereka tadi segera menelfon PLN, karena takut ada sesuatu yang korslet di salah satu kabel rumah Sasa.

Iqbaal sudah cukup lama di rumah Shasa, sudah banyak yang mereka cerita hingga Iqbaal saja lupa dengan janjinya. Walaupun lampu sudah menyala tapi Iqbaal tidak ingin masuk di dalam untuk mengobrol katanya, nanti fitnah sama tetangga.

Mereka hanya duduk saja di luar, sedari tadi Shasa sudah menyuruh cowok itu untuk pulang saja, tapi sebagai lelaki sejati Iqbaal tidak akan meninggalkan Shasa sendiri di rumahnya dan hari juga sudah mulai malam mana tega dia meninggalkan seorang cewek sendiri

Sahsa senang malam ini bisa punya teman ngobrol, apalagi Iqbaal. "Ga di cariin?" Tanya shasa basa basi, yah sekarang sudah jam 9:45 dan Iqbaal masih di sana juga

"Emang mau sendiri? Kak Sisi belum datang kan? Kalau kak Sisi udah datang, gua pulang" jelas Iqbaal

***

22.00 malam

Saat sampai di rumah Iqbaal sudah di sambut dengan sang kakak di ruang tamu yang sedang asyik membaca beberapa majalah. Fiza menatap ke arah Iqbaal yang baru saja masuk, memastikan kalau itu benar benar Iqbaal.

"Cie abis jalan sama Runa."

"Mampus."

Saat tiba di kamar, Iqbaal segera mengeluarkan handphone miliknya di saku dan melihat apakah ada pesan  dari Runa, dia yakin kalau Runa akan marah padanya. Bagaimana bisa dia lupa dengan janjinya itu, padahal dia orang yang paling anti dengan ingkar janji, tapi sekarang itu yang Iqbaal lakukan. Bagaimana bisaaaa!!!!

"Low?"

Yah sial sekali, ternyata handphone miliknya sedari tadi mati, dan dia tidak tahu.

"Terakhir up snap dong tadi," batin iqbaal.

***

Pagi pagi sekali Iqbaal sudah mandi dan segera siap siap untuk menemui Runa untuk meminta maaf atas kesalahannya semalam. Bagaimana bisa lupa dengan janjinya, dan juga membiarkan gadis itu sendiri keluar malam.

"Mau ke mana?pagi pagi udah rapi aja," tegur Fiza saat melihat Iqbaal keluar kamar dengan keadaan rapi.

Iqbaal hanya tersenyum singkat dan melanjutkan mengambil sepatutnya yang di simpan di rak sepatu. "Mau ke mana sih?" Tanya Fiza sekali lagi.

"Kepo aja"

"Yaiyalah"

Iqbaal segera berlalu menggunakan motor nya. Dia akan menuju rumah Runa sekarang.

"Assalamualaikum pak," sapa Iqbaal yang turun dari motor.

"Walaikumsalam den."

"Tau aja kalau saya datang pak."

"Yaiyalah, suara motor den Iqbaal udah saya kenal banget."

"Bisa aja pak."

"Mau ketemu non Runa kan? Mausk den, sekalian masukin motor," serunya.

Iqbaal segera berjalan masuk, pintu utama tidak tertutup sepenuhnya dan itu bisa membuat seseorang mengintip "Assalamualaikum," ucap Iqbaal sembari melihat lihat dari sela pintu yang tidak tertutup rapat.

Suara langkah kaki sudah terdengar menuju ke pintu utama, Iqbaal berusaha melihat tapi tidak bisa karena cela yang begitu kecil

Pintu terbuka dan menampakka sosok gadis dengan pakaian tidur pink dengan rambut terurai dan sedikit tidak rapi, sepertinya baru bangun beberapa menit lalu "Walaikumsalam."

"Baru bangun?"

"Astagaaa iqbaaallll."

"Kenapa?"

"Ngapain kesini?"

"Loh, tamu bukannya di suruh masuk malah di tanya gitu."

"Mama sama papa kamu belum pulang?" tanya Iqbaal mulai melangkahkan kakinya masuk.

"Ntar siang."

"Semalam sendiri di rumah?"

"Ada bibi kan."

Iqbaal mengangguk.

"Marah soal semalam? Maaf yah itu aku...-"

"Tau kok," belum sempat Iqbaal melanjutkan perkataannya, Runa sudah saja memotong nya.

"Jaket baru?" Tegur Iqbaal saat melihat jaket di sofa. Iqbaal tahu Runa tak memiliki saudara laki laki, dan selera Runa bukan hitam dan Jaket kulit.

"Hah?"

Runa berbalik dan melihat ke arah tangan Iqbaal, yah benar sekali itu jaket semalam milik Riko, saat dia mengantar Runa pulang dengan keadaan tertidur di mobilnya.

"I...i..itu, punya sopir papa."

"Mang Jaja?"

"I...i.. yah."

***

"hai baal"

Iqbaal menoleh dan melihat sosok yang merangkul nya itu, Iqbaal menatap nya dengan tatapan santai dan kembali menatap ke makanan di hadapannya itu.

.
.
.
.
SEE YOU NEXT CHAPTER

It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang