Eros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya.
.
Malangnya, ia mengalami...
"Lepas!" bentak Ruth namun hanya menjadi angin lalu.
Orang kalau lagi marah kadang nggak ngotak. Kayak orang kesurupan. Tenaganya jauh lebih besar berkali lipat dari hari-hari biasanya.
Hingga akhirnya keduanya berhenti di depan pintu bertuliskan 'Ruang Dekan' .
Ceklek.
Tanpa mengetuk pintu, wanita itu menyeret Ruth masuk ke ruang dekan dengan setengah mendorongnya.
"Anj -" Ruth menelan kembali ucapannya saat melihat tatapan Pak Dekan tertuju kepadanya.
Tatapan penuh amarah itu berubah menjadi sorot mata penuh keramahan ketika Pak Dekan melihat keberadaan wanita di samping Ruth.
"Ah, Nyonya Irawan. Bagaimana kabarnya?" tanya Pak Dekan, menyambut ramah kedatangan wanita itu.
"Sudah, tidak perlu berbasa-basi." Wanita itu mengibaskan tangannya. "Saya ingin dia dikeluarkan dari universitas ini."
Deg!
Ruth yang awalnya sedang khusyuk merapikan rambutnya yang berantakan seperti singa, langsung mencak-mencak. "Heh, saya susah payah kuliah di sini, nggak minta duit Anda, kenapa Anda yang memutuskan seperti itu?"
"Ya, bukan uang saya. Tapi uang suami saya," jawab wanita itu, membuat Ruth serasa tertampar.
"Pak -" Ruth beralih menatap dosennya. "Kampus pasti lebih bijak dari dia, kan?"
Sejenak, Pak Dekan hanya menghela napas panjang. Ia terdiam cukup lama sampai akhirnya sedikit membungkuk, membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.
"Para petinggi kampus sudah mencoba mencari jalan ke luar. Tapi karena ini, kami terpaksa membuat keputusan yang mungkin sangat merugikanmu," kata pria itu lalu menyodorkan stopmap di atas meja kepada Ruth.
"Petisi yang di tanda tangani oleh mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini." Sebelum melanjutkan ucapannya, pria itu menghembuskan napas berat. "Mereka meminta agar kamu di D.O."