"You wanna cry now?"- tanyanya.

aku menggelengkan kepalaku. "Aku pengen kamu pulang."-

"Kamu ngusir aku?"- tanyanya dengan alis yang bertautan, aku menganggukkan kepalaku.

Tidak! Aku tidak bisa menangis sekarang, lebih tepatnya tidak boleh. Sekuat tenaga aku menetralkan kembali perasaanku.

"Ini bukan masalah besar. Aku Cuma agak kesal tadi, makanya aku pergi gitu saja. But, Really, i'm okay."- ujarku meyakinkan Jaehyun.

Jaehyun menggelengkan kepalanya, "No! Hendery bilang tadi kamu juga ninggalin mereka gitu aja."-

"Ah, iya! Tapi sekarang semuanya udah mendingan kok."-

"Biar kutebak, karena Mark?"- selidik Jaehyun.

Aku diam beberapa detik, namun kemudian aku mengangguk pelan, mengakui jika perasaanku membaik memang karena Mark.

"Did you fall in love with him?"- tanya Jaehyun, aku segera menepis tangan Jaehyun yang masih berada di wajahku.

"Heh, kamu pikir jatuh cinta segampang membalikkan telapak tangan!"- sarkasku padanya.

"Who know! Liat kamu begitu nyaman tinggal sama dia, besar kemungkinan make you falling in love with him."-

"Shut up! Kamu bisa pulang sekarang tuan. Aku lelah dan ingin tidur sekarang."-

Aku bangun dari dudukku dan menarik Jaehyun untuk ikut bangun dari sana dan mendorong tubuhnya dari belakang.

"Clara, kamu benar-benar ngusir aku?"- teriak Jaehyun yang berusaha memutar tubuhnya namun aku segera menahannya dan terus mendorongnya untuk keluar dari sini hingga ambang pintu.

"Take care.."- aku melambaikan tanganku pada Jaehyun yang sudah berada diluar pintu. Aku hendak menutup pintu itu kembali, namun Jaehyun memanggil namaku.

"Clara.."-

"Apa lagi?"-

"Temui aku kalau ada apa-apa, okey?"- ucapnya, aku menganggukkan kepalaku dan kembali melambaikan tanganku padanya. Jaehyun tersenyum sekilas dan membalas lambaian tanganku.


...


Aku baru saja selesai mandi dan sekarang sedang mengeringkan rambutku dengan handuk kecil sambil bercermin. Aku melirik jam yang tergantung dikamar yang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Apa dia udah tidur ya?"- monologku. Aku melangkahkan kakiku menuju ruangan Mark yang hanya dibatasi oleh dinding tersebut. Dengan ragu-ragu aku menekan tombol untuk membuka ruangan tersebut.

"Tekan tidak ya... apa aku ketuk aja?"- monologku lagi. Aku menganggukkan kepalaku sendiri pertanda aku setuju dengan pendapatku sendiri untuk mengetuk dinding itu daripada langsung membukanya begitu saja tanpa seizin Mark.

Baru saja aku mengangkat tanganku untuk mengetuk dinding itu, tiba-tiba saja dindingnya sudah bergeser dan membuatku terkejut.

"Geez.."- pekikku memegang dadaku.

"Eh, kamu ngapain disini, Clara?"- Tanya Mark dengan tampang tak berdosanya diambang dinding yang terbuka. Tidak tau apa aku terkejut karena ulahnya, huh!

"Jaehyun udah pulang?"- tanyanya lagi, aku mengangguk kepalaku.

"Kamu sibuk?"- tanyaku padanya.

Mark mengegelangkan kepalanya, "Nggak. Kenapa?"-

"Mau minum kopi with me?"- tawarku.

Mark terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab tawaranku.

Deep End ✔️ [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora