Part 3

518 90 4
                                    

Kini Prilly pun dengan sangat terpaksa harus menyikat wc toilet dan diawasi oleh Ali.

Prilly memegang sikat wc itu menggunakan sarung tangan.

"Bisakah anda menyuruh saya dengan cara yang lebih manusiawi?!" Ucap Prilly kesal.

"Cepat sikat saja jangan banyak bicara." Ucap Ali.

"Oh my god! Jorok dan bau sekali!" Ucap Prilly menutup hidungnya.

Lalu Prilly pun menyikatnya dengan asal dan sesekali menjauh dari wc.

"Sikat yang benar itu masih kotor, pegang sikatnya juga yang benar,bisa tidak sih?" Ucap Ali.

Prilly pun hanya diam dan mulai menyikat lagi.

Ali pun tersenyum lalu memfoto Prilly saat menyikat wc.

"Hey! Jangan lakukan itu!" Ucap Prilly dengan kesal sambil menutup wajahnya.

"Saya melakukannya agar seluruh siswa tahu bahwa kamu adalah seorang murid seorang teladan." Ucap Ali tersenyum miring.

Katarina dan Caroline pun ke toilet.

"Oh my god Prilly!" Ucap keduanya terkejut melihat Prilly sedang menyikat wc.

"Bagaimana bisa kamu melakukan hal menjijikan seperti itu?!" Ucap Caroline.

Prilly pun hanya diam.

"Pasti anda kan yang menyuruh Prilly? Anda ini mencari mati ya? Bila Ayahnya datang ke sekolah dan melihat puterinya sedang diperlakukan seperti ini hidupmu akan berakhir detik ini juga!" Ucap Katarina.

"Dia yang berinisiatif sendiri untuk membantuku, bukan begitu Prilly?" Tanya Ali.

Prilly pun hanya diam menahan amarahnya.

"Prilly." Panggil Ali lagi.

Prilly pun menghela nafasnya untuk mengontrol emosi lalu membalikkan badannya.

"Ya aku sendiri yang berinisiatif ingin membantunya, kalian berdua cepat bantu aku menyikat wc ini." Ucap Prilly.

"What? Prill, seumur hidupku aku belum pernah menyikat wc jangan kan menyikat,memegang sikatnya saja aku geli." Ucap Katarina.

"Iya aku juga tidak pernah." Ucap Caroline.

"Aku lupa aku di panggil oleh ibuku untuk ke ruangannya, Caroline kamu bantu Prilly ya." Ucap Katarina lalu pergi.

"Aku juga lupa aku disuruh Daniel untuk menjadi pengocok kartu poker mereka yang akan bertanding,aku duluan ya Prilly semangat!" Ucap Caroline lalu pergi.

Ali pun tertawa sinis.

"Kamu memiliki banyak teman tetapi sayang sekali fake semua, tidak ada yang mau membantu disaat kamu susah seperti ini." Ucap Ali.

"Mereka bukan temanku." Ucap Prilly lalu melanjutkan menyikat wc lagi.

Renata yang masuk ke toilet pun terkejut melihat Prilly sedang menyikat wc.

"Prilly? Kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Renata.

"Dia sedang menjalani hukuman." Ucap Ali.

"Aku bantu ya." Ucap Renata lalu menguncir rambutnya dan mengambil sikat.

Prilly pun terpaku dengan sikap Renata.

"Ternyata masih ada teman yang tulus kepadamu." Ucap Ali.

"Bisakah anda diam? Dari tadi anda mengoceh terus, apa mulut anda tidak lelah?" Ucap Prilly dengan kesal.

"Okay." Ucap Ali tersenyum sinis.

Skip.

Kini Prilly dan Renata telah selesai dengan tugas menyikat wc.

War In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang