Ruth berbalik, berusaha menyembunyikan wajahnya. Ia melangkah masuk ke lift lagi. Menekan-nekan tombolnya dengan cepat agar pintu lift segera tertutup. Namun ketiga lelaki itu jauh lebih cepat bergerak menuju arahnya.

Daripada tertangkap, Ruth berlari ke luar lift. Karena masih jam kuliah, suasana di sana sangatlah sepi. Tak ada kendaraan lain yang masuk atau pun ke luar.

Ruth meniti anak tangga di sudut area parkir, mencoba mencari tempat bersembunyi. Tapi yang ada dirinya malah terjebak di rooftop lantai 3.

"Sekarang lo nggak punya pilihan lain!"

Enggan berbalik, Ruth memandang hamparan langit luas yang ada di hadapannya. Ia tahu posisinya sudah terpojok. Suara lelaki itu terdengar sangat dekat. Mungkin hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri.

"Ikut gue sekarang," perintah lelaki itu diikuti suara gesekan sepatu saat ia melangkah perlahan menghampiri Ruth.

Begitu mengintip suasana di bawah gedung, perut Ruth rasanya bergejolak. Jantungnya berdebar kencang. Tapi saat ia berbalik untuk menatap musuh-musuhnya, ekspresinya berubah.

"Ouch!"

Tepat ketika salah satu lelaki itu hendak menyerang Ruth, tiba-tiba ia terjatuh, merintih kesakitan sembari memegangi kepalanya sendiri.

"Kenapa?" tanya lelaki yang menjadi bos penyerangan itu.

Lalu tiba-tiba anak buahnya yang lain memekik dengan wajah seperti kehabisan napas.

"Aaarrgh! Tooo- long.. "

Lelaki itu memegangi lehernya. Wajahnya pucat. Mendadak oksigen di sekitarnya menipis. Ia tak bisa bernapas.

"Heh, apa yang kamu lakukan ke mereka?" tanya lelaki yang paling muda dan tampan.

Yang mengejutkan, Ruth -si gadis cantik, nan manja itu, yang sehari-harinya terlihat sensual, mendadak berubah menjadi sosok yang berbeda.

Tatapannya seperti raja hutan yang siap membunuh mangsanya. Aura gadis itu menggelap. Matanya menyorot penuh amarah, dendam, juga kebencian.

"Berhenti!"

Saat Ruth terfokus dengan lelaki di depannya, lelaki lainnya sudah terbebas dari rasa sakitnya. Lelaki itu menarik napas sesaat, berusaha mengumpulkan energinya lagi untuk bersiap menyerang Ruth.

"Kamu belum menyerah rupanya.. "

Namun Ruth jauh lebih tangguh dari yang mereka duga. Lelaki itu kembali kesakitan begitu tatapan Ruth terpusat ke arahnya. Bahkan ia sampai terjatuh. Tubuhnya melemas. Seluruh syarafnya seolah lumpuh.

"Keterlaluan!"

Tepat ketika lelaki yang memimpin penyerangan itu mengangkat tangannya untuk menghentikan Ruth, segalanya terhenti.

Ya, rintihan kesakitan dari para anak buahnya tak lagi terdengar.

Lelaki itu memperhatikan Ruth dengan saksama. Lalu tatapannya jatuh pada jam tangannya yang tanpa sengaja menghasilkan pantulan sinar matahari ke wajah Ruth.

Lelaki itu sepertinya mulai paham. Jika penyebab rasa sakit kedua anak buahnya berasal dari mata Ruth.

Aku bisa melukai satu per satu dari mereka, tanpa menyentuhnya sedikit pun. Tapi sekali saja pandanganku terganggu, aku kembali menjadi biasa saja.

"Kalo lo masih nekad bawa gue ke nyokap lo, sekarang juga gue bakal lompat!" ancam gadis itu sembari menutupi wajahnya dengan tangan. Mengganggu sekali pantulan sinar dari jam tangan lelaki itu.

Ruth mundur setengah langkah hingga membuat ujung kaki belakangnya benar-benar berada di pinggir rooftop.

"Gue nggak bakal biarin lo mati gitu aja." Lelaki itu mengepalkan tangannya. "Lo harus bertanggung jawab atas apa yang lo lakuin selama ini," katanya dengan suara bergetar. Sepasang matanya menyorot penuh dendam dan kebencian.

Ruth menarik ujung bibirnya. Tersenyum sinis. "Oh, ya? Kalo gitu lo bisa ikut gue mati sekarang dan balaskan dendam lo di kehidupan selanjutnya. Bye!"

Tanpa pikir panjang, masih menghadap lelaki itu, Ruth melangkah mundur.

Semakin ujung..
Hanya beberapa inchi lagi kakinya tak lagi mendapat alas berpijak.
Lalu perlahan, gadis itu menutup matanya rapat-rapat.

Tak ada gunanya lagi. Semua mimpi-mimpiku telah hancur. Jika reinkarnasi memang ada, aku berharap Tuhan menjadikanku manusia baru yang kaya dan punya segalanya.

"Jangan!" teriak lelaki itu panik sembari berlari menghampiri Ruth.

Terlambat.

Gadis yang awalnya ia pikir tak memiliki keberanian dan hanya sekedar mengancamnya, terlanjur melompat terjun dari rooftop parkiran kampus berlantai tiga.

***

Ruth metong?
Atau kalian mikir, dia bakal selamat karena punyabkekuatan? Ah, kalian salah.
Ruth tidak punya potensi terbang macem Storm di X-men, atau melompati gedung kayak spiderman.

Lalu...?
Siapa yang bakal nolongin dia? Eros? Atau target lain?

Komen Next di sini

Dan Gambarkan Ruth dengan satu kata :
MANEY MANEY AND MANEY WKWKW.
MATRE DIA TUH.

TERIMAKASIH BUAT YANG RAJIN NYEPAM AKU BIAR CEPET UP.

ILY 3000 DOLLAR
Salam sayang,
Rismami_sunflorist

LOADING ERRORWhere stories live. Discover now