6

4.4K 375 60
                                    

Jeffry pergi meninggalkan taman di mana Reina yang masih menguliti Janeta dengan raut wajah dingin . berjalan perlahan memasuki mansion dan langsung menuju lantai dua di mana kamar nya berada.

" Kenapa masih terasa menyakitkan padahal sudah terbiasa di khianati hiks hiks "

Sendu Jeffry badannya merosot ke lantai di samping kasur menangis pilu kembali meratapi nasib nya.

Menangis sejadi jadinya tanpa suara hanya isakan kecil yang terdengar padahal hatinya meraung sakit karena selalu di khianati.

" Tidak cukup kah hisk selama ini sakit yang ku rasakan hiks "

Ratap Jeffry sambil menutup mulutnya takut tangis nya pecah.

" Maaf. maafkan aku "

Reflek Jeffry menghapus air mata nya kasar saat Gerry memeluknya ikut bersimpuh di lantai dan mengucapkan kata maaf penuh sesal.

" Keluarlah "

Ucap Jeffry pelan tanpa tenaga .

" Jangan mengusir ku beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita "

Ucap Gerry dan mempererat pelukannya sambil mengucapkan kata maaf berulang ulang .

Hiks

" Sampai kapan kau akan menyakiti ku seperti hiks ini Ger . sampai kapan hiks disini sakit hiks sakit sekali. Tidak cukup kah selama satu tahun kau menyakiti ku . hiks aku lelah Ger. Aku lelah ini sangat menyakitkan hiks "

Hiks

Hiks

Keluh Jeffry menangis tersedu sedu sambil mencengkram kuat dada nya di dalam dekapan Gerry . hati nya remuk hancur berkeping keping . persetan dengan Gerry yang tau akan kerapuhan nya yang ia tau dia ingin menangis sejadi jadi nya.

Gerry membiarkan Jeffry menangis terisak dalam pelukannya . nyawanya seakan melayang setiap detiknya mendengar ratapan Jeffry di dalam tangis pilunya. yang bisa Gerry lakukan hanya mempererat pelukannya dan mengucapkan kata maaf berulang ulang. Sesal sakit mengoyak jantung nya .

Gerry mengepalkan tangan kuat hati nya ikut berdenyut sakit melihat orang yang di cintainya menangis tersedu sedu menangis pilu karena ulah nya .

Boleh kah Gerry berkata bahwa dia menyesal ?

Ingin rasanya Gerry berteriak pada dunia bahwa dia sangat menyesal akan perilaku buruknya yang selalu mengkhianati istrinya sendiri .

Andai waktu bisa di ulang kembali tentu dia tidak akan melakukan kesalahan yang akan menyakiti orang yang kini di cintai nya.

Satu titik air mata jatuh di pipi Jeffry yang sudah tertidur lelap. Gerry menangis dalam diam mengingat betapa egois nya dirinya yang selalu memikirkan kebahagiaan sendiri tanpa menoleh pada orang yang selalu menunggu kepulangan nya sekedar menyapa nya .

Gerry menangis tanpa suara membiarkan air matanya mengalir deras menyaksikan sendiri betapa hancur hati istrinya karena perbuatan nya .

" Maafkan aku sayang . Maafkan semua kesalahan ku . bisa kah kita mengulang dari awal lagi . beri aku satu kesempatan "

Ucap Gerry penuh penyesalan dengan derai air mata yang tentu saja Jeffry tidak dapat mendengar nya karena dia terlelap. Gerry mempererat pelukannya pada tubuh Jeffry yang masih terisak dalam tidur nya.

Karena lelah menangis Jeffry tertidur pulas di dalam pelukan Gerry masih bersimpuh di samping kasur.

Gerry berjanji pada dirinya sendiri itu adalah air mata terakhir yang di keluarkan Jeffry karena nya. Dia berjanji akan selalu ada dan mencintai Jeffry sepenuh hati sudah cukup sakit karena penghianatan yang dia berikan.

ARROGANT Where stories live. Discover now