35 : Exhaustion

Mulai dari awal
                                    

"Star! Kau sudah sadar? Berbaringlah, jangan duduk dulu," ujar Ethan dia berjalan menghampiriku.

Mataku sudah berkaca-kaca. Aku ingin menangis. Aku senang ada yang peduli padaku. Tidak! Lebih tepatnya aku senang melihat Ethan di sini.

"Hei, kenapa kau menangis?" tanya Ethan, dia mengusap air mataku yang hampir jatuh di sudut mataku.

"Aku kira aku terbangun sendirian di rumah sakit. Aku kira tidak ada seorang pun yang peduli padaku," kataku sambil terisak.

Ethan memelukku. Kepalaku terbenam di dadanya.

"Maafkan aku, aku hanya pergi sebentar untuk minum kopi," ujar Ethan.

Aku menggeleng, "Terima kasih karena menemaniku saat sakit."

"Aku akan memanggil dokter," ucap Ethan.

Ethan pun melepas pelukannya, dan keluar melalui tirai yang terbuka. Tak lama kemudian, dia kembali dengan dokter di belakangnya. Dokter memeriksa kondisiku selama beberapa menit.

"Kau boleh pulang, tunggu saja infusnya habis. Istirahatlah beberapa hari, kau kelelahan. Dan jangan terlambat makan. Kau sudah makan hari ini?" tanya dokter itu.

"Belum, dokter. Aku tidak berselera makan," jawabku.

"Meskipun tidak selera, paksakan makan walau sedikit," ujar dokter itu padaku. "Pastikan dia makan ya," kata dokter kepada Ethan.

"Ya, dokter. Terima kasih," kata Ethan.

Dokter itu pun pergi.

"Kenapa kau ada di sini? Seingatku, terakhir aku ada di tempat kursus," tanyaku pada Ethan.

"Jacob yang mengantarmu ke rumah sakit, tapi Jacob harus pergi mengajar murid yang lain, sehingga dia menghubungi kakakku, dan kakakku menghubungiku. Aku tahu ibumu sedang di Los Angeles, jadi aku yang ke sini," jawab Ethan.

"Terima kasih, Ethan," kataku tulus.

"Tak masalah," ujar Ethan sambil tersenyum.

Tak sampai setengah jam, infusku sudah habis. Ethan mengantarku pulang, dia meminjam mobil ayahnya untuk mengantarku pulang.

"Sepedaku masih di tempat Jacob," kataku saat ada di mobil.

"Tidak, ada di bagasi," ujar Ethan.

Aku mengerutkan dahiku, "Bagaimana bisa?" tanyaku.

"Aku mengambil sepeda dan tasmu di tempat Jacob, sebelum ke rumah sakit," kata Ethan.

Aku mengangguk. Aku tak henti-hentinya berterima kasih pada Ethan.

***

Setelah kami sampai rumah, Ethan memesan chinese food untuk makan malam kami. Tak perlu menunggu lama, makanan itu datang. Dia membuka pesanan di atas meja makan, ternyata dia memesan pangsit, udang goreng, campuran daging dan sayur-sayuran.

"Ayo kita makan," ujar Ethan.

"Sepertinya aku sudah sembuh, mencium aroma daging membuatku lapar," ucapku dengan senyum lebar.

"Itu karena kau belum makan seharian. Ayo cepat makan," kata Ethan.

Aku mengangguk dan mengambil sumpit. Aku dan Ethan mulai makan. Sepertinya memang karena aku sangat lapar, dagingnya terasa enak di mulutku.

STAR IN WILMINGTON ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang