Lelaki berbahu lebar itu membersihkan mulut nya dengan tisu, lalu membuang bekas cup Ramyeon ke plastik sampah yang berwarna hitam.

Dan setelah itu, Seokjin mengedarkan pandangan nya ke sekeliling ruangan bernuansa putih ini.

Sepi, sunyi, bau obat.

Bagaimana Jimin bisa betah tidur nyenyak di sini seperti sekarang?

Kepala Seokjin mungkin sakit jika harus memikirkan hal itu.

Karena perut nya yang kekenyangan, mata nya yang juga terasa berat, akhir nya Seokjin pun terlelap di sofa, tangan kanan nya ia pakai untuk bantal. Dan tangan kiri nya terulur untuk menutupi separuh wajah nya.

*******

"INI SEMUA SALAH MU!"

Pria berdimple itu tersenyum sinis pada orang yang baru saja membentak nya, dia sadar dia salah mengajak orang curhat sekarang.

"Aaarrrgggghhhh! Jika saja aku tau dari awal! Maka semua tidak akan seperti inii!!!!" geram Yoongi lagi. Lelaki itu nampak frustasi berat.

"Ini bukan rencana ku, hyung.. Awal nya juga aku tidak yakin akan seperti ini.." ucapan Namjoon menggantung saat seseorang masuk kedalam ruangan studio Yoongi.

Lelaki itu menatap kedua orang di depan nya secara bergantian. Lalu menutup kembali pintu itu.

Yang di tatap justru sama sekali tidak takut dengan tatapan mematikan itu.

Mereka malah menatap orang yang baru masuk dengan tatapan santai.

Seolah kehadiran orang itu tak begitu penting bagi nya, Namjoon kembali melanjutkan ucapan nya.

"Ini semua karena kita hyung! Bukan karena aku! Kau atau siapa pun! Berhenti menyalahkan diri mu sendiri!" tegas Namjoon penuh penekanan. "Apalagi menyalahkan orang lain!"

Yoongi menghela nafas nya, berusaha mengontrol emosi nya yang hampir lepas kendali, jika saja orang itu tidak masuk seenak nya ke ruangan nya..

Tidak ingin mengganggu Yoongi mengatur emosi nya, Namjoon memutar kursi itu, lalu menatap seseorang yang masih saja diam di depan pintu.

"Ada yang ingin kau sampaikan tentang perkembangan hyungie?" tanya Namjoon.

Karena biasanya, anak di depan nya ini akan datang ke studio untuk memberi tahu kabar perkembangan hyung mereka, yang sudah lima bulan ini belum membuka matanya.

Gara gara kejadian itu.

Lelaki yang di ajak Namjoon bicara itu menggeleng pelan. Masih enggan mengeluarkan suara nya.

"Lalu?" pancing Namjoon.

Anak itu menghela nafas berat, bingung mau memulai dari mana, otak nya sangat berisik sekarang.

"Jangan gugup" Ucap Namjoon setelah membaca pergerakan orang, yang tak lain adalah adik angkat nya.

Dengan kumpulan tenaga demi seseorang yang kini tengah terbaring di rumah sakit untuk berjuang agar bisa kembali membuka matanya, dia akhir nya buka suara juga.

"Jin hyung mau di bawa ke Amerika untuk di operasi....."

Sepenggal kalimat itu mampu membuat Namjoon mematung di tempat.

Yoongi yang awal nya sudah sangat tenang kini kembali gelisah.

"Kau bercanda?" tanya Namjoon ngaco.

Padahal sudah jelas ini fakta nya!

Lelaki itu menggeleng lagi, "Kalau kalian mau ikut.. Tiket nya segera di siapkan Sejin hyung"

Namjoon berpikir sebentar.

Memang nya pendonor matanya sudah dapat?

Pertanyaan itu terus berputar putar di otak encer seorang Kim Namjoon.

"Pendonor nya sudah ada?" giliran Yoongi yang bersuara.

Lelaki itu tersenyum senang sambil mengangguk.

"Oke, aku dan Namjoon ke rumah sakit sebentar lagi"

Pria itu mengangguk lagi lalu berbalik hendak keluar dari studio yang berantakan itu.

"Tunggu!" cegah Yoongi.

Lelaki itu menghentikan aktivitas nya sejenak.

Lalu berbalik.

"Terima kasih info nya, Jungkookie"

**********

Kaget gak?

Kaget gak?

Kaget lah, masa engga!

Kalo di buat kaget lagi.. Gak papa kan?

See you
Jangan lupa vote yaaaa

1. Film Out || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang