Dengan langkah tergesa, lelaki itu langsung menuju kamar mandi.

Tempat di mana ia menemukan jimin melukai diri nya sendiri, tadi malam.

Brakkk

"Berhenti minum obat itu, Jim! Bahaya!" bentak Seokjin saat Jimin ingin mengeluarkan pil penenang itu dari botol nya.

"Jimin! Dengar, hyung!" teriak Seokjin lagi lalu merampas obat itu dari tangan adik nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jimin! Dengar, hyung!" teriak Seokjin lagi lalu merampas obat itu dari tangan adik nya.

Jimin menatap nya murka, "Hahahaha! Aku tidak salah dengar ya? Seorang Kim seokjin mengkhawatirkan Park jimin? Bagaimana bisa?" gumam Jimin sambil menatap nya remeh.

Plak

Seokjin menampar adik nya itu, ia yakin kesadaran dan kepribadian jimin hilang karena obat sialan itu.

Jimin memegangi sebelah pipi nya yang memanas dan memerah karena tamparan hyung nya barusan.

"KENAPA KAU MELAKUKAN INI, JIM? KAU BOSAN HIDUP?! TAEHYUNG MENGKHAWATIRKAN MU! SAMPAI DIA DEMAM! KAU TAU ITU, HAH?!"

Apa? Adik nya demam?

Karena diri nya?

"Jangan memperkeruh keadaan, Jimin! Semua sudah hampir hancur sekarang! Harus nya kau membantu ku agar semua nya kembali seperti dulu! Bukan malah tambah menghancurkan keadaan! Aku merasa gagal menjadi yang tertua di grup karena ulah mu! Juga ulah yang lain!!!" Seokjin mengeluarkan unek unek nya semua sampai nafas nya terengah engah.

Jimin masih diam.

Entah merenungi kesalahan nya.. atau mengabaikan ucapan hyung nya.

"Darimana kau dapat obat ini?!" murka Seokjin lagi.

Jimin tersentak.

"S-secara l-legal hyung.." jawab nya takut, jelas Jimin sangat takut sekarang.

Di antara ke empat hyung nya, Seokjin lah yang paling jarang marah, tapi sekali dia marah... jangan harap bisa lari.

"Bodoh!" umpat Seokjin lalu melempar obat itu ke tempat sampah.

"Apa yang mengganggu pikiran mu, saeng? Kenapa senekat ini? Kau tau kan efek obat itu sangat membahayakan tubuh?" Seokjin melunak.

Dia merangkul Jimin, lalu membawa nya ke dalam kamar.

Jimin membalas pelukan hyung nya itu dengan erat, "Maaf" hanya itu yang bisa Jimin katakan.

Hyung nya pasti sangat kecewa dengan nya sekarang.

"Jangan di ulangi" peringat Seokjin setelah pelukan itu terlepas.

Jimin mengangguk.

"Kembali ke dorm ya? Banyak yang menunggu mu. Kita harus latihan untuk konser malam ini" ucap Seokjin sambil membelai rambut Jimin.

"Ah, iya? Kita kan mau bertemu army malam ini, aku lupa, hehe" cengir nya tanpa dosa

"Aku yang sudah mau tiga puluh tahun saja jarang melupa" gumam Seokjin berbangga diri.

Setelah sekian lama ia tidak pernah lagi menunjukkan kepercayaan diri nya itu, karena terjebak dalam sisi gelap seorang Seokjin BTS.

******

"Lama tidak bertemu, Jim" ucap Hoseok mengeratkan pelukan nya pada seseorang yang di bawa Seokjin ke ruang bangtan.

"Aku juga rindu hyung" sahut Jimin.

"Dia hampir saja mati, jika aku terlambat tadi mungkin dia sudah terkapar di rumah sakit sekarang" sinis Seokjin.

Semua yang mendengar itu langsung menatap Jimin dengan tatapan tajam, terutama Yoongi.

"Memang nya Jimin hyung ngapain?" tanya Tae.

Sejak kepergian Jungkook, gelar maknae bangtan otomatis pindah ke taehyung, maka dari itu Taehyung sendiri berinsiatif memanggil Jimin dengan panggilan hyung, seperti saat tae memanggil Seokjin, Yoongi, Hoseok dan Namjoon.

"Dia memakan obat penenang, eoh! Dengan dosis berlebihan!"

"Kau mau mati, Jim?!" tanya Yoongi marah.

Jimin menggeleng takut, "Anniya.. hyung. Aku hanya lelah dengan hidup ku"

Semua member paham apa yang di rasakan Jimin.

Sebulan setelah pergi nya Jungkook, keluarga Jimin di ambang kehancuran.

Ibu dan Ayah Jimin mengatakan ingin berpisah karena sudah tak ada alasan untuk tinggal bersama.

Kakak pertama Jimin yang perempuan memilih ikut dengan ibu nya jimin, sedangkan jimin ikut dengan sang ayah.

Selama tinggal dengan ayah nya itu lah jimin tertekan, karena ayah nya menyuruh nya untuk keluar dari Bighit hybe, dan melanjutkan karir sang ayah di perusahaan

Jimin menolak keras perintah ayah nya, ia di usir dari rumah dan melarikan diri ke apartemen Seokjin.

Beruntung Seokjin masih menyayangi Jimin seperti adik kandung nya sendiri, dia mengizinkan Jimin meninggali apartemen nya, selama nya juga tidak masalah.

Namjoon mendekat ke arah Jimin, dia menepuk bahu anak itu guna menguatkan nya.

"Dengar ya, Jim.. Jika sedang ada masalah dalam hidup, kita harus menghadapi nya, dan mencari jalan keluar. Jika masih belum menemukan, kita istirahat dulu, baru berusaha lagi.. Kau tau? Bunuh diri itu tidak menyelesaikan masalah, tapi malah menambah masalah, ayah dan ibu mu bisa bisa akan berkelahi lagi saat tahu kau bunuh diri dan penyebab nya adalah perpisahan mereka berdua" nasihat leader dengan panjang lebar.

Semua terenyuh mendengar ucapan pria ber-Iq 148 itu.

"T-tapi.. hyung,, aku sudah lelah dengan masalah ini, masalah ini.. melukai hati ku" lirih Jimin sambil menunduk.

"Dalam hidup pasti ada yang nama nya perpisahan Jim, sebaik apapun kita mempertahankan, kalau akhirnya pergi ya pergi.. hilang dari genggaman"

Ucap Namjoon sambil tersenyum dengan pandangan kosong.

"Seperti saat kita kehilangan Jungkook.."

*******

Tbc!

Cover nya berubah yey..

Jangan lupa vote and komen hmm

1. Film Out || BTSWhere stories live. Discover now