26

1.6K 379 11
                                    

Setelah memastikan Dewi sudah tertidur, Dewa keluar dari kamar. Saat dia sudah di luar kamar, dia melihat Indah sedang membimbing Yanti masuk ke dalam rumah. Yanti terlihat masih menangis dan dalam keadaan shock.

Indah membimbing Yanti menuju ke kamarnya agar Yanti bisa beristirahat. Dewa mengikuti dari belakang karen khawatir dengan keadaan mamanya.

"Ada apa?" Tanya Dewa.

Indah kemudian mengajak Dewa keluar kamar Yanti dan membiarkan Yanti sendiri dulu.
"Sinta, kami bertemu di pemakaman dan seperti biasa dia akan menyalahkan Yanti dan berkata kasar. Membuat Yanti merasa bersalah padahal bukan salah Yanti. Sebaiknya kau panggil dokter untuk mamamu, tante khawatir darah tingginya akan kambuh karena ini" Ucap Indah

"Kenapa harus wanita iblis itu lagi, dia juga tadi menemui Dewi. Menampar Dewi hingga terluka dan Dewi menjadi histeris karena dikatai jalang dan di permalukan di depan umum" Ucap Dewa kesal.

"Wanita itu memang sudah keterlaluan, dia sudah gila. Dia tidak terima semua yang terjadi pada dirinya. Kau harus waspada Dewa, Yanti dan Dewi akan mudah tersakiti hanya oleh kata-kata Yasinta" Ucap Indah.

"Tante jangan khawatir, aku tidak akan biarkan wanita iblis mendekati Dewi dan mama" Ucap Dewa.

"Oke baiklah nak, tante harus kembali". Indah kemudian meninggalkan rumah Dewa. Dewa masuk ke dalam kamar mamanya untuk kembali melihat keadaan mamanya.

"Ma" Ucap Dewa sambil duduk di samping mamanya. Dia mengenggam tangan mamanya yang saat ini masih menangis.
"Mama gak menyangka dia akan berpikiran seperti itu. Mama menyanyangi dia, adik kecil mama yang harus mama jaga. Bahkan kakek dan nenekmu dulu sangat menyayanginya. Kami terlalu menyayanginya sampai-sampai semua pekerjaan yang berat atau berbahaya mama ambil alih. Kami hanya mau dia bahagia, bermain dan semua keinginannya terpenuhi. Mama tidak pernah menyangka itu akan membuat dia merasa tersingkirkan. Mama tidak menyangka itu membuat dia berpikir bahwa mama yang akan di puji. Ini hanya cara kami menyayanginya bukan untuk membuat dia merasa terabaikan". Yanti mengenang masa dulu di mana dia dan Yasinta masih kecil.

"Ma, seharusnya dia bisa melihat kasih sayang mama, kakek dan nenek. Seharusnya dia bisa merasakan ma. Terbukti dari semua yang sudah dia dapatkan. Apapun yang dia inginkan selalu terpenuhi. Yang tidak dia dapatkan adalah dia hanya merasa dia tersingkir padahal tidak. Jika dia memang tersingkir maka semua keinginannya tidak akan terpenuhi ma. Memang dasar hatinya yang jahat" Ucap Dewa.

Yanti diam, dia pikir selama ini pasti Yasinta sudah sangat salah paham pada dirinya dan dia harus berbicara dengan Yasinta.

"Mama harus berbicara dengannya secara pribadi" Ucap Yanti

"Tidak ma,pertama aku gak izinkan karena dia juga tadi menemui Dewi dan menyakiti Dewi membuat Dewi histeris dan mempermalukan Dewi di depan umum, kedua aku mama istirahat karena aku akan memanggil dokter untuk memeriksa mama". Dewa berkata dengan nada tidak terbantahkan.

"Dia menyakiti Dewi? Ya ampun, kenapa dia begitu. Dewi tidak salah dan bukan penghalang dirinya" Ucap Yanti sedih

"Mama jangan khawatir, Dewi sudah lebih baik. Dia sedang istirahat dan aku juga mau mama seperti itu" Ucap Dewa

"Baiklah" Ucap Yanti akhirnya.
Dewa menelepon dokter untuk memeriksa Yanti. Dia tidak ingin mamanya seperti ini, merasa bersalah untuk wanita yang tidak tahu diri itu apalagi Dewi  juga terkena imbasnya. Dewa akan mengurus masalah ini, dia tidak akan membiarkan Yasinta mendekati mamanya dan Dewi lagi.

***
Dewi bangun tapi perasaannya masih belum terlalu baik. Dia juga merasakan perih pada pipinya.
"Mas" Panggilnya

"Sayang" Ucap Dewa yang ada di sampingnya.

DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi Ebook)Where stories live. Discover now