Pak gavin?" tanya seseorang membuat gavin menoleh
"papa?" ucap sierra membuat allan bingung
"Pak arsen?" ucap gavin
Arsen tersenyum lalu menjabat tangan gavin "Kebetulan kita ketemu disini" ucapnya
"Kalian kenal?" tanya allan dan sierra serentak
"Kenal dong, ini rekan kerja papa dulu" ucap arsen yang langsung diangguki gavin
Gavin melepaskan jabatan tangannya "Ini allan, anak pertama saya" allan langsung menyalimi tangan arsen dan renata diikuti sierra menyalimi tangan gavin "sierra om"
"putri satu satunya saya" ucapnya sambil tersenyum
"Kalian temenan?" tanya renata
"temen sekolah mah" ucap sierra
"Oh allan ini yang kamu ceritain?" tanyanya membuat sierra melotot
Allan tertawa geli "Cerita apa tuh?" tanyanya
"kamu bukannya yang dulu beli bubur sama allan?" tanya gavin
Sierra mengangguk "Iya om" sierra menatap mama papanya yang tampak bingung " Jadi kita tetanggaan mah, pah" ucap sierra
Arsen dan renata terlihat kaget, mereka berlanjut mengobrol sebentar sampai akhirnya gavin dan allan pamit pergi duluan
"Jadi yang dimaksud kamu jodohin sama tetangga, sama yang tadi?" tanya gavin
Allan mengangguk semangat "Iya yah, cantik ya" ucap allan sambil tersenyum
"Cantikan bunda" ucap gavin membuat allan mendengus
Saat gavin membuka mobil, terlihatlah wajah kesal azel "loh kamu ikut?" tanya gavin
"Iya dari tadi, kalian kemana dulu sih?"tanyanya kesal
Allan mendengus "Lagian siapa suruh pake celana bocah" ucap allan
Gavin menghela nafasnya, ia naik ke kursi pengemudi diikuti allan naik di kursi belakang
"Yah" panggil allan
"hm"
"Om rino kapan pulang? Allan kasian tiara sendirian di rumah. Ayah kan bisa ngirim orang buat gantiin om rino" ucap allan. Jadi, rino dan adel menjalankan perusahaan milik ayah gavin di amerika
Gavin mengangguk "Udah ayah urus, minggu depan pulang" ucapnya
Allan menganggukan kepalanya
"Kalian ngga bikin bunda pusing kan pas ayah ngga di rumah?" tanya gavin
Allan dan azel saling tatap "Emang kita ngapain?" tanya nya setentak
Gavin berdecak "Ya gatau lah, kan ayah nanya" ucap gavin
"ngga lah, oh nih ni orang pacaran mulu sekarang kalo balik sama keenan" ucap allan membuat azel kesal
"Apaansi sekali doang" ucapnya
"masih inget kan? Gaboleh pacaran dulu" ucap gavin. Karena azel pernah sakit sampai masuk rumah sakit, ngga mau makan cuma gara gara cowo
Azel mengerucutkan bibirnya "Sekarang ngga gitu lagi ko" ucap azel
"belum, kan belum disakitin" ucap allan
"Bang allaan! Bukannya doain yang baik baik" ucap azel
Allan memeluk leher azel dari belakang "Lagian udah gue bilangin masih aja, belum aja lo disakitin" ucap allan
Gavin menggelengkan kepalanya "Adrian kemana?" tanya gavin
Allan berdecak "Kaya gatau aja tu orang tiap hari yang di pegang bukuu mulu, mana mau diajak keluar gini" ucap allan, adrian memang mempunyai hobi membaca. Semua buku akan ia baca termasuk buku pelajaran tentunya..
Gavin hanya mengangguk "Mau jajan dulu ngga?" tanyanya
"MAOOO" ucap azel "Bong loposs"ucapnya saat allan mengangkup pipi azel
Allan terkekeh, ia melepaskan tangannya dari pipi azel
🍁🍁🍁🍁
Allan menatap sierra dengan tatapan jail "ciee suka cerita tentang gue ke nyokap. Cerita apa sih?" tanya allan sambil menatap sierra
Kini allan sedang duduk di kursi viona
Sierra menatap allan kesal "Apasi masih aja di bahas" ucapnya
Allan tertawa "Ngga nyangka sih, pasti lo muji muji gue. Udalah gausah gengsi" ucap allan
"Kata orang sih ya, orang yang suka ke pd an matinya cepet" ucap sierra
Allan mengernyit "Masa? Tapi gue juga pernah denger katanya kalo orang yang gengsinya gede juga matinya cepet" ucap allan
"Yaudah mati barengan aja" ucap sierra asal
Allan tertawa
"Awas ah, bentar lagi masuk ngapain lo disini?" tanya sierra
Allan menaikan bahunya lalu menatap viona yang sedang duduk bersama renal di bangkunya
"Vi, tuker ye" ucapnya sambil memberikan tas viona
Viona menatap sierra lalu menatap arga yang sedari tadi melihat sierra dan allan mengobrol
Viona tersenyum "Boleh ko, sini tas gue" ucapnya sambil tersenyum
Sierra membelalakan matanya "loh? Kenapa ra? Udah sama allan aja ya? Gue pengen sama renal" ucap nya
Sierra menatap viona kesal "Apa lo ketawa?" tanyanya sambil menatap allan
"Galak bener" gerutu allan
Ta lama kemudian guru matematika masuk, tubuh sierra menegang. Ia lupa mengerjakan pr nya
"Baik, kumpulkan terlebih dahulu pr minggu kemarin" ucapnya membuat sierra panik
Sierra menatap allan sambil tersenyum, sekali kali ia yang membuat allan kesal. Sierra mengambil buku allan dan menyimpan buku itu di kolong mejanya
"lah ken-
Sierra mengangkat tangannya "Maaf bu, saya sama allan lupa mengerjakan tugas"
"Enak aj-"
"Kenapa?" tanya guru tersebut
"Bu say-"
"Kita berdua lupa bu" potong sierra membuat allan melotot
"Bersihkan taman belakang" ucap guru itu
Sierra mengangguk dan menarik allan keluarr
"Ken-"
"Berisik" ucap sierra
"Gue kan tadi ngerjain. Kenapa? Lo pengen berduaan sama gue? Gue tau ra gue tau, tapi tolonglah lo tahan dulu bentar" ucap allan
Sierra memutar bola matanya malas "Kenapa lo lakuin itu?" tanya allan
"Gue belum ngerjain" ucapnya
"Jadi lo cuma jadiin gue buat jadi temen lo di hukum doang?" tanya allan
"Iya, kesel ngga? Gue sengaja bikin lo kesel" ucap sierra
Allan terkekeh "Ngga, gue seneng malah" ucapnya membuat sierra menatap allan tak habis fikir
"Sering sering ya, gue suka gausah pusing pusing mikir" ucap allan
"Yok ke kantin" ucap allan
Sierra menatap allan aneh "Ini niatnya gue pengen bikin lo kesel kenapa gue yang kesel?" tanya sierra
Allan tertawa mendengar ucapan sierra
YOU ARE READING
ALLAN
FantasySequel "MY PERFECT HUSBAND". "Jamet yang ada" ucap sierra kesal "Mana ada jamet seganteng gue" ucap allan sambil tertawa geli "Ada, lo"ucap sierra kesal "Bentar bentar, berarti gue ganteng?"tanyanya Sierra menatap allan kesal "ALLAN PERGI GA LO...