Prolog

1.1K 75 2
                                    

Penampilan terakhir berhasil ditutup dengan menarik. Sesuai dugaan, ratu sekolah, Kim Minju memang tidak pernah mengecewakan dalam bakatnya.

Guru seni bahkan berdiri dari duduknya hanya untuk memberikan tepuk tangan heboh pada Minju.

Banyak murid disekolah itu menginginkan kehidupan yang Minju miliki. Bagaimana tidak? Anak seorang wakil perdana menteri, cantik, berbakat, ratu sekolah.

Sungguh indah bukan? Dengan uang, bakat, dan wajah itu, apa yang tidak dapat Minju lakukan atau dapatkan?

Semua orang rela tunduk pada perintahnya. Meski tidak sadis, tetap saja Minju adalah sang penguasa, ia juga mendapat gelar ratu.

Satu hal yang pasti, dia benar-benar bukan manusia yang dengan mudah dikalahkan.

"Wow, ratu kita memang tidak pernah mengecewakan ya?"

"Aku tau, tidak perlu disebut langsung." ujar Minju memberikan senyum kecil.

"Minju, Hyewon, murid yang sangat saya kagumi. Tolong jangan berhenti berlatih, karena lomba akan diselenggarakan akhir tahun ini dalam ketegori nasional. Kalian adalah kandidat terkuat."

"Saya dan Hyewon?" tanya Minju bingung, "Sepertinya bapak salah sebut nama."

Guru itu menggeleng, "Tidak, itu benar. Kalau begitu sampai sini dulu pertemuan kita ya, sampai jumpa besok."

***

Minju mendengus, menatap nanar pada ponselnya. Game yang ia mainkan terpaksa kalah akibat terkena tubrukan tubuh seseorang.

"Lagi?" tanyanya setelah tahu apa yang sedang terjadi.

Salah satu dari kawanan itu mengangguk, "Si brengsek sialan ini membuatku muak, dia tidak pantas masuk kedalam jejeran list lomba akhir tahun. Cih, beasiswa saja belagu." ujarnya sembari berjongkok menatap rendah pada gadis yang menunduk takut.

"Hei anak tidak tau diri, jangan berpikir mentang-mentang kau adalah senior, kami akan takut padamu. Itu tidak akan pernah terjadi."

Tawa licik menggema di seluruh penjuru ruangan. Sekelompok temannya barusan melakukan pesta kecil. Tidak habis dengan siksaan, satu dari mereka menyeret Hyewon masuk kedalam lemari dan menguncinya.

"Kalian... Tolong jangan seperti ini, tolong buka pintunya, ku mohon."

Tidak peduli dengan rintihan memilukkan, mereka semakin menjadi-jadi memberikan sumpah serapah pada korban.

"Meski kau memohon seribu kali, pintu ini tidak akan terbuka."

"Kau masih tidak sadar juga dengan posisimu, gadis kampung?"

"Ada dua anak petinggi negara disini, sedangkan kau? Hanya bocah miskin yang bisa bersekolah ditempat ini, jadi kurangi sikap gila mu itu!"

Kalimat pedas itu berkali-kali di lontarkan tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang yang menerimanya.

Layaknya mati rasa, tidak ada satu orang pun yang goyah ketika mendengar suara tangisan muncul, "Ku mohon.."

Bukannya iba, mereka malah semakin tertawa seakan acara komedi terpampang di depan mata. Begitu terus, sampai aksi mereka terhenti kala tanda masuk jam pelajaran berikutnya telah dimulai.

"Oh! Hampir saja, setelah ini kita harus hadir kelas seni. Ayo bubar!" Ujar salah satunya, dan dengan segera mereka berhambur keluar.

Meninggalkan Minju yang masih diam, ia kemudian melangkah perlahan mendekati pintu lemari.

"Hyewon." panggil Minju kecil, ia pun menyenderkan punggung pada benda itu. "Sebaiknya kau perhatikan kemana hendak melangkah dan..."

"Tidak bisa." Hyewon memotong, "Ini adalah mimpiku, lagipula aku berusaha sungguh dengan kemampuanku."

"Kalau begitu, terima saja takdir kalau harus dikucilkan setiap hari disini, sialan."

Hyewon menghembuskan nafas kasar, ia menendang kuat pintu lemari membuat suara nyaring yang mengejutkan bagi Minju.

"Jika kalian ingin menyingkirkan aku, kenapa tidak kalian bunuh saja? Tidak sulit bukan."

Minju tersenyum kecil, "Kau ini, berani sekali menantangku. Lebih baik hentikan saja semuanya."

"Tidak akan." ucap Hyewon penuh penekanan.

"Aku sudah memperingatkan mu untuk berhenti, setelah ini apa lagi yang hendak kau tanggung? Melawan kami? Percuma, kau tidak akan pernah bisa melakukan itu. Sekarang rasakan saja akibatnya."

Kalimat terakhir yang Minju ucapkan sebelum beranjak keluar dengan membanting pintu sekuat tenaga, tentu saja membuat Hyewon mengeluarkan air mata nya lagi dan lagi.








































[Nemesis : For Her]
Prolog ; √

Nemesis : For Her Ft. Kim MinjuWhere stories live. Discover now