14. Tolong Jaga Reynar

Mulai dari awal
                                    

"Membahas tentang mantan istri ayah selalu memunculkan luka baru untuk Reynar, karena wanita itu ... entah bagaimana bisa sejak Reynar masih bayi dia tak pernah memberikan kasih sayangnya untuk Rey. Wanita itu membencinya. Dan ayah baru menyadari setelah Reynar berusia sembilan tahun dan saat itu lah ayah memutuskan untuk bercerai. Bagi ayah, Reynar jauh lebih penting dari apapun."

Eldo masih mendengarkan, menggabungkan semua cerita ayahnya tirinya dengan cerita yang Nara ungkapkan tentang Reynar meski tak keseluruhan.

"Namun kesalahan terbesar ayah adalah; ayah pernah mengabaikan kehadirannya. Membuat Reynar selalu sendirian dan sibuk dengan pekerjaan ayah. Waktu itu, ayah masih belum bisa melupakan mantan istri ayah, hingga kemudian ayah di sadarkan bahwa Reynar membutuhkan ayah. Anak itu memang terlihat baik-baik saja, namun ketika setiap malam ayah selalu menemukannya menangis sendirian di kamar ayah tahu ada yang salah. Rey bilang dia selalu mimpi buruk setiap malam, dia selalu mengingat kematian kakaknya. Eldo, boleh ayah meminta satu hal?"

Eldo mengangguk sejenak, ada ragu namun ia tepis segera, bertanya-tanya tentang apa yang ayah tirinya pinta.

"Tolong jaga Reynar."

Dan permintaan yang sama kembali Eldo dapatkan, permintaan dengan kedua bola mata yang memancarkan permohonan dan harapan seperti Nara yang meminta padanya untuk terakhir kali, lantas bagaimana bisa Eldo menolak

🌱🌱🌱

Ketika bola matanya terbuka secara perlahan, Reynar mendapati dirinya berada di dalam kamarnya dengan seseorang yang memeluk perutnya juga usapan di kepala Reynar rasakan padahal seingatnya terakhir dia berada dalam gendongan Eldo.

Ketika dirinya menoleh, senyuman yang begitu lembut menyambut paginya. Juga tatapan mata yang memancarkan kasih sayang, begitu hangat dan teduh.

"Tidur Reynar nyenyak sekali, Bunda jadi tidak tega untuk membangunkan, untungnya hari ini hari Minggu jadi Rey tidak sekolah."

"Ini jam berapa?"

"Jam sembilan pagi, Reynar mau mandi atau sarapan dulu?"

"Rey masih mau tidur," kemudian mata itu kembali menutup, wajahnya kini ditenggelamkan pada dada bundanya pun tangannya yang kini melingkar memeluk Almira membuat wanita itu terkekeh gemas melihat tingkah anaknya.

"Ya sudah nanti bunda Bangunkan,"

"Hmm," hanya gumaman yang Almira dengar hingga suara hembusan napas yang teratur terdengar oleh telinganya ketika Reynar mulai kembali nyenyak dalam tidurnya Almira mencoba melepaskan pelukan Reynar di tubuhnya secara perlahan namun gerakan pelan itu sepertinya disadari oleh Reynar hingga pelukan dari anak itu kembali mengerat.

"Bunda jangan pergi."

Almira tersenyum kecil, tangannya mengusap surai Reynar dengan lembut.

"Iya Bunda tidak akan pergi kok."

Sebenarnya ada beberapa hal yang harus dia selesaikan pagi ini, terutama karena ada seminar tentang kanker yang harus dia hadiri pukul sebelas siang nanti.

Namun permintaan Reynar tak akan mungkin Almira tolak, dirinya terlalu menyayangi Reynar hingga permintaan kecil seperti ini akan dirinya kabulkan. Lagipula masih ada waktu untuk dirinya bersiap.

Pintu yang terbuka membuat Almira menoleh menjumpai anak lelakinya tengah berdiri di ambang pintu.

"Sini, Sayang."

Eldo berjalan menghampiri, menatap Reynar sejenak kemudian kembali pada Bundanya. "Hari ini Eldo ada rapat OSIS sebentar untuk membahas tentang acara ulang tahun sekolah dan juga turnamen basket, Bund."

"Benarkah? Apa akan lama?"

"Sepertinya, memang kenapa, Bund?"

"Bunda ada seminar nanti jam sebelas, tadi ya Bunda mau minta tolong kamu jagain rumah sama Reynar karena sehabis dari seminar Bunda dan Ayah akan ke Garut sebentar untuk mengunjungi nenek yang sedang sakit. Kemungkinan kami berdua akan menginap."

Eldo terdiam, ada dilema yang dia rasakan. Bimbang untuk diam di rumah dan menjaga Reynar atau ke sekolah untuk membahas acara sekolah dan juga turnamen basket yang akan berlangsung sebulan lagi.

Ini mungkin memang benar hari Minggu, namun terkadang sekolahnya masih ramai ada banyak siswa yang datang dari beberapa ekskul sekolahnya atau yang hanya ingin menonton latihan basket SMA Angkasa Jaya yang selalu ada setiap hari Minggu, dan seharusnya Reynar juga berada di sekolah untuk latihan basket namun sayang sekali kaki anak itu terluka.

Melihat ada keraguan dan kebimbangan di wajah anaknya membuat Almira tersenyum, "Tidak apa-apa El, pergi saja."

"Tapi--"

"Bunda nanti akan menyuruh Bi Erni untuk menemani Reynar di rumah "

Dan atas persetujuan ibunya Eldo berpamitan untuk pergi ke sekolahnya.

Namun entah mengapa, ada resah yang dia rasakan ketika menutup pintu mobilnya.

🌱🌱🌱

Bandung, 15 Juli 2021.

REYNAR || Huang Renjun [END ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang