Lalu beberapa menit kedepan hanya ada keheningan yang menguasai keadaan. Beberapa dari mereka mungkin masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Sekarang hanya tersisa anak-anak saja dirumah Yuju, karena para orang dewasa memilih untuk pulang ke rumahnya masing-masing dan menenangkan diri mereka disana.

"Apa kalian tidak apa-apa? Maaf karena membuat kalian mengetahui perbuatan orang tua kalian.."
Lia lalu memutuskan untuk mencairkan suasana.

"Tidak apa-apa kak, walau berat menerimanya, tapi berkatmu aku jadi tau kelakuan ayahku untuk membuat keluarga ku tinggal di rumah besar itu... Tidak semua orang seperti mu, yang mau repot-repot mencari bukti untuk mengungkapkan perbuatan mereka, kau bisa saja diam dan melanjutkan hidupmu seolah tidak ada yang terjadi, tapi kau malah memilih untuk kembali dan melakukannya.. aku merasa senang karena kau sudah peduli pada kami.."
Eunha merasa bangga dengan apa yang dilakukan Lia. Mungkin mereka semua juga berpikiran seperti itu.

"Sin b maafkan aku.."
Minhyun buka suara.

"Kenapa kau meminta maaf, kau tidak salah apa-apa, sejak awal aku sudah membenci kelakuan ibu.. walaupun aku sempat sesat sesaat karena dibutakan oleh posisi yang sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hasil usaha yang kita peroleh dari kerja keras kita sendiri.. aku akhirnya kembali sadar bahwa yang ibu lakukan bukanlah semata-mata untuk ku, tapi untuk kepentingannya sendiri.."

Minhyun lalu tersenyum senang melihat adiknya sudah tidak berada di jalan yang salah.

"Umji apa kau baik-baik saja?"
Tanya Lia.

Umji hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Baiklah, sebaiknya kita kembali menjalani hidup dengan lebih baik dari sebelumnya. Bukan berati karena kejadian ini terus membuat kalian menyerah dengan kehidupan ini.."

Semua lalu tampak mengangguk bersamaan.

"Eunha, Lucas menyukai mu.."
Lia tiba-tiba mengubah topik pembicaraan dan membuat orang yang tengah dibicarakannya seketika salah tingkah.

"A-apa yang kau katakan?"

"Ya! Itu bayaran yang sudah ku janjikan tadi.."

"Ya! Kau curang.."

Semua lalu tertawa melihat tingkah laku Lucas yang pipinya sudah memerah akibat rasa malu.

***

"Dengan ini aku putuskan hukuman 25 tahun penjara untuk terdakwa Kim, 15 tahun penjara untuk terdakwa Jung dan Choi, dan 10 tahun penjara untuk terdakwa Hwang."

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara palu yang 'bersentuhan' dengan meja, yang artinya hakim telah memutuskan hukuman untuk para terdakwa.

Sementara itu terdakwa hanya bisa pasrah menerima hukumannya.

"Itu dia.. mereka sudah keluar.."

Diluar para wartawan sudah menunggu untuk menanyakan banyak pertanyaan, tentu saja kasus ini sangat disorot media karena keterlibatan tokoh-tokoh penting didalamnya.

"Pak Kim apakah benar kau yang telah membunuh saudari S? Dan apakah benar ia ternyata anakmu sendiri?"

"Bu Hwang apakah ada pihak lain yang terlibat dalam kasus pembocoran soal ujian ini?"

"Benarkah sekolah akan ditutup sementara untuk menjamin bahwa tidak ada pihak lain yang terlibat?"

"Apa latar belakang anda melakukan perbuatan itu? Kenapa anda menuduh pimpinan perusahaan untuk menjadi pimpinan penggantinya?"

"Jaksa Choi kenapa kau ikut membantu pak Jung? Apakah ada motifnya?"

"Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui bahwa orang yang anda bunuh ternyata adalah anak anda?"

"Dan siapakah sebenarnya orang yang selama ini menjadi anak anda? Apakah ia adalah anak dari saudara anda? Itu berarti ia adalah keponakan anda sendiri?"

"Siapa yang akan menjadi direktur selanjutnya sekolah itu, jika kau dipenjara?"

"Jawab kami.."

"Jawablah pertanyaan kami!"

Puluhan pertanyaan terus menerus ditanyakan, tapi tak satupun yang terjawab. Para terdakwa hanya bisa menunduk dan langsung berlenggang pergi begitu saja menaiki bus khusus tahanan.

***

"Pelaku pembunuhan siswi S terungkap, pembunuh tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, diduga pelaku tidak mengetahui kalau S adalah anak kandungnya.."

Pip..

"Kenapa kau matikan?"

"Mereka terus saja menyiarkan berita yang sama.. mungkin saking seringnya, aku bahkan bisa menghafalnya.."

Sang kakak hanya tersenyum menanggapi sang adik.

"Lalu.. sekarang bagaimana? Apa yang akan terjadi?"

"Tentu saja mereka akan dihukum atas perbuatan mereka, selain itu mereka juga akan dicabut dari posisi mereka..
Sekolah akan ditutup sementara sampai menemukan pengganti diposisi direktur dan untuk memeriksa apakah ada pihak lain yang terlibat dalam kasus Bu Hwang, rumah sakit family juga harus segera menentukan pewaris selanjutnya karena saham mereka mulai turun akibat kejadian itu, pemimpin perusahaan tempat pak Jung bekerja, kembali menjabat sebagai pemimpin. Mungkin hanya itu yang berubah.."

"Hanya itu? Ya! Itu saja sudah bagus, coba kau pikirkan jika mereka masih bebas berkeliaran, pasti kondisi sekolah yang sebelumnya sudah parah menjadi lebih parah lagi, mungkin yang akan menempati posisi pertama hanyalah murid-murid yang kaya dan mempunyai kuasa saja, sementara murid yang sebenarnya benar-benar pintar malah tergeser, belum lagi jika mereka hanya mengandalkan kepintaran mereka untuk menggapai mimpinya, pasti itu sangat tidak adil bagi mereka. Lalu pak Kim, ia mungkin akan menyesali perbuatannya selama sisa hidupnya karena tidak mengetahui siapa sebenarnya anak kandungnya. Dan mungkin keluarga Jung juga akan dihantui rasa bersalah karena kekayaan yang mereka dapat ternyata berasal dari merebut milik orang lain. Ya! Kau sudah berbuat banyak, tanpa kau mungkin mereka tidak akan pernah dihukum.."

"Benar.."
Sang kakak tersenyum menyadari perkataan dari adiknya yang ternyata ada benarnya juga.

"Apa kau sekarang bahagia?"
Tanya sang kakak tiba-tiba.

"Tentu, aku bersama dengan orang yang aku sayangi, bagiku itu saja sudah cukup membuatku bahagia.."

Lalu keduanya saling tersenyum.

"Tapi.. apa Umji akan baik-baik saja setelah semua yang telah terjadi?"

"Entahlah, semoga saja ia baik-baik saja.."

✓ Throne  ||•G friend•|| Where stories live. Discover now