5

4.8K 701 36
                                    

Yakin gak mau ikutan PO novel satu ini? Gak nyesel? Seru loh! Kuy buruan yang mau PO chat me 085788190001
Harga only 99k, terjangkau banget, Gaes.

Kirim format pesanan
Nama
Alamat lengkap
No hp
Judul buku
Jumlah buku

****

Lynn mengemasi barang-barang penting yang ia butuhkan. Ia mengambil beberapa lembar baju dari walk in closet. Gerakannya terhenti sesaat, ia memegangi perutnya yang masih datar.

"Mom tidak akan pernah menggugurkanmu, Nak. Mari kita jalani kehidupan kita bersama. Ajari Mom untuk mencintaimu." Lynn mengelus perutnya.

Hidupnya ke depan akan lebih sulit, tapi ia tidak akan menyerah. Ada kehidupan yang harus ia perjuangkan. Ia harus lebih kuat dari sebelumnya, untuk dirinya sendiri dan janin yang ia kandung.

Dengan sebuah koper, Lynn keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuruni tangga dengan hati-hati, menyeret kopernya perlahan.

Di ruang tamu, ayah, ibu tirinya dan Shirley sudah menunggu. Ayah Lynn sangat membenci sikap keras kepala Lynn yang diturunkan darinya itu. Kenapa putrinya harus begitu keras mempertahankan janin yang bahkan tidak diketahui siapa ayahnya?

Apakah hidup di luar memang jauh lebih baik dari pada tinggal di kediamannya yang megah? Memikirkan hal itu ayah Lynn menjadi sangat marah.

"Terima kasih untuk semuanya. Aku pergi." Lynn hanya mengatakan kata perpisahan yang singkat.

"Kau benar-benar tahu cara membalas budi dengan baik, Lynn." Ayah Lynn bersuara dingin.

"Maaf karena telah mengecewakanmu, Dad. Selamat tinggal." Lynn bersiap hendak pergi, ia memegangi gagang kopernya pasti lalu melangkah.

"Berhenti!" suara tegas itu terdengar.

Shirley mengerutkan kening. Kenapa ayahnya harus menghentikan Lynn. Apakah ayahnya berubah pikiran?

Pemikiran yang sama terdapat di otak ibu Shirley. Ia sudah sangat muak melihat Lynn setiap hari, jika suaminya berubah pikiran itu artinya ia harus bertahan lebih dalam rasa muak itu.

"Temui ibumu. Kau akan tinggal bersamanya untuk sementara waktu." Ayah Lynn melemparkan tiket pesawat ke meja.

"Aku tidak akan pergi ke sana," tolak Lynn.

"Jika kau terus membangkang, aku akan mempersulit setiap gerak-gerikmu, Lynn. Percayalah, Daddy mampu melakukannya." Ayah Lynn mengancam. Meski pria ini tidak begitu mencintai putrinya dari hasil hubungan terlarang, tapi ia tetap tidak ingin putrinya berkeliaran sendirian di luar sana.

Bagaimanapun terdapat darahnya yang mengalir di tubuh Lynn.

Lynn diam sejenak sebelum akhirnya ia meraih tiket yang diberikan oleh ayahnya. Ia yakin bisa hidup di luaran sana tanpa kemewahan dari ayahnya, tapi jika ayahnya berniat ingin menekannya dan membuat ia kesulitan maka mungkin itu tidak akan bisa ia lewati dengan mudah.

Tidak masalah ia tinggal di mana setelah ini, yang penting ia bisa melahirkan janin yang ia kandung saat ini.

"Sopir akan mengantarmu ke bandara. Pergilah!" seru ayah Lynn.

Lynn tidak mengatakan apapun lagi selain menarik kopernya bersamanya.

Ayah Lynn segera meninggalkan ruang tamu setelah ia melihat Lynn pergi. Ia masuk ke dalam ruang kerjanya, mulai menenggelamkan diri dalam kesibukannya.

Sejujurnya ia tidak ingin melepas Lynn pergi, tapi membiarkan Lynn berada di sisinya dengan kenyataan bahwa saat ini Lynn mengandung maka itu hanya akan menjadi aib untuknya.

In Bed With The EnemyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum