Pramusaji datang, menawarkan Seokjin makanan atau minuman.

Seokjin hanya memesan americano coffee untuk teman nya menyendiri sekarang.

Dia merebahkan kepala nya di meja cafe, pikiran nya berkecamuk hebat, menyuarakan ini dan itu.. tapi Seokjin sedang benar benar tidak bisa menyuarakan nya secara langsung.

Takdir.. Seperti sedang memainkan seorang Kim Seokjin sekarang.

Kartu As jarang berpihak pada nyaa akhir akhir ini.

Dari awal.. Seokjin harus terpisah dengan keenam adik nya selama kurang lebih satu tahun.

Baru juga bertemu beberapa saat, Jungkook pergi untuk selama nya.

Tidak bisa di bayangkan betapa kacau nya Seokjin saat si kecil kesayangan nya itu pergi.

Perlahan tapi pasti, Seokjin berjuang keluar dari gua hitam nya.. gua kehilangan.

Belum juga hilang rasa kehilangan Jungkook.. Taehyung lagi yang pergi setelah itu.

Dan sekarang..?

Jimin yang belum juga keluar dari rumah sakit.

Seokjin tidak curiga?
Jelas saja kakak tertua di bangtan itu khawatir sekaligus curiga.

Dia yakin, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan dari nya.

Dan sekarang..

J-hope dan Namjoon kecelakaan, bahkan sampai masuk ruang operasi.

Apalagi setelah ini?!

Seokjin benar benar lelah sekarang.

Jika dia bisa memilih, boleh kah dia pergi sekarang?

Lelaki itu sudah sangat sangat lelah.

Masalah nya datang bertubi tubi, tanpa henti.

Setelah minuman pesanan nya di antar, Seokjin menyesap nya sedikit.

Lalu menangis lirih, terdengar menyakitkan bagi siapa saja yang mendengar nya.

Kalian pernah menangis tanpa suara, kan?

Seperti itu lah Seokjin sekarang.

********

Seseorang baru saja tiba di kota Seoul jam sepuluh pagi tadi, dan sekarang ia meletakkan barang barang nya di apartemen.

Bukan milik nya, tapi milik adik nya.. dulu.

Jihyun menatap sekeliling kota Seoul.

Iya, lelaki itu memang Jihyun.

Dia baru saja datang dari Busan, karena kehidupan nya yang kacau di kota kelahiran nya sana, Jihyun memilih menenangkan diri di Seoul.

Dia jadi teringat suatu hal, biasanya jika Jihyun datang ke Seoul, Jungkook pasti menjemput nya di stasiun bersama Seokjin lalu membawa Jihyun ke Dorm Bts.

Jihyun terkekeh miris mengingat hal itu, suatu kenangan yang sangat sangat indah untuk ia kenang.

Karena bosan di apartemen, Jihyun melangkahkan kaki nya, mencari bus wisata, lalu berhenti di sudut kota.

Dia terus berjalan tanpa tujuan.

Sampai akhir nya memilih masuk ke cafe yang ada di dekat rumah sakit.

1. Film Out || BTSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz