Ketakutan Mia

63 5 3
                                    

"Hai pacar," sapa Arga pada Mia yang sedang melamun di bangku depan kelas IPA 1. Arga sengaja ke sini untuk memancing reaksi Kiara, rasanya dia tidak terima saja Kiara hanya memohon sekali setelah itu tidak lagi terlihat patah hati.

"Arga ...."

Mia meletakan novel yang dibacanya tadi ke pangkuan, kemudian menepuk kursi di sebelahnya, menyuruh Arga duduk di sampingnya.

"Pagi-pagi mikirin apa sih?" tanyanya lagi.

Mia menghela napas.

"Kamu tau kalau kompetisi tahap dua champions tinggal seminggu lagi?"

"Iya, tau."

"Menurut berita yang Aku denger, kompetisi yang kedua ini adalah renang. Masalahnya Aku gak bisa berenang Ga, gimana dong? Masa Aku harus mundur sih?"

"Em ... jadi Kami dari tadi galau cuman mikirin itu doang?" tanya Arga sambil meletakan tangannya di bahu Mia. Mia mengangguk dengan wajah kusut.

"Kamu lupa ya kalau Kamu punya pacar yang hobinya olahraga?"

"Tapi Kamu kan suka futsal bukan renang," kata Mia polos.

"Aku bisa semua kok, gak cuman futsal sama renang aja. Aku juga jago lari loh."

"Masa ....?" tanya Mia dengan senyuman di bibirnya, sekarang kondisi hatinya sudah lebih tenang.

"Iya, coba aja lari yang jauh pasti Aku tetep bisa dapetin Kamu."

"Gombal ih," kata Mia dengan wajah merah karena malu. Hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga karena mendapat perlakuan manis dari Arga.

"Beneran tau," sahut Arga lagi. Mereka kemudia tertawa, menikmati momen indah bersama.

####

"Pagi Ma," sapa Kiara pada Riana yang sedang mengoles roti di meja makan sendirian, tak terlihat keberadaan Sam. Kiara mengambil posisi di depan Riana, lalu memulai sarapannya.

"Papa mana?"

"Lagi ada perjalanan bisnis tiga hari," jawab Riana. Kiara mengangguk kemudian mulai menyumpal mulutnya dengan roti yang sudah dibaluri selai.

"Mama boleh nanya?"

Kiara menghentikan aktivitasnya, kemudian mengangguk dengan kening berkerut.

"Kamu udah sering nge-drunk?"

"Gak Ma, kemaren baru yang pertama, dan yang terakhir juga," jawab Kiara. Dia bersumpah tidak akan menenggak minuman beralkohol lagi, mengingat rasa kepalanya akan pecah saat bangun tidur kemarin sudah cukup menjadi alasannya.

"Beneran?" Riana menatap dalam mata putrinya mencari binar kebohongan, nihil, Kiara sama sekali tidak terbaca olehnya.

"Mama gak percaya?" tanya Kiara balik.

"Jauhin laki-laki itu, dia gak baik buat Kamu. Putusin dia!"

"Ma, we are just friend!"

"Really? Teman gak mungkin bertamu lewat jendela Kia!"

Kiara menghela napas lelah, kemudian mengambil tas yang dia letakan di kursi di sampingnya.

"Aku selesai," katanya kemudian mengambil serta jaket yang dia sangkutkan di kursi makan. Dia sangat kesal, apakah dia seburuk itu di pikiran ibunya. Jangan-jangan Riana sudah mengira kalau putrinya ini sudah pernah having seks.

"Berangkat sekarang Non?" tanya Mang Ujang.

"Saya nyetir sendiri aja Mang."

"Waduh jangan Non! Nanti Saya dimarahin Bapak." Mang Ujang menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bilang aja Saya yang mau ya, please. Ntar Saya beliin rokok deh sebulan penuh," mohonnya.

"Oke Non, tapi nanti kalau Bapak marah jangan seret-seret Saya ya."

Kiara mengangguk bersemangat, setelah mendapatkan kunci dia segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh membuat mang Ujang menyesali perbuatannya menyetujui suap-an anak majikannya itu.

"Moga gak mati Non, nanti urusannya jadi runyam."

####

Kiara sampai ke sekolahnya dengan selamat, tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan kecuali hampir menabrak pedagang angkringan di dekat lampu merah, tapi masih aman.

"Cie ... udah dibolehin nyokap nih bawa mobil?" Siya yang tidak tahu asal-usulnya tiba-tiba ada di sampingnya.

"Kok ada di sini?"

"Emang kenapa?"

"Dah ah, gue mau ke kelas." Kiara sedang ada di mood yang buruk sekarang, berharap di kelas dia akan menemukan ketenangan. Tapi sialnya ada dua makhluk yang membuat emosi jiwa menggelegak dan membuat matanya sakit.

"Yaelah, ketemu mantan lagi mantan lagi," sindir Siya, lalu tanpa merasa berdosa masuk ke dalam kelas meninggalkan Kiara yang masih memandangi mantan terindahnya.

"Kiara ... buruan masuk! Lo mau terkontaminasi?" Siya kembali muncul di pintu, tersdar jika dia meninggalkan domba di sarang serigala.

Dengan mengibaskan rambutnya angkuh, Kiara melewati dua makhluk yanh memandangnya dengan tatapan yang berbeda. Arga dengan kekagumannya dan Mia dengan rasa takutnya.

Melihat Kiara, membuat rasa takut Mia mencuat lagi ke permukaan. Kiara adalag seorang perenang yang baik, itu dibuktikan ketika dia dan Kiara pergi ke laut dengan kapal nelayan. Ketika sampai di tengah, Mia jatuh, untung Kiara sigap ikut terjun dan menyelamatkan sahabatnya itu.

"Kenapa sih mantan lo itu ada dimana-mana?" tanya Siya.

"Mana gue tau, kan udah jadi mantan ngapain gue kepo?" balas Kiara sengit.

"Nih ya, menurut pandangan gue Arga itu nyesel lepasin lo." Siya mulai membuat teori konspirasi.

"Masa sih?" Tapi bodohnya Kiara malah tertarik.

"Iya, menurut buku yang gue baca, cewek akan menjadi lebih cantik kalau udah jadi mantan."

Kiara berpikir sejenak, kalau Arga neyesel itu artinya dia bisa memberi harapan palsu dan juga Arga pasti bakalan ninggalin Mia.

"Tapi itu kata siapa?"

"Kata mantan gue," jawab Siya dengan wajah datar.

"Diragukan."

####

"Lo yakin gak mau latihan Ki?"

Siya dan Kiara kini sedang menuju gerbang untuk pulang, berkali-kali Siya menanyakan apa Kiara tidak ingin berlatih untuk champions minggu depan.

"Seenggaknya gak sekarang Ya, gue capek banget. Mana tadi disuruh ngeringkas satu bab kan? Bisa mati kalau hari ini lo ajakin berenang."

Siya mengangguk walau dia agak kecewa.

"Yaudah bareng besok aja, gue juga gak mau latihan sendirian."

"Zie mana?"

Siya mengangkat bahu.

"Gak tau, tadi kabur ama Aletta. Diajakin shopping kayanya."

Kiara mengangguk paham, Zie dan Aletta memang pecinta belanja.

"Itu mobil Papa lo kan Ki?"  tanya Siya walau agak ragu-ragu, walau dia tidak bertemu secara langsung tapi dia sering melihat pria itu mengantar Kiara.

"Loh Mia kok ...." Siya terkejut begitu Mia masuk ke dalam mobil papanya Kiara.

"Bukan kali Ya, bokap gue lagi di Jogja."

"Gak, gue yakin," tegasnya sekali lagi.

"Temenin gue!"

Tanpa bertanya lagi, Siya bergegas mengikuti Kiara yang lebih dulu masuk ke dalam mobil dan memulai pengejaran mereka.

#candukafein

Winner (End✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang