"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang tengah kau bicarakan."

"Kau.. kau kan yang telah membocorkan kejadian itu? Kenapa.. kenapa kau bocorkan itu? Apa uang dariku tidak cukup?!"

"Kejadian apa? Umji?"

"Umji? Ya! Jangan bermain-main dengan ku, aku tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan orang seperti mu.."

"Aku tidak sedang bermain-main dengan mu.."

"Jika seperti itu! Katakan, kenapa ada artikel tentang Umji di laman sekolahmu?!! HAH!!"

"YA!! Kau pikir kau bisa membentak ku?!! Aku sudah sabar ya menghadapimu, ditambah lagi dengan putrimu yang selalu menyusahkan ku!! Sekarang kenapa kau malah menyalahkan ku!!"

"Huh.. apa kau pura-pura bodoh? Dengarkan aku baik-baik, orang yang memiliki video itu hanya kau kan? Itu berati kaulah yang membuat artikel itu!!!"

Memang hanya aku yang memilikinya, tapi bukan aku yang membuat artikel itu, jadi siapa yang membuatnya?..
Tanya Bu Hwang kepada dirinya sendiri.

Jangan-jangan...
Sebuah ingatan lalu terlintas dikepalanya, ingatan yang menyeret sebuah nama didalamnya.

Beberapa hari yang lalu..

"Sin b? Sedang apa kau diruangan ku?"

"I-i-ibu.. ah.. begini, a-a-aku sedang mencari isi pulpen. Iya isi pulpen.. pupelnku habis... he.. he.. Baiklah aku pergi dulu.. aku harus menyelesaikan tugasku.. terima kasih isi pulpennya.."

"Hm.. belajarlah yang giat.."

Hah? Apakah Sin b yang melakukannya?

"Tidak!.. tidak mungkin..!"

"Ada apa dengan mu? Apa yang tidak mungkin?"

"T-t-tidak.. tidak ada.. jika benar memang aku yang melakukannya memang kenapa? Setidaknya kau harus sadar dengan posisimu itu.. buat kejadian ini sebagai pembelajaran agar tidak berbuat seenaknya saja.."

"Apa kau baru saja mengaku?! Ya! Apa kau sudah lupa? Kau memerlukan ku untuk menggapai impian putrimu itu.. apa kau mau impian putrimu yang ingin menjadi seorang dokter itu akan berakhir? Apa kau lupa aku rela patuh didepan ayah serta kakakku hanya untuk mendapatkan bocoran soal-soal tes kedokteran?! Wah.. apa kau melupakannya?!!"

"Tidak, aku tidak melupakannya.. jika begitu kau juga harus ingat, tanpaku putrimu itu tidak akan bisa masuk universitas Seoul.. setidaknya putriku masih lebih baik dalam hal nilai-nilainya, bahkan tanpa bantuanmu putriku juga bisa menggapai impiannya sendiri, tapi bagaimana dengan putrimu? Nilai-nilainya bahkan lebih buruk dari setengah murid dikelasnya, kau harus sadar tanpaku putrimu tak lebih dari seorang murid yang bodoh.."

Bu Hwang tampak menarik nafas lalu melanjutkan kembali ucapannya.

"Dengar! Bukan berati setelah Sowon tiada ia akan berada di posisi teratas, masih ada Sin b, Yuju dan kedua putri kembar Bu Jung yang memiliki IQ tinggi. Sebaiknya sadarlah! kau bukan apa-apa tanpa adanya uangmu itu.."

Setelah mengatakan itu Bu Hwang langsung pergi begitu saja meninggalkan pak Kim yang emosinya sudah diujung kepala, yang siap meledak kapan saja.

✓ Throne  ||•G friend•|| Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin