BAB 15

1.3K 168 11
                                    

HAPPY READING!!!💛
Maaf kalau typo bertebaran...
.
.
.
.
.
.

Flashback saat Singkit mengunjungi apartmen Mewgulf
.
.

"Begini Gulf, kau ingat waktu itu kau pernah jatuh dari tangga dan kepalamu pecah? Dan kau kehilangan banyak darah?"

Gulf hanya mengangguk sembari mengingat waktu itu. Ah! Saat umurnya 15 tahun sepertinya.

"Saat itu , pertama kali aku melihatmu di rumah sakit dan aku juga yang mengambil tindakan akan dirimu. Ingat sekali saat itu rumah sakit kehabisan stock darah AB dan aku meminta orang tuamu segera mencarikan orang untuk mendonorkan darah karena kau semakin melemah. Tapi.. orang tuamu menolak. Dengan keras. Mengatakan bahwa mereka beta. Padahal saat itu, kau belum tau apa second gendermu. Kau bahkan belum cukup umur untuk mengikuti tes pengecekan second gender tapi, ntah kenapa mereka dengan percaya diri seolah- olah mengatakan bahwa second gendermu tidak mungkin beta seperti mereka. Itu aneh Gulf. sangat aneh."

Singto menjelaskan panjang lebar sembari memperhatikan Gulf . Pemuda yang 10 tahun lebih muda darinya itu begitu serius mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Singto.

"Dan saat itu, aku mengatakan bahwa kau harusnya belum memiliki second gender karena masih dibawah umur, yang kau butuhkan saat itu hanya golongan darah yang sama. Saat itu juga mereka seperti tersadar dan segera mengatakan bahwa golongan darah mereka berbeda denganmu. Dan untung saja saat itu Krist datang tepat waktu, karena golongan darahnya sama denganmu maka saat itu krist yang mendonorkan darahnya"

Kris memindahkan posisi duduknya.  Menjadi disebelah Gulf dan mengusap kedua lengan yang mulai bergetar itu.

"Gulf..."

"Baiklah.. aku mengerti. Berdasarkan apa yang kau katakan, bisa disimpulkan bahwa aku bukan anak kandung dari ibu ayahku. Benar? Baiklah, aku dapat menerimanya. tapi, kenapa ibuku tiba-tiba menjadi sangat aneh dan ingin aku hamil? Dan ketika aku mengatakan bahwa aku belum hamil, ibuku mengamuk dan seperti ingin menghancurkan tubuhku dengan mencengkramku erat. Kenapa?"

Gulf memotong kalimat Krist dan mulai bertanya lagi kepada sepasang kekasih itu.

"Gulf.. aku berjanji, aku berjanji akan mencari tau ada apa dengan ibumu.. aku berjanji.. jadi.. jadi sekarang. Kau jangan menangis. Ada kami.. ada aku dan Krist"

Seperti sihir, ketika Singto mengatakan jangan menangis, maka pada saat itu juga air mata Gulf turun dan membasahi bahu Krist yang memeluknya erat.

"P-pasti sangat berat membesarkanku phi... p-pasti s-sangat berat merawatku dari bayi hingga sebesar ini. P-phii.. i-ibuku hikss.. hiksss.. kasihan sekali phi...."

Ya benar. Yang membuat Gulf menangis sekarang bukan semata-mata karena keanehan ibunya. Tapi, karena orang tuanya yang merawatnya sedari bayi dengan semua kasih sayangnya. Mencintai seorang anak yang tidak tau asal usulnya dari mana.

Jadi, apa yang bisa Gulf berikan untuk membalas semua kebaikan orang tuanya?

Ya. Gulf akan memberikan segalanya.

Termasuk untuk hamil dan mengembalikan kewarasan ibunya.

Termasuk jika itu harus mengorbankan hidupnya

Atau mungkin mengorbankan nyawanya...

Flashback End..


.
.
.
.
.
.
.

Mew masuk kedalam kamarnya, berharap kewarasan Gulf sudah kembali seperti sediakala. Mew terlalu malas untuk tidur di kamar tamu. Terlalu malas untuk mengalah di apartmennya sendiri, maka dari itu dia memilih kembali masuk kedalam kamar untuk mengahadapi suami kecilnya yang ntah sedang kerasukan setan dari mana.

Terlihat Gulf yang sudah tertidur nyenyak dengan nafas teratur dan jejak air mata yang masih tertinggal di pipi cubbynya.

"Aku yang tersinggung, kenapa kau yang menangis hmm?"

Ucap Mew sembari mengusap pipi Gulf yang ntah sejak kapan tangan nakal Mew sudah berada di pipi itu dengan lancangnya.

"Gulf.. kenapa.. kenapa kau harus terlahir sebagai seorang laki-laki.. "

Mew menatap Gulf sendu sembari terus mengusap pipi Gulf dengan hati-hati, takut lelaki manis itu terusik tidurnya.

"Paling tidak.. paling tidak jika kau seorang perempuan walaupun kau Alpha, semua ini.. semua ini masih masuk akal Gulf..."

Ucap Mew sambil pelan-pelan merebahkan dirinya disamping Gulf dan mendekatkan kepala Gulf ke dada bidangnya serta memeluk Gulf erat. Sangat erat.

"Walaupun kau seorang laki-laki, walaupun kau seorang Alpha, walaupun aku tidak bisa membalas cintamu, walaupun semua ini sangat tidak masuk akal, aku mohon.. aku mohon.. jangan katakan kau ingin tidur dengan orang lain lagi.. aku mohon... "

Mew menyelesaikan kalimat terakhirnya sambil ikut memejamkan matanya dan masih diposisi yang sama. Memeluk Gulf.
.
.
.
.
.

Ting..
Ting..
Ting..

Bunyi pesan masuk di ponsel Mew membuat si empunya terbangun dan berdecak kesal. Siapa juga yang menghubunginya disaat matahari belum sepenuhnya terbit? Orang gila mana yang menghubunginya sampai dia terbangun hari ini.

'Si Bodoh'

Ah! Benar. Dia harus menjemput sepupunya ini di bandara. Padahal Mew sudah berjanji sejak 3hari yang lalu. Bisa-bisanya dia lupa.

Mew membuka pesan yang dikirimkan sepupunya itu satu persatu.

'Aku sudah dibandara, sebentar lagi otw flight. Jangan lupa jemput aku saat aku tiba'

'Aku sudah sampai, tapi belum ambil bagasi'

'Kak! Kau kenapa tidak membalas pesanku!! Aku juga tidak melihat kau dimanapun!!'

'Sialan Mew Suppasit apa kau masih tidur!!!'

'Aku bersumpah kak! Jika kau tidak menjemputku dan membiarkanku sendirian menunggumu seperti bule yang sedang tersesat ini, aku tidak akan menegurmu selamanya!'

'Baiklah! Aku akan pulang dengan taxi!!'

'Aku tidak bawa uang cash 😭'

Mew terkekeh. Lucu sekali. Mew pun segera membalas pesan tersebut .

'Aku otw, bright.'
.
.
.
.
.
.

Haiii maaf ya hari ini updetannya dikit banget. Karena mau kalian fokus ke konfliknya dulu. Kalo ga ngerti sama alur ceritanya atau sama konfliknya, tanya aja di kolom komentar yaaa.
Tenang aja pasti aku balas kok, dan aku jelasin. Karena aku mau apa yang aku maksud dicerita ini nyampe kekalian semua yang baca hehe.
.
BTW, THOR LOVE U GUYS 💛❤💚💙💜😘

SUNWhere stories live. Discover now