Eros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya.
.
Malangnya, ia mengalami...
Ada sesuatu yang disembunyikan orang tuanya. Dan lelaki itu sedang berusaha mencari tahu.
"Tunggu apa lagi?" tanya Lord pada wanita bercelemek yang masih berdiri di samping kursi rodanya. "Ganti yang baru."
Wanita itu merespon ragu-ragu. "Saya masih bingung, Mas. Maksudnya ganti buah lain?" tanyanya sembari menunduk sopan.
"Ya, kan, bisa dimix sama buah yang lain biar warnanya nggak merah jambu." Lord terdengar kesal. "Sama pisang, melon, atau terseralah, yang penting enak."
Ia cepat-cepat menarik lengan asisten rumah tangganya itu sembari berucap, "asal jangan dicampur racun. Aku tahu kalian semua di sini nggak suka sama aku, kan?"
"Ehh, enggak dong, Mas." Wanita itu tergagap. "Kita semua sayang, kok, sama Mas Lord."
Di atas kursi rodanya, Lord hanya mendengkus jengah. Ia yang terobsesi dengan teori konspirasi, selalu mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lainnya. Gampang curigaan. Dikit-dikit suudzon.
"Kalau gitu saya ganti minumannya dulu, ya, Mas" kata wanita itu singkat lalu undur diri dari kamar Lord dengan kepala masih tertunduk.
Seperti namanya, Lord, yang berarti raja. Hari-harinya dihabiskan di kamar, tepatnya di atas kursi roda. Dari pagi sampai ke pagi lagi, ia hanya duduk di depan laptopnya. Bermain game, lebih tepatnya, jadi joki game.
Kalau lagi suntuk main-main, ia pindah ke layar laptopnya yang lain, mengamati pergerakan saham juga trading forex, semacam investasi melalui pertukaran mata uang asing. Dia berperan menjadi konsultan dari beberapa pihak investor.
Catat, semua dilakukan tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Lucunya, meski hanya beraktivitas di rumah, Lord selalu mengenakan pakaian resmi. Lengkap dengan kemeja, jas, serta dasi yang sudah disetrika berulang kali oleh asisten rumah tangganya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
K
esibukan Papa dan Mamanya di laboratorium membuat keduanya lengah mengawasi kegiatan putranya. Mereka mengira Lord sibuk kursus online, padahal kenyataannya Lord cuma setor muka aja tiap kelas dimulai.
Jika di sela-sela kegiatannya Lord memerlukan sesuatu, tinggal pencet tombol di atas meja laptopnya. Maka tak lebih dari sepuluh detik, salah satu asisten rumah tangannya akan datang.
Walau dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan kemewahan, sesekali Lord ingin merasakan hidup bebas. Anehnya, setiap kali ia mengutarakan keinginannya itu, mamanya selalu memiliki alasan untuk menahannya tetap di rumah.
Itu yang membuat Lord semakin meyakini jika semua yang diperlihatkan orang tuanya ketika di rumah hanyalah kepalsuan.
"Kita ke laboratorium hari ini."
Lord yang sibuk dengan laptopnya mendongak ke arah pintu. Mamanya berdiri di sana sambil melempar senyum padanya. Senyuman yang sekilas terlihat tulus namun ternyata menyimpan makna lain.