11. Grandma

664 133 38
                                    


                      happy reading









malam itu, kami menghabiskan makan malam dengan hati yang sama-sama hangat, saling berbagi cerita dan canda tawa. Rumah yang sebelumnya sepi, sekarang menjadi lebih berwarna

dibawah naungan langit malam, sekitar pukul 10.15, terlihat seorang anak laki-laki sedang menuntun sepeda roda duanya itu, masih lengkap mengenakan seragam sekolah yang terbaluri sweater coklat bermotif

anak itu terlihat bersenandung ceria sembari menuntun sepeda menuju daerah rumahnya yang sedikit menanjak jalanannya. Udara dimalam hari dinginnya tidak main-main, sunoo mengeratkan diri pada sweater yang saat ini menjadi penghangat satu-satunya.

Pandangannya sekarang lurus kedepan, ada raut terkejut sekaligus penasaran saat melihat mobil hitam terparkir apik didepan rumahnya. Siapa yang berkunjung malam-malam begini?

Karna sudah sangat penasaran, sunoo cepat-cepat memasuki pekarangan rumahnya, tidak lupa memarkirnya sepeda digarasi yang hanya cukup dimasuki satu mobil kecil.

Membuka pintu rumah dengan perlahan dan perasaan gugup, sunoo memberanikan diri untuk masuk lebih dalam sambil mengedarkan pandangan, mengambil payung yang ada disebelahnya guna berjaga-jaga semisal ada orang jahat yang hendak menyerangnya sewaktu-waktu

langkahnya tiba-tiba berhenti begitu saja,memandang lurus kedepan kearah dapur. Disana terlihat seorang wanita tua sedang duduk membelakanginya di counter dapur. Ah.. sepertinya wanita itu belum menyadari kehadiran sunoo disini

Senyum anak itu merekah begitu saja diwajah yang sebelumnya terlihat kelelahan, sorot matanya menandakan sebuah kegembiraan yang baru saja muncul

"nenek..."

wanita tadi menoleh kearahnya, terlihat ada beberapa berkas penting yang tergeletak begitu saja di atas counter.

"nenek kenapa enggak bilang dulu kalau mau kesini? sunoo kan bisa pulang lebih cepat..."

wanita tua itu hanya memandanginya sesaat, "ck, anggap aku tak ada disini, karna aku pun menganggapmu begitu" ucapnya. Setelah itu kembali melirik berkas-berkas yang masih berserakan di atas counter

sunoo menghela nafasnya, berusaha untuk mengabaikan kata-kata neneknya barusan, memilih berjalan menuju dapur dan membuat teh, dirinya kedinginan selama perjalanan pulang tadi, sekarang badannya butuh yang hangat-hangat

Keheningan melanda antara cucu dan nenek tersebut. Terlihat sang nenek tidak minat sama sekali untuk membuka percakapan, memilih untuk abai dan fokus pada berkas-berkas yang sekarang sudah mulai dirapikan

"bagaimana sekolah barumu?" nenek tiba-tiba saja melontarkan pertanyaan, matanya masih tetap memandang berkas-berkas itu. Sunoo yang ditanyai begitu entah kenapa hatinya menjadi menghangat tanpa alasan, "baik, anak-anak disana seru semua" ucapnya sambil terus mengaduk teh yang baru saja jadi, terdapat senyum simpul diwajah manis nya yang memerah karna kedinginan.

terlihat raut dingin diwajah sang nenek, alisnya menukik tajam,bahkan lebih dari sebelumnya "aku tak bertanya tentang teman-temanmu, masa bodoh dengan itu. Maksudku, bagaimana dengan nilai ujianmu? aku mau kau mendapat peringkat 1 tahun ini"

ah.. sunoo seharunya tahu dia tak sepantasnya melontarkan jawaban itu, benar-benar salah. Anak itu mengangguk menanggapi ucapan nenek.

tak lama kemudian, nenek bangkit dari duduknya dan memasukkan berkas-berkas itu kedalam tas kerjanya, berjalan menuju pintu utama sebelum berbalik menghadap sunoo yang mengikutinya dari belakang, "ingat, aku tak menerima alasan apapun jika kau tak peringkat 1 tahun ini. bersyukurlah karna aku masih punya hati untuk men-sekolahkanmu. ah..satu lagi, jika kau tak dapat apa yang kuperintahkan maka aku akan langsung meminta surat pengunduran diri pada sekolah, jadi tolong tahu dirilah sedikit."

setelah mengatakan hal tersebut, nenek langsung menutup pintu depan tanpa mengucapkan sepatah katapun, meninggalkan sunoo yang menatap kearah pintu dengan pandangan sendu, "ya.. seharusnya aku sedikit tahu diri, hah.. dasar bodoh"





to be continued



mencium bau bau..



jangan lupa vote n comment -!


paipai ~























Sandyakala  [Kim Sunoo] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora