Part 4

10.3K 156 8
                                    

Matahari mulai mengisi kamar Irfan, dirinya yang terbaring diam dalam ranjangnya telah terbangun. jam menunjukkan pukul 6 pagi tersisa 2 jam lagi untuk Irfan sudah harus berada di lapas.

"Ahhh..." kalimat pertama yang diucapkan setelah beristirahat, dilanjuti dengan mencuci muka dan mandi untuk bersiap menuju lapas tempat dia bekerja. semua dilakukan dengan cekatan dan dalam sekejap dia sudah siap berangkat. menaiki sepeda motornya dan mulai melewati jalanan menyusuri pusat kota menuju pinggir kota.

sementara itu pak John yang sudah berada di ruangannya masih dalam kondisi terpasung namun kali ini tidak menggunakan borgol dirinya diikat shibari dengan mengenakan baju tahanan dengan sumpalan kaos kaki yang dilapisi dengan sapu tangan serta mata yang ditutupi dengan sapu tangan hitam yang cukup besar. dirinya sudah berada dalam posisi itu sejak jam 4 pagi ia sampai di kantornya. setiap pagi pak John menunggu pak Agus untuk datang dan melepas ikatan pak John yang memasung dirinya sejak diikat oleh asistennya dari rumahnya sendiri.

"Selamat pagi kawan ku! Salam Borgol!" seru Pak Agus menandakan dirinya sudah sampai dan siap memulai harinya sebagai wakil kepala lapas.

"Eh ada tahanan kabur ni di ruangan" goda pak Agus melihat pak John dengan kondisi terikat kuat.

"lepasin gak ya?"

"kalo gak dilepasin tar berabe si, tapi kerenan begini dah, gimana pak John mau dilepas gak?" tanya pak Agus

"NNGGHH" Seru pak John melalui sumpalan mulutnya

"Apa? gak kedengeran"

"HHMMPPPP" teriak pak John sekali lagi

"Apa? gak usa dilepas? yowes gini aja ya seharian? hehe"

usil sekali pak Agus, dirinya bahkan pernah tidak melepas ikatan belenggu pak John sama sekali selama seharian, apapun yang dilakukan yang dibuka hanyalah penutup mata dan sumpalan mulut ketika diperlukan. dan besoknya pak Agus pun dihukum oleh pak John dimana pak John memanggil petugas lapas untuk menaruh pak Agus di dalam sel bawah tanah sebagai tahanan berbahaya, selama 2 hari pak Agus tak lepas dari genggaman borgol, tali, rantai segala macam hal yang menjaganya untuk tidak bergerak sama sekali.

Pak John meronta tak tentu arah memohon untuk dilepas sebelum Irfan sampai di lapas agar tidak ketahuan kegiatan mereka.

"Iya, pak John tenang sini tak bukain dulu ya iketan kakinya, lanjut ke tangan sama di badan ya"

dengan cekatan pak Agus melepas ikatan yang mengikat kaki, paha, tangan, lengan dan dada pak John. menyisakan sumpalan dan penutup mata. dimana pak Agus melepas keduanya sebelum melepaskan ikatan di pergelangan tangan pak John.

"Cuih!" pak John mendorong keluar sumpalan mulutnya dan bernafas dengan lega setelah sapu tangan yang menahan sumpalan tersebut dibuka oleh pak Agus.

"Aduh pak Agus bukannya langsung dibuka, malah main main dulu, tar kalo keliatan Irfan gimana? cepat buka ini saya mau mandi dan ganti baju" gerutu pak John

"Baik siap pak bos!" diiringi dengan tanda hormat dirinya langsung melepas ikatan di tangan pak John dan membiarkan pak John bebersih.

"Hahaha ada ada aja pak bos ini demen banget diiket" seru pak Agus sekaligus meninggalkan ruangan pak John

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selang 30 menit Irfan pun sampai di lapas, bedanya kali ini ia langsung masuk tanpa melakukan verifikasi identitas, masuk ke loker dan berganti baju dan siap melapor. dirinya berjalan menuju ruangan pak John dan melaporkan diri.

"Pagi pak John!"

"Eh kaget saya, pagi Irfan, gimana siap buat hari ini?"

"Siap pak!" Jawab Irfan dengan tegas

pandangan Irfan tertuju pada sapu tangan yang berada di lantai ruangan pak John, ternyata bekas permainan kecil tadi belum beres seutuhnya

"Maaf pak sebelumnya, tapi itu barang bapak ada yang jatuh" seru Irfan

"Oh iya makasih makasih Fan udah kasih tau saya haha"

Pak John mengambil sapu tangan yang berantakan tersebut dan menaruhnya di meja sebelahan dengan borgol yang menganggur.

"Oke hari ini kamu bareng pak Dani ya Fan, ikut dia menjaga situasi di lapangan"

"Baik pak John, kalau begitu saya izin keluar ruangan"

Sesaat dirinya ingin keluar dari ruangan tersebut.

"Irfan Fan!" Sahut pak John

"Iya pak?" tanya Irfan

"Ambil satu sapu tangan dari meja sama bawa gih itu borgolnya buat kamu"

"Ah baik pak! Terima Kasih pak" lalu setelah mengambil 2 barang tersebut ia pergi menyusuri selasar menuju lapangan tengah untuk bertugas bersama dengan Dani yang kemarin ia temui di sel bawah tanah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Tut... Tut... Tut..." bunyi ketukan jari pada layar ponsel handphone pak John untuk memberikan instruksi pada pak Agus untuk mempersiapkan segalanya saat jadwal kerja Irfan sudah selesai.

Agus, pastikan semuanya berjalan dengan baik ya! malam ini kita mulai proses perpeloncoan IF

-PJ

begitulah pesan dari Pak John pada pak Agus yang sedang berada di sel isolasi menjalani hukuman dari pak John akibat ulahnya tadi pagi yang tidak langsung membuka ikatan pak John.

"Pak Agus ada pesan dari Pak John" ucap penjaga sel isolasi dari dibalik pintu

"HHMMPP" balas Agus seadanya dimana dalam sel isolasi ia diikat dengan straitjacket canvas dilengkapi dengan borgol kaki dan mulut yang disumpal dengan celana dalam bekas tahanan lapas, dibalut dengan lakban PVC 5 putaran yang disegel dengan ketat menggunakan muzzle gag harness. terbaring dirinya di lantai isolasi hanya bisa mengerang sambil menunggu jam makan siang dimana ia akan dilepaskan dari sel isolasi tersebut. 

SipirWhere stories live. Discover now