"Aku tidak mengabaikanmu."

"Ya kau mengabaikanku."

"Soonyoung-ah!"

"Emm Ma, Paman? Apa kalian bertengkar?" Suara Yuri dari balik tembok membuat keduanya terperanjat dan menoleh. Jiwon dengan cepat melepas tautan tangannya dari Hoshi.

"T-tidak sayang, kami, kami hanya emm. Ah ada apa kau kemari?" Tanya Jiwon mencoba mengalihkan.

"Aku melihat tas hitam berisi boneka ini di depan, apa ini untukku?" Yuri menunjukkan paper bag yang di bawa Hoshi tadi.

Sontak saja Hoshi berjalan menghampiri Yuri, dia baru ingat belum memberi hadiah tersebut ke Yuri. "Ya itu hadiah dari Paman, apa kau menyukainya?"

Yuri mengangguk senang. "Aku menyukainya Paman. Terimakasih."

Kemudian Hoshi tampak berpikir sejenak. "Yuri-ah, kau bisa membuka hadiahnya di kamarmu. Dan selagi kau membukanya, apa boleh Paman pinjam Mama sebentar?"

Mata Jiwon langsung melebar setelah mendengar ucapan Hoshi, apa maksudnya dia mengatakan hal seperti itu ke Yuri?

"Pinjam?" Tanya Yuri sambil memasang wajah kebingungan.

"Yah, Paman ingin berbicara dengan Mama sebentar saja. Jadi bisakah Yuri tetap di kamar saja selagi Paman berbicara dengan Mama?"

Yuri yang langsung paham hanya bisa mengangguk dan detik itu juga gadis kecil itu berlari ke dalam kamarnya.

Jiwon cukup tercengang dengan cara Hoshi membuat Yuri mendengarkan semua perkataannya. Memangnya hal penting apa yang ingin dia bicarakan sampai harus meminta Yuri untuk tidak mengganggunya?

Lalu disaat yang sama Jiwon kembali dikagetkan dengan Hoshi yang langsung meraih pingganya dan membawanya bersandar di depan kulkas tak jauh dari sana. Tubuh Jiwon seketika menegang ketika Hoshi mulai mengunci tubuhnya menggunakan tangan yang satunya. Dan tanpa banyak menunggu, Hoshi langsung mendaratkan ciumannya ke bibir merah Jiwon.

Tentu saja Jiwon menolak dan mencoba melepaskan diri dengan mendorong-dorong tubuh Hoshi, hingga ciuman keduanya terpaksa lepas begitu saja.

"Yak!" Pekik Jiwon tak terima dengan perlakuan Hoshi yang terlalu seenaknya.

Namun bukannya merasa bersalah, Hoshi malah tersenyum miring ditambah tatapannya yang masih setia memandangi bibir Jiwon. "Sejak tadi aku berusaha menahannya dan menunggu waktu yang tepat, namun sekarang kurasa aku tidak bisa lagi menahannya."

Jiwon kembali menahan tubuh Hoshi ketika lelaki itu terlihat kembali ingin menciumnya. "Kau sepertinya mabuk Son."

"Yah, itu karena kau sangat memabukkan bagiku." Hoshi meraih sebelah pipi Jiwon. Namun dibalas sebuah tawa miris dari wanita itu.

"Aku mengerti sekarang." Jiwon menurunkan paksa tangan Hoshi dari pipinya. "Kau hanya menginkan hal yang sama dariku seperti malam itu kan? Apa itu sebabnya kau sampai mendatangi rumahku? Kau hanya ingin tubuhku?" Jiwon mendesis tak percaya, yah seharusnya dia menyadari lebih awal bahwa Hoshi jelas hanya menginginkan tubuhnya.

Hoshi yang mendengarnya seketika memicingkan mata. "Itu sama sekali tidak benar, aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu."

"Kau tidak mengatakannya, tapi itu jelas terlihat dari caramu memperlakukanku. Kau jelas menginginkan tubuhku, hal yang sama seperti yang kau butuhkan di perempuan manapun."

"Kubilang tidak! Apa aku harus mengatakannya seribu kali agar kau paham?" Hoshi terlihat frustasi. "Berhenti menyebut dirimu sama dengan wanita yang lainnya, aku tidak pernah menganggapmu begitu. Kau berbeda, aku benar-benar melihatmu sebagai seorang pria. Jadi berhenti mengatakan hal itu lagi."

Jiwon lantas menunduk dalam. "Tapi wanita itu seharusnya bukan aku. Kau seharusnya tidak sampai sejauh ini Soonyoung-ah."

Hoshi mendekap tubuh Jiwon dan membawanya ke dalam pelukan. "Terserah kau ingin menganggapku apa, tapi aku tidak akan berhenti." Hoshi meregangkan pelukannya, kedua tangannya mulai menangkup kedua pipi Jiwon agar wanita itu bisa menatap kedua matanya. "Aku hanya ingin kau mempercayaiku. Bisakah?"

Lama Jiwon menatap kedua manik hitam Hoshi, sejak itu pula hatinya perlahan luluh. Jiwon mengangguk ditengah air matanya yang tak sadar terjatuh membasahi kedua pipinya. Sebab di saat yang sama ia merasa telah menjadi wanita yang paling bodoh, membiarkan perasaannya mengambil alih hati dan juga pikirannya meski ia tahu bahwa hal itu tentu salah.

Hoshi mengusap perlahan air mata Jiwon, dan seakan mendapat persetujuan, Hoshi kembali mengecup bibir wanita itu. Kali ini dengan tempo yang cukup lama. Jiwon bahkan memberikan akses Hoshi memperdalam ciumannya. Mereka saling berpaut di depan kulkas, menikmati momen yang keduanya ciptakan tanpa gangguan dari siapapun.












Tbc.









Tbc

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Mas

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Mas..

BAD TEMPER • (KWON SOONYOUNG)Место, где живут истории. Откройте их для себя