👑 3

257 43 1
                                    

Bermainlah dengan topeng mu, sembunyikan wajah aslimu, dan tunjukkan kembali saat hanya ada kau sendiri.
.
.
.

"Setelah itu orang orang berkumpul mengelilinginya, termasuk Yerin. Setelah panggilan teleponnya tidak dijawab, ia langsung bergegas menemui Eunha. Saat sampai ditempat ia melihat Eunha sedang berdiri didepan sebuah tubuh yang sudah bersimbah darah, banyak orang juga yang mengelilingi mereka. Tak berselang lama polisi beserta ambulans datang untuk membawa tubuh itu pergi. Lalu salah satu polisi meminta Eunha ikut dengan mereka, untuk dimintai keterangan perihal kejadian yang baru saja terjadi."

Jelas salah satu siswa pada temannya, mengenai kejadian kemarin sore.

"Itu berarti apa Eunha terlibat didalamnya?"

"Entahlah, mungkin saja, buktinya sekarang ia tidak masuk sekolah."

"Hey! Jangan membicarakan hal yang tidak tidak tentang adikku ya!! Dengar, adikku tidak berangkat karena ia terkena demam akibat syok kemarin. Untuk apa juga adikku mencelakakannya, tidak akan ada untungnya. Lagi pula adikku juga tidak berada di lantai dua dimana murid itu terjatuh!"

Yerin tampak marah karena tak terima jika adiknya disalah salahkan akibat kejadian kemarin sore. Ia tak habis pikir bagaimana bisa adiknya disalahkan padahal ialah saksi atas kejadian itu.

"Lalu, apa kau yang melakukannya?"

"Benar benar, kau kan berada di lantai dua saat itu"

"Ya! Aku sedang ditoilet waktu itu, tidak mungkin aku melakukannya. Lagi pula apa hanya ada aku saja dilantai dua?"

"Benar juga lalu siapa yang melakukannya?"

Semua murid tampak berpikir keras, tapi tak sedikit pula yang memilih menyerah. Membiarkan kasus ini terselesaikan dengan sendirinya.

"Kim Sojeong"

Sebuah suara tiba tiba 'menyela' ditengah tengah spekulasi spekulasi yang bermunculan. Siapa lagi kalau bukan suara sang ketua kelas, Sin b.

"Ya!  Hwang Eun bi, mana mungkin Sowon melakukannya, lagi pula apa dia..."

Suaranya terhenti, sebuah ingatan  muncul  di kepala mereka. Ingatan mengenai kejadian setelah pulang sekolah. Ingatan yang menyeret sebuah nama didalamnya.

"Benar! Sowon kemarin bertugas membersihkan kelas. Itu berati ia pulang terlambat pada saat itu."

"Astaga, mungkinkah ia yang melakukannya?"

Lalu Yerin terdiam, mengingat seseorang yang sempat ia temui.

"Teman teman..."

Yerin membuka suara, nampak teman temannya melihat kearahnya, menunggu ucapan selanjutnya yang akan disampaikannya.

"Saat aku ditoilet kemarin, aku sempat bertemu dengan Sowon.. Ia nampak terburu buru dan gugup."

"Astaga.."

Semua murid tampak terkejut, beberapa dari mereka terlihat menutup mulutnya dengan tangan, sebagai tanda mereka benar benar tercengang.

✓ Throne  ||•G friend•|| Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt