🌺 ECCEDENTESIAST 🌺

Start from the beginning
                                        

🌺 ECCEDENTESIAST 🌺

Dibalik pintu yang menutup rapat-rapat segala sesuatu dibaliknya. Aku terdiam. Tanganku terkepal seakan menahan amarah. Namun, apalah dayaku... Aku hanya bisa menangis dalam diam dan berpura-pura bahagia di depan orang lain... Itulah pribadiku.

Kelin Abigail adalah namaku, seorang gadis penderita eccedentesiast yang lahir dari pernikahan paksa yang dilakukan kedua orangtuaku. Papaku seorang polisi berpangkat tinggi (Jenderal Polisi) beragama Hindu, sedangkan mama seorang pengusaha ternama beragama Islam.

Pernikahan yang tak didasari oleh cinta, sekaligus perbedaan status (agama maupun finansial) membuat mereka selalu bertengkar setiap hari. Dan akulah yang menjadi korban atas egoisme dan amarah mereka. Hanya aku, dan tidak berlaku untuk ketiga adik-adikku.

Kenapa? Apa alasannya? Hanya satu kata singkat yang tidak masuk akal... Wanita! Hanya karena perbedaan gender lah yang menjadikanku berbeda dengan ketiga adik-adikku. Mama dan papa seakan tak menginginkan kehadiranku di antara mereka. Hanya perasaanku? Huh! Kurasa tidak...

Aku hidup di rumah yang ku anggap sebagai neraka dunia, dimulai dari kedua orangtuaku yang setiap hari bertengkar, kesenjangan sosial yang terjadi di rumah maupun di lingkunganku bersekolah, dan rasa haus akan kasih sayang lah yang membuatku meringkuk dalam kesedihan yang berkepanjangan ini.

Aku melipat kedua kakiku dan menyembunyikan segala kekhawatiran yang membelengguku selama ini. Tak ada tempat untukku bercerita. Sudah lama aku menderita, dan itu.... belum cukup bagiku!

Mungkin orang mengira aku ini gadis yang sangat beruntung. Mamaku seorang pengusaha kaya nomor satu di Indonesia. Sedangkan, papaku seorang polisi berpangkat tinggi di Bali. Aku memiliki paras yang melebihi kata cantik dan tak kurang dari kata lumayan. Jangan tanyakan lagi latar belakangku, karena bisa dibilang kami adalah keluarga Chaebol* dari Indonesia yang patut dibanggakan.

*Bahasa Korea untuk konglomerat.

Namun, disinilah letak kesalahannya, mereka tak tahu betapa rusak dan hancurnya keluargaku, betapa jahatnya mereka menanggapi parasku, dan betapa iri dan bencinya mereka pada bakat ku yang luar biasa.

Wahai dunia yang indah dimanakah engkau? Apa kau lupa dengan gadis sepertiku? Tak kau lihat kah air mata yang menetes setiap malamnya? Haha... Dunia-dunia... Kau hanya melihat aku di keramaian, kau tak melihatku di kala sepi. Bahkan, jika kau melihatku pun, kau pasti tak berpihak padaku... Si Gadis Eccedentesiast ini...

Terkadang aku ingin kamarku ini dipenuhi oleh canda dan tawa dariku, bukannya air mata dan harta orangtuaku. Ketika aku di keramaian betapa sedihnya aku memakai topeng ini. Melihat orang tertawa, bullying dari sesama teman yang ku anggap sebagai candaan. Namun, ketika ku sendiri, rasa penuh yang berada di balik topeng tumpah ruah dan menjadikanku manusia yang tamak hingga berakhir dengan kesedihan.

Setiap malam aku menuliskan melodi-melodi mimpi yang tak pasti dan tak berarti. Berusaha mengangkat tangan dan mengadu pada-Nya. Berusaha menahan tangis, namun aku tak kuasa. Seakan-akan mataku telah diatur untuk selalu meneteskan airnya. Bersembunyi di balik topeng memanglah sangat melelahkan.

Pernah aku berpikir, mengapa sang pencipta memilihku? Ahh... Pikiran yang bodoh memang. Hingga aku paham, sang pencipta memilihku sebab ia tahu seberapa kuatnya aku.

Kadang terlintas di pikiranku untuk mengakhiri segalanya. Termasuk kehidupanku yang tak berarti ini. Tapi, itu menjadi tak pasti ketika aku masih mempunyai beberapa mimpi yang ingin ku raih. Sudahlah, untuk sekarang akan kujalani kejamnya dunia, sakitnya hidup, dan perihnya sikap manusia, terutama keluargaku, di balik topeng ini.

C • E • R • P • E • NWhere stories live. Discover now