19. Blue and Lavender [22.04.2021]

5.9K 1K 819
                                    

"Aku mau bilang sesuatu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Aku mau bilang sesuatu. Tolong banget komennya dikondisikan jangan menulis kata-kata kasar dan sebagainya. Perhatikan lagi warning yang aku tulis di note chapter 1. Terimakasih."

.

.

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

.

"Kau membawaku untuk makan lagi?"

Jeno tidak mempunyai jawaban. Semua itu atas kehendak Chenle tanpa sepengetahuannya. Pria itu sendiri tidak menyangka jika kawan lamanya itu menanggalkan kemanusiaan demi kelangsungan hidup golongan mereka.

Satu box besar berisi peledak sudah diangkut di dalam mobil. Setidaknya karena rongsokan tersebut masih memiliki ban serep dan masih bisa digerakkan, itu masih bisa disebut mobil meskipun seluruh kacanya sudah rantas akibat ledakan.

Orang bisa menggunakannya untuk memulai kehancuran yang lain. Setahu Jeno bom dan senjata sejenisnya dijual bebas di Akabra. Hanya saja itu peledak yang tidak semenghebohkan rakitan Yangyang. Sepuluh tahun yang lalu dia hanyalah seorang anak kecil berusia 15 tahun yang menangisi orang tuanya yang sekarat akibat paoaran radiasi nuklir. Kini dia bisa saja membuat nuklir itu sendiri dan menggunakannya untuk membalas dendam.

Kalau dipikir-pikir, para pekemah Atrium bukanlah orang biasa. Jeno menyadarinya saat mengamati orang-orang itu sedang mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan mematikan ke luar zona aman.

"Hei, aku bertanya padamu!"

Telinga Jeno tidak tuli. Pria itu pada akhirnya menaruh perhatiannya pada si biru yang masih terantai di dalam basement. "Kau tidak bisa memakan orang sembarangan."

"Kau tidak sadar kalau aku tidak makan dua hari ini?"

Jeno tau bahwa Nana tidak menyukai makanan perkemahan. Subject-29 itu hanya menelannya dengan terpaksa karena setakut itu pada Jeno.

"Berdiri." Perintah Jeno.

Mau tidak mau Nana mengikuti. Tubuh pucatnya bangkit dengan kaku. Meski tidak meringis kesakitan, pergelangan kakinya yang terbelenggu pasti mengalami kaku otot.

Jeno mulai memasangkan rompi anti ghoul pada tubuh berurat biru tersebut. Biarpun ia tau, sang monster tidak tertarik dengan kerabat sendiri. Tetapi apa yang akan mereka temui di Akabra bukan hanya ghoul.

"Jika keadaan menjadi berantakan seperti yang lalu, kau baru boleh makan." Ujar Jeno pada akhirnya.

"Termasuk memakanmu?"

"Terdengar seperti kau ingin dimakan olehku."

"Kau hampir memakanku di tenda."

Jeno sengaja menarik pengait pada rompi yang kini menempel pada tubuh Nana dengan keras. "Makna kata 'makan' yang mana yang sebenernya kita bahas disini?"

BLINDZER - NOMIN [✅]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu