14 • Can't handle it

Start from the beginning
                                        

Mata Jiwon kembali melebar. "Bisakah kau berhenti membahas itu?"

Tepat saat itu pintu kamar Yuri terbuka menampakkan pemilik kamar yang sudah bangun. Jiwon dan Hoshi kompak menoleh saat Yuri keluar kamar sambil sesekali menggosok-gosok sebelah matanya menahan kantuk. Gadis kecil itu tampak begitu menggemaskan dengan pajama warna pink dan boneka olaf di pelukannya.

"Selamat pagi anak cantik." Hoshi dengan segera menghampiri Yuri dan menggendongnya.

"Paman Soonyoung? Kenapa paman disini?" Tanya Yuri dengan suara serak khas bangun tidurnya. Gadis kecil itu terlihat kebingungan melihat keberadaan Hoshi di rumahnya pagi-pagi sekali.

"Hm, paman merindukanmu. Juga karena paman belum sarapan jadi paman kemari, apa kita bisa sarapan bersama?" Ucap Hoshi sambil mencuri-curi pandang ke arah Jiwon yang hanya bisa memutar bola matanya.

Yuri lantas mengangguk. "Tentu, Ma paman Soonyoung boleh kan sarapan bersama kita?"

Jiwon sempat berpikir selagi ia melirik Yuri dan Hoshi bergantian. Lalu wanita itu mengangguk dengan cukup terpaksa sebagai jawaban.

Hoshi tentu merasa sangat senang, itu berarti dia punya banyak waktu berlama-lama di sini. Mengenal dua anak ibu itu lebih dalam sekaligus mengambil seluruh hati mereka. Hoshi tidak pernah merasa seantusias ini sebelumnya, meski pada awalnya dia hanya penasaran namun perlahan dia sepertinya sudah benar-benar jatuh ke dalam pesona wanita yang ada di hadapannya saat ini.

"Yuri-ah, kau harus mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu. Ayo biar mama bantu." Suruh Jiwon ke Yuri yang masih setia berada di gendongan Hoshi.

"Aku ingin paman Soonyoung yang melakukannya. Boleh kan?" Kata Yuri sambil memohon dengan menatap Hoshi.

Hoshi yang merasa gemas tentu saja mengiyakan permintaan Yuri. "Boleh. Katakan dimana kamar mandinya?"

Hoshi dengan segera berjalan melalui Jiwon yang hanya diam tak bisa berkata-kata. Yuri terlihat begitu nyaman dengan Hoshi sampai ibunya sendiri harus rela terabaikan. Wanita itu akhirnya memilih ke dapur dan melanjutkan acara memasaknya yang tertunda. Beruntung neneknya sedang tidak di rumah karena ada keperluan di Ulsan. Apa yang akan dia katakan ke neneknya jika tahu di rumah sedang kedatangan lelaki aneh seperti Hoshi?















Hoshi saat ini tengah bersandar di samping kulkas sambil memandangi Jiwon di deoannya. Sedang Jiwon yang tengah bergelud dengan piring-piring kotor di depannya tak begitu mempedulikan lelaki itu. Dia sebenarnya masih merasa kesal lantaran setelah acara sarapan tadi, Hoshi tak kunjung pergi dari rumahnya. Padahal hari ini dia ingat ada janji dengan Wonwo membicarakan masalah di telepon semalam. Tapi bagaimana Jiwon akan pergi jika Hoshi terus saja berada di sekitarnya?

Lantas Jiwon menarik napas berat dan menoleh ke arah Hoshi. "Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain berada di rumahku?"

Pertanyaan sarkas Jiwon membuat Hoshi terkekeh. "Kenapa? Aku suka berada disini. Lagipula ini akhir pekan, seorang model tetap punya hari libur." Jawab Hoshi enteng membuat Jiwon tercengang dan mulai kehabisan kata-kata.

Akhirnya wanita itu mulai melepas apron miliknya dan beranjak dari sana. Namun belum sempat Jiwon melangkahkan kakinya, tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh Hoshi.

"Kemana?" Tanya Hoshi.

"Aku ingin mengerjakan hal lain."

"Hal lain apa?"

"Apa aku harus memberitahumu juga?"

"Tapi aku ingin bicara denganmu, sejak tadi kau selalu sibuk dan mengabaikanku."

BAD TEMPER • (KWON SOONYOUNG)Where stories live. Discover now