Sebelum mengatakan sesuatu. Ayahnya menghela napas sejenak, lalu memberikan sebuah kunci kepada Soogun.

"Aku yang menangani kasus ini, pihak agensi menyuapku untuk membuat berita palsu untuk kesehatan mental Jisoo."

Soogun melotot. Seperti yang ia duga.

"Apa kau akan membawanya pergi?"

Soogun langsung mengangguk. "Aku tidak bisa membantu banyak. Pakai ini," Ayah Soogun melepas jas dokternya, juga memberikan masker kepala Soogun.

"Berhati-hatilah, jika sampai ketahuan rumah sakit ini taruhannya."

Soogun mengacungkan ibu jarinya sambil tersenyum. "Abeoji, gomawo." Lelaki itu memeluk Ayahnya sangat erat lalu berlari menuju kamar yang nomornya sudah tertera di gantungan kunci yang ia pegang. 106.

Dari kejauhan saja kamar itu sudah mencolok sebab sosok dua bodyguard yang berjaga di depan pintu. Soogun menegakan tubuhnya. Berhenti tepat di depan pintu ruangan 106.


"Apa kau mau memeriksanya?" Tanya salah satu bodyguard. Soogun berdeham sejenak.

"Em. Aku akan memeriksanya."

"Bukankah baru saja diperiksa?"

Otak Soogun langsung berputar pencari jawaban yang tepat. "Dia pasien baru, di periksa beberapa kali adalah hal yang wajar." Ujarnya. Menunggu beberapa detik akhirnya bodyguard itu mengangguk.

Soogun masuk ke dalam ruangan itu dengan cepat, lalu menguncinya dari dalam.

Terlihat Jisoo yang duduk memeluk lulutnya di atas tempat tidur. Ia terlihat lesu dan tak bersemangat.

"Jisoo-ssi" panggil Soogun sambil membuka maskernya.

Mata Jisoo membelalak melihat kehadiran Soogun. Ditatapnya lelaki itu dari atas sampai bawah, lagi-lagi dia menyamar sebagai seorang Dokter.

"Kau tidak takut ketahuan?"

Soogun menggeleng, ia melepas maskernya yang membuat pengap. Lalu duduk di ujung ranjang Jisoo. "Rumah sakit ini punya Ayahku."

Jisoo sempat terdiam sejenak, seakan mencerna ucapan yang baru saja Soogun lontarkan. Kemudian matanya melihat nametag yang menggantung di saku depan jas dokter yang Soogun pakai.

"Jung Dongwoo itu Ayahmu?" Tanya Jisoo. Soogun mengangguk.

"Aku akan membantumu keluar dari sini. Kita akan menyelamatkan Lisa dan yang lain."

"Bagaimana caranya?"

Mendapat pertanyaan itu Soogun menoleh ke sana kemari mencari jalan keluar. Sebuah jendela cukup besar terlihat di paling atas tembok, hampir dekat dengan langit-langit kamar.

Soogun langsung mendapatkan ide. Dia mencari kontak nomor telepon ayahnya. Ingin meminta bantuan.

"Ayah, bawakan aku tangga dan sebuah obeng ke jendela di belakang kamar Jisoo."

"Yak! Jangan libatkan aku!" Omel Ayahnya di seberang sana.

"Abeoji.. jebal." Rengek Soogun.

"Aissss.. kau harus melakukannya dengan cepat! Jangan sampai ketahuan."

"Nde Abeoji. Aku akan melakukannya dengan hati-hati. Bergegaslah kemari membawa obeng dan tangga."

"Baiklah."

Soogun menunggu sekitar 10 menit, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah jendela.

"Sttss!"

Soogun langsung meresponnya, begitu juga dengan Jisoo.

"Tangkap ini," Ayahnya melempar sebuah obeng lewat sela-sela jendela yang memang di beri teralis seperti di penjara. "Cepat kerjakan urusanmu, sebelum para bodyguard itu menyadarinya.

Soogun mengangguk. "Terimakasih Abeoji," kemudian Ayahnya Soogun menghilang.

Soogun memberikan obeng dan kunci mobil di dalam saku celana pada Jisoo lalu ia berjongkok di belakang dinding yang sejajar dengan jendela. Lalu ia menyuruh Jisoo untuk naik ke punggungnya.

"Palli! Kita harus cepat keluar dari sini."

Jisoo sebenarnya agak ragu dengan cara ini. Apakah mereka akan berhasil? Namun tak ada salahnya kan untuk mencoba? Jisoo akhirnya naik kepunggung lebar Soogun, dan ketika lelaki itu berdiri dengan dirinya yang berada di atas Soogun, rasanya sedikit ngeri. Tapi Jisoo menahannya dengan berpegangan pada teralis dengan kuat.

Hampir 7 menit berlalu Jisoo masih berusaha membuka teralis itu dengan obeng. Sementara bahu Soogun sudah mati rasa.

"Masih lama?"

"Satu baut lagi." Sagut Jisoo. Soogun masih berusaha menahannya dengan mengernyit menahan pegal, sampai akhirnya Jisoo berseru selesai.

Wanita itu melempar teralis ke luar, beruntung alas di luar dilapisi rerumputan sehingga teralis yang jatuh tidak menimbulkan suara.

Jisoo keluar melewati jendela. Kakinya perpijak pada tangga yang menyandar ke dinding. wanita itu melongok ke dalam jendela, menanyakan bagaimana cara Soogun keluar.

"Soogun-ssi, bagaimana caranya kau keluar?"

"Jangan pikirkan aku, cepat pergi ke mobilku. Tunggu aku di sana." Balas Soogun diangguki oleh Jisoo.

"Dia sangat berat." Keluh lelaki itu sambil memijit bahunya yang terasa nyeri. Setelah merasa ringan. Ia menarik napas sejenak dan memakai maskernya kembali.

Soogun keluar dari ruangan itu dengan hati berdebar. Tidak ada respon apapun dari dua bodyguard yang menjaga di kiri kanan pintu. Membuat Soogun leluasa melancarkan aksinya.

Lelaki itu mengunci pintu kembali, kemudian berjalan santai meninggalkan ruangan Jisoo yang mana sebetulnya sudah tidak ada siapa-siapa di dalam.

×××

GESS GW UDH NULIS LAST MEMBER SAMPAI TAMAT SEJAK SEMINGGU YG LALU. TERSISA 2 BAB LAGI MENUJU ENDING.

HUWAAA NGGAK TERASA YAAAA

JANGAN LUPA KOMEN YG BANYAKK

BTW BUKA PUASA PAKAI APA NIH??

KALO GW SIH LANGSUNG MAKAN NASI HAHAHAH

MAKASIH BUAT 3K PEMBACANYA GESS

The Girl of Evil | ft. BLACKPINKWhere stories live. Discover now