☔ 1. Home Like A Hell

Start from the beginning
                                    

"Okey, Papa." Glaucia mengangguk. Dia kembali menatap sang adik yang menyorotnya penuh luka. "Bye, Cabe," pamitnya, lalu pergi begitu saja.

Anderson mengikuti dengan langkah tegap. Sedangkan, sang mama memilih masuk sebentar. Memeluk erat tubuh putrinya hati-hati—takut menyentuh luka.

"Maafkan Mama yang tidak bisa menolongmu, Nak. Rea anak kuat, Mama yakin Rea bisa."

"Kenapa Mama nggak bunuh Rea aja?" Akhirnya gadis itu membuka suara. "Kenapa Mama harus lahirin Rea ke dunia?" lanjutnya pilu.

Kiara Lucita—mamanya—menangkup pipi sang anak. Mengusap pelan wajah cantik putrinya.

"Maaf." Setelahnya, tidak ada lagi suara. Kiara pergi tanpa ada kata untuk menenangkan gadis yang dia panggil 'Rea'.

Sedetik kemudian tangisan dari gadis bernama lengkap Aurea Jarey Lucio itu terdengar. Dia melempar semua barang yang mampu dia gapai. Dadanya terasa begitu sesak. Bukan hanya luka fisik yang didapatkan, tapi juga luka di hatinya. Entah sudah kali ke berapa gadis berusia dua puluh tahun tersebut berusaha kabur dan selalu saja kembali ke tempat yang sama. Ke mansion mewah keluarga Lucio yang dia anggap seperti neraka.

"Nona Aurea berhenti!"

"Tembak! Anda ingin kembali menembak saya, kan? Kenapa hanya kaki saya?! Tembak jantung saya! Kepala saya! Bunuh saya!"

"Nona, tenanglah," ucap pengawal kepercayaan Anderson itu tegas.

"Apa Anda kira saya ini robot? Apa saya tidak bisa merasakan sakit setiap kalian pukuli?! Apa kalian kira saya bukan manusia?"

Aurea menangis keras hingga akhirnya kembali jatuh pingsan setelah jarum suntik menyentuh lengannya.

Aurea menangis keras hingga akhirnya kembali jatuh pingsan setelah jarum suntik menyentuh lengannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam ini hujan deras mengguyur kota Jakarta. Beberapa pengendara motor berteduh agar tidak basah terkena hujan, berbeda dengan mobil yang masih melaju ke arah tujuan. Akhir-akhir ini memang sering sekali turun hujan membuat beberapa kota di Indonesia terendam banjir. Seorang laki-laki memakai motor matic ikut berteduh di depan mini market yang cukup ramai dengan pengendara lain atau pun para pembeli. Laki-laki berwajah teduh itu mempererat jaket di tubuhnya ketika air hujan dibawa angin ke arahnya.

Tiga puluh menit berlalu tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Jam tangan yang dipakainya sudah menunjukkan pukul 22:30 membuatnya memilih menerobos hujan. Lagipula, dia akan sampai di rumah sekitar sepuluh menit lagi. Mengambil helm dan memakainya, dia kembali melajukan motor. Beberapa orang juga mengikuti dirinya karena terlalu lama menunggu. Laju motornya memelan ketika di depan sebuah kelab ada seorang gadis terlihat meringkuk kedinginan dan satu pria yang mencoba menghampiri.

Dia, SyamWhere stories live. Discover now