Eros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya.
.
Malangnya, ia mengalami...
Ia bisa menukar takdir orang lain, mengambil kebahagiaan milik mereka, hanya dengan menempelkan garis tangannya dengan garis tangan orang lain.
Sampai akhirnya, bak boomerang yang menyerangnya balik, gadis itu mendapat hukuman dari apa yang selama ini ia rampas. Takdir sahabatnya yang bernama Yola, rupanya tidak semulus yang ia kira.
Thomas, lelaki yang ia perebutkan dengan Yola, ternyata lelaki brengsek yang langsung lepas tangan begitu mengetahui kehamilan Inge. Bak hilang ditelan bumi, Thomas tak bisa ditemukan di mana pun.
"Aku juga bukan ibu yang baik," gumam Inge. Hatinya semakin pilu saat teringat bagaimana proses persalinannya kala itu, tanpa ditemani siapa pun.
Inge memberanikan diri mengangkat sebelah kakinya. Tanpa sadar alam sadarnya menuntunnya untuk menerobos tembok pembatas jembatan. Melangkah bersama keputusasaan yang telah mencapai batasnya.
Sesaat ia ragu. Menenggelamkan diri bukan cara bunuh diri terbaik untuk seseorang yang tak bisa renang. Bayang-bayang mengerikan apa saja yang ada di dalam air, jelas menakutinya.
Baru saja berniat mengurungkan niatnya bunuh diri, Inge mendengar teriakan kencang dan panjang dari sisi kanannya.
Belum sempat menengok, ada sentakan kuat yang membuatnya terdorong ke luar jembatan. Tiba-tiba saja ia sudah bergelantung di pagar jembatan. Beruntung, tidak langsung terjun ke sungai dan mati.
Ternyata diam-diam Inge masih takut mati juga.
Gadis itu mendongak untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tapi matanya terhalangi sesuatu. Roda-roda kecil. Sangat kecil. Jelas bukan roda kendaraan biasa.
"Lo masih hidup?"
Suara dari atas kepalanya membuat Inge memiliki harapan untuk tetap hidup. "Ya. Gue akan tetap hidup kalo lo bantuin gue naik."
"Lah, bukannya gue tadi udah bantuin lo?" tanggap suara itu terdengar menyebalkan. "Gue bantuin lo bunuh diri," lanjutnya tanpa menunggu respon dari Inge. "Gue bener, kan? Lo tadi mau bunuh diri?"
Berusaha untuk tidak terpancing, Inge hanya fokus meminta pertolongan. "Lo bisa bantu gue lagi, kan? Tolong bantu gue naik."
Sementara suasana mendadak sepi, sosok di atas kursi roda itu rupanya mencoba berdiri.
"Arggh.."
Lelaki itu terduduk lagi. Kakinya gemetar.
"Lo nggak papa?" tanya Inge cemas. Padahal seharusnya ia juga mengkhawatirkan dirinya sendiri. Tangannya sudah terasa perih. Ia tidak kuat berpegangan lagi. "Lo bisa berdiri?"
"Berisik," sembur lelaki itu. Malas mendengarnya berbasa-basi. "Dasar ngerepotin aja."
Usaha lelaki itu membuahkan hasil. Kaki kanannya kini berpijak tegak di aspal. Ia menyeret perlahan kaki kirinya mendekati pembatas jembatan. Dan akhirnya lelaki itu dapat melihat lawan bicaranya yang sejak tadi hanya bisa berkomunisasi dengannya tanpa saling tatap.
Sesosok gadis berambut pendek dan berponi tebal, mirip seperti barbie, tampak kesulitan menahan berat tubuhnya sendiri. Mata bening gadis itu menatap penuh harap si lelaki.
Si lelaki terdiam sejenak. Tatapannya tak lepas memandang Inge yang memohon tanpa henti. Awalnya ia tampak ragu. Ada firasat aneh yang menyusup dan membuatnya enggan membantu gadis itu.
Tepat di saat tenaga Inge terkuras habis hingga satu-satunya pegangannya nyaris terlepas, si lelaki sigap menarik tangannya.
Secepat lesatan kilat, kedua manusia itu berganti peran.
Takdir mereka tertukar.
Alih-alih Inge yang bergelantungan di bawah jembatan, kini malah nyawa si lelaki yang terancam. Sedangkan dengan gampangnya Inge pergi meninggalkan lelaki itu setelah berhasil menyelamatkan dirinya sendiri berkat potensi yang ia miliki.
"Maaf, ya. Maaf.. Tapi aku batal bunuh diri," kata Inge sembari menunduk berulang kali.
Karena panik dan takut dilihat orang lain, ia berlari tanpa menengok kanan kirinya.
Tiiiiinnn....
Suara klakson mobil dari sisi kirinya membuat Inge mati langkah. Seluruh syarafnya seolah mati rasa. Lumpuh. Tak bisa digerakkan. Kakinya gemetar hebat.
Deg!
Mobil itu semakin mendekat.
Ah, bukan mobil.
Rupanya kendaraan yang lebih besar,
itu truk pengangkut batu-batu kali yang menjadi bahan utama bangunan.
Sementara si lelaki yang terjebak di pagar jembatan dan mendengar lengkingan nyaring gadis itu, mulai bercucuran keringat. Wajahnya memerah. Ia tak kuat lagi menahan berat tubuhnya. Tangannya yang berpegangan pada pagar jembatan terasa panas.
"Aaaaaaaa!"
Teriakan dari dua manusia di titik yang berbeda itu, saling bersahutan.
Tak ada lagi yang bisa menyelamatkan keduanya, kecuali mereka masih memiliki secuil harapan untuk tetap bisa bertahan hidup.
***
GESS MENURUT KALIAN, SIAPA COWOK YANG JADI KORBAN POTENSI INGE?
Yang nolongin Inge, tapi malah jadi apes gelantungan di jembatan.
Cluenya : Target di part kemarin wkwkw
Anyeong Mom's
Inge Destinea
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Potensi para target :
Target 3 (Ruth Sahamaya ) : Menghancurkan seseorang melalui tatapan (Menyerang titik-titik syaraf manusia)
Target 6 (Erlando Apollo ) : Meniru suara seseorang (Ada hal lain yang bisa membuat kalian juga terkejut. Erland pun belum menyadarinya).
Target 2 (Romeo Mencari Juliet) : Menduplikat, menyalin, menyerap fungsional suatu benda. (namun secara fisik tubuhnya masih sama).
Target 1 (Logan Lord Ludus) : Its something with his blood? Apa berhubungan dengan darahnya?
Target 5 (Inge Destinea) : Sesuai namanya yang diambil dari kata Destiny, gadis ini bisa menukar atau mencuri takdir orang lain.
Sayangnya, dia nggak bisa menebak. Apa takdir orang yang dia curi bakal jauh lebih baik dari takdirnya sendiri atau nggak.
Gess, target selanjutnya siapa? Adinda atau Target 7?