One : The Queen

547 68 4
                                    

Minju, Vicky, Hitomi dan Nako mereka berempat kini duduk terdiam. Menunduk dalam sembari terus mendapatkan ceramah panjang lebar dari sang kepala sekolah.

Pagi ini, seluruh sekolah dikejutkan bahwa salah satu murid yang bernama Kang Hyewon dilaporkan kedalam kasus percobaan bunuh diri.

Saat ini ia ditahan dirumah sakit, dengan keadaan yang kritis. Polisi menemukan sebuah diary nya, dan banyak tulisan kesedihan serta curahan hati Hyewon selama ini.

Dirundung, ditindas, disiksa karena alasan ia menghalangi langkah para anak kelas atas. Yaitu, kawanan Minju.

"Apa yang sebenarnya kalian pikirkan selama ini? Dari segi manapun kalian bisa mengalahkan dia dengan cara yang lebih mudah, kenapa harus dirundung? Kalau sudah begini, siapa yang paling banyak terkena dampaknya?" ujar kepala sekolah, ia merasa kehilangan tenaga sudah berteriak banyak pada mereka. Menghempaskan tubuh pada sofa, dan memijit keningnya.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang pria paruh baya dengan pakian rapi.

"Pak perdana menteri!" ucap sang kepala sekolah, terkejut.

"Ayah!" Vicky pun tidak kalah terkejut.

"Saya rasa cukup sampai disini saja. Yang boleh memberikan nasehat pada Vicky hanya saya. Sebagai pemilik yayasan, saya tegaskan untuk menghapus jejak apapun yang tertuju pada mereka berempat. Apapun caranya, nama Vicky harus bersih."

Kepala sekolah langsung membungkuk, "Baik pak! Akan kami laksanakan.

***

Minju adalah orang terakhir yang keluar dari ruangan kepala sekolah, setelah bercerita masalah dari sudut pandangnya.

Barusan ia menutup pintu itu, seketika berbalik wajahnya mendapatkan pukulan keras dari seorang asing.

Belum sempat ia menegapkan tubuh, kini dirinya didorong menubruk dinding dan kerah bajunya tengah dicengkram dengan kuat. Minju merasakan getaran amarah orang itu yang tersalur jelas melalui tatapan matanya.

"Kau pikir dapat lari dari masalah ini hanya karena kau anak wakil perdana menteri? Tidak, sampai kapanpun aku tidak akan tinggal diam." ucap orang itu.

Minju hanya menatap nya datar, tidak mencoba melawan sedikitpun.

"Chaewon!" teriak wanita paruh baya yang kemudian segera menarik gadis muda itu menjauh dari Minju, "Maafkan anak saya yang sudah tidak sopan menyerangmu begitu saja."

"Ibu apa-apaan?! Makhluk tidak berperasaan seperti dia itu tidak lebih baik dari pada hewan. Hanya karena ia jauh diatas kita bukan berarti dia bisa dihormati atau bahkan dapat menindas rakyat bawahan semaunya!"

"Chaewon cukup!" bentaknya sekali lagi, kemudian membungkuk pada Minju, "Maafkan kami, saya permisi."

"Tidak bisa!" Chaewon menarik tangannya yang diseret sang ibu secara paksa, ia kembali mendatangi Minju yang masih diam tak ada pergerakan sedikitpun.

"Karma akan terus berjalan, meskipun kau bisa lolos dari tanggung jawabmu hari ini, siapa yang akan menebak besok hari? Kuharap kau menyesali semua perbuatanmu terhadap kakak ku." ucap Chaewon, dan segera berlalu dari sana.

Minju menempelkan punggungnya pada dinding, lalu menutup mata rapat. Dalam hening yang menyelimuti sekitar pikirannya melayang entah kemana.

"Sial." gumamnya.

***

Satu hari setelah kejadian ribut kemarin, semuanya telah kembali seperti semula. Ya secepat itu, tidak ada perlawanan dari keluarga korban. Mereka hanya dapat menerima uang tutup mulut, semua tanggungan yang merugikan mereka dilunasi dengan itu.

Nemesis : For Her Ft. Kim MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang