Eps 18. Meet

56 8 1
                                    

"Dimitri, bagaimana dengan Ella? Apa sudah menemukan jejaknya?" tanya Jeff. Dia memandang asisten Ella dengan penuh harap. Dimitri menggeleng. Dia menunduk, siap mendengarkan segala makian Jeff. Namun, semuanya diluar ekspetasinya. Jeff, orang itu hanya menghela napas pasrah. Dia seolah sudah terlatih mendengar kabar buruk.

"Ya sudah. Aku mau minum soju dulu," ucapnya kemudian menepuk bahu Dimitri dua kali. Dimitri membelalak. Dia menatap kepergian Jeff dengan tanda tanya besar. "Heol? Mengejutkan!"

Dia terburu-buru mengambil ponselnya. Mencari nomor Jiwon. Haish! Dia aslinya sangat malas berurusan dengan bawahannya itu! Dia seenaknya, tapi kerjanya bagus. Dia tidak punya pilihan selain mempertahankannya. Mana ada seorang bawahan berhubungan badan ketika bosnya datang! Astaga! Itu membuatnya sangat ingin menjambak rambutnya sendiri sampai botak!

Sepertinya, dia harus mempertimbangkan untuk memecat Jiwon. Semenjak dia menyarankan Jiwon menikah, sikap kurang ajarnya semakin meningkat drastis. Heol! Memperlakukan bos seperti hyungnim nya sendiri! Bahkan lebih baik orang diluaran sana yang! Tidak waras memang!

"Ji—"

"Baru saja aku ingin menghubungimu. Aku ingin memberikanmu informasi. Tadi siang, ada empat orang pria yang datang ke rumahnya. Sepertinya dia bukan orang asing. Dia tahu password rumah itu," ucap Jiwon di seberang sana. Dimitri mengangguk kecil. Dia menunduk merapihkan kemejanya sejenak.

"Iya, harusnya ada satu orang pria lagi. Dia sedang menjadi trainee. Dia jarang pulang," jawabnya enteng. Jiwon melotot. Haish! Si bujang lapuk ini, kenapa tidak memberitahunya? Kalau dia tahu, dia tidak akan repot-repot mengikutinya hingga gedung agensi.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Yang bertugas memata-matai dan mencari tahu siapa?" Jiwon merotasikan bola matanya malas. Si bujang lapuk itu selalu membalikkan keadaan. Seolah hanya dirinya yang bersalah atas semua ini. "Ya, ini salahku. Tapi, Jian sedang mencoba memulai hubungan dengan lady. Siapa tahu, saat mereka dekat, dia akan menceritakan segalanya," ucapnya. Dimitri mengangguk kecil.

"Istrimu pintar. Dia menggunakan hati sebagai jalan ninja." Jiwon tersenyum bangga di seberang sana. Hei! Tentu saja! Jian kan istrinya. Mungkin kecerdasannya meningkat setelah menikah dengan dirinya.

"Aku minta kau berhati-hati malam ini! Nampaknya mr Jeff mengetahuinya sesuatu," ucapnya memperingatkan. Jiwon menaikkan satu alisnya. Dia hanya mengangguk patuh di seberang sana.

"Saat berkunjung ke sana, aku akan memberimu voice spy dan beberapa kamera kecil. Jian harus pergi ke sana, lalu meletakkannya di tempat yang aman."

"Baiklah."

"Kau harus ekstra hati-hati—" ucapan Dimitri terpotong oleh suara yang sangat dia kenal. "Siapa yang harus berhati-hati, Dimitri?" tanya Jeff sambil mengangkat satu alisnya. Dimitri tetap tenang. Dalam hati, dia berpikir keras.

"Ah! Itu, kekasihku. Dia hamil," ucapnya pada akhirnya. Jiwon di seberang melotot lebar. Dia mengumpat keras. Bisa-bisanya si bujang lapuk itu mengatakan itu! Ya walaupun hanya alibi, dia tidak rela jika diakui kalau sedang hamil. Apa di kepala besarnya tidak satupun ide yang terlintas selain 'pacarku hamil'? Gila! Tidak waras! Stres! Jiwon terus menyumpahi si bujang lapuk itu, agar benar-benar akan lapuk di usianya tanpa menikah! Jiwon menghembuskan napas panjang, memilih mematikan sambungan telepon.

Tut

"Segeralah kau menikahinya. Kalau tidak, mertuamu tidak akan memberikan restunya. Lupakan! Kau mau ikut?" ajak Jeff. Dimitri sedikit membuka mulut, kemudian mengatupkan kembali. "Ke mana mr?" tanya Dimitri. Jeff tertawa sumbang. "Mencari jalang," ucapnya sambil mengerlingkan matanya. Dimitri melotot kaget. Jeff hanya mengibaskan tangannya, mengisyaratkan jika dia hanya bercanda dengan kata-katanya.

"Aku mau minum soju," ralatnya. Dimitri menunduk hormat. Dia tidak bisa menolak. "Baiklah. Saya akan mempersiapkan mobil," jawabnya. Dia mulai berjalan menjauh. Menempelkan ponsel ke telinga kanannya.

"Sayang, aku akan menghubungimu lagi. Kau jangan katakan apapun pada ibumu," ucapnya melanjutkan alibinya. Padahal, dia tau betul jika sambungan teleponnya sudah diputus sejak tadi. Itu hanya formalitas.

"Dia kira aku bodoh?"

ALHAMDULILLAH! AKHIRNYA UPDATE JUGAAAAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALHAMDULILLAH! AKHIRNYA UPDATE JUGAAAAAA.

MINAL AIDIN WAL FA IDZIN SEMUANYAAAAA. MAAF JIKA CHRIE ADA SALAH SAMA KALIAN. Huhu. Molor banget updatenyaaa. Hiks. 😭😭😭😭

Yaudah. Jangan lupa komen.

Makasi

Moga kalian suka 😊😊😊

730 Days My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang